PastRutinitas di awal pagi hari yang selalu sama. Bukan menjadi perintah, tapi kebiasaan dari setiap manusia yang hidup.
Kali ini, terlihat seorang gadis berambut tak tertata alias acak-acakan berjalan keluar dari huniannya dengan mata menyipit yang sudutnya masih terlihat kotoran kecil. Kakinya melangkah gontai ke hunian sebelah yang berjarak 2 hunian dari huniannya.
Tak sengaja, kakinya tersandung kerikil. Secara lepas, kata kata terburuk keluar dari mulutnya.
"Sialan."
Lelaki manis yang baru saja keluar dari huniannya melihat sosok gadis yang mirip gelandangan hanya memasang tampang datar.
Menurutnya sudah biasa, namun dihatinya sedikit tertawa. Tingkah bodoh yang tak pernah berubah.
"Hey"
Gadis itu menoleh.
Kemudian berdecak kesal."Sudah kubilang untuk bolos saja"
"Hari ini kelulusanku. Jika ku tinggal, aku takkan mendapat Ijazah kebanggaanku selama 3 tahun ini" Jeongin. Lelaki itu berpakaian rapi untuk pergi ke acara penting. Menurutnya.
"Ya ya ya" Gadis itu memutar bola matanya.
"Akhirnya sama saja. Kamu akan mengurus Toko itu""Setidaknya aku akan mengembangkan toko ini. Setelah aku lulus Kuliah" Jeongin tersenyum.
"hah!?"
Jeongin masih tersenyum.
"Sungguhan ?. Kamu ambil kuliah ?" Lia melongo. Tak percaya.
"kalo aku dapat beasiswa" Jeongin berkata dengan sedikit membungkukkan badan, seolah berbisik padahal jaraknya dengan Lia agak jauh.
"Ok Ok terserah" Lia melambaikan tangan menyerah.
Jeongin masih tetap dengan senyumnya yang justru terlihat aneh dimata Lia.
"Aku pergi dulu, sampai nanti Lia"
Lia menatap datar kepergian Jeongin. Batinnya menolak kerasa jika lelaki bermata rubah itu akan segera lulus SMA. Dilihat dari tingkahnya saja yang berlari riang itu meyakinkan Lia kalau Jeongin masih anak-anak.
∆∆∆∆∆∆
"
Pergilah"
"Apa ? "
"Ibu menyuruhmu pergi"
"Maksud kakak ?"
"Itu daftar belanjaan yang harus kamu beli"
"Kenapa aku ?"
"Itung-itung belajar jadi calon suami yang baik"
Suara perdebatan kecil di dapur. Sang Ibunda melangkah ringan dengan plester koyo yang menempel pada kedua sisi lehernya.
"Kenapa tidak pergi berdua saja ? Adil kan? Dio yang menawar, Lino yang membawa belanjaan" Ibunya menengahi.
"TIDAKK!"
"No"Keduanya menjawab serempak.
Dio, sang kakak. Memasang wajah cuek dan tak peduli.
"Aku banyak tugas, dan sebentar lagi shiftku dimulai" Dio mengeringkan tangannya dengan serbet kecil setelah mencuci piring. Sebelumnya dia santai melakukan aktifitas menyuci perabot pecah belah tersebut, namun ocehan lino merubah moodnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)
FanfictionStory from Xilanney. Just publish in here. Alternatif-Universe (AU) Normal ? Menyimpang ? Lia akan berpikir sejenak. . . Soundtrack : VIXX - Beautiful liar Im sorry .... Sebagian cerita aku Unpublish 1 desember 2019 2 agustus 2020 ®Xilanney®Ori...