Pagi ini, dengan setelan formal Jean mengunjungi kediaman Lia. Langkah kaki seiring dengan nada yang ia gumamkan. Menghilangkan rasa sunyi yang mengelilingi.
Berangkat lebih cepat beberapa jam dari sebuah acara yang akan ia hadiri. Berasalan menghirup udara segar sebagai penghilang kegugupan adalah cara agar dapat bertemu 'dia'.
Ia berhenti di tengah jalan yang senggang. Netra tajamnya melirik ke kanan dan kiri bergantian sembari berpikir siapa yang harus ia temui terlebih dahulu.
Bibir tebalnya berdecak pelan.
"Kenapa mereka tidak satu rumah saja sih. Aku tidak akan kebingungan kalau begini"
Keputusannya berakhir ke arah kanan. Hunian kecil yang terlihat hangat.
Kepalan tangannya ingin mengetuk pintu tersebut. Namun ia urungkan saat terlintas pemikiran untuk membukanya langsung.
Cklek
Terbuka,
Bisa di pastikan jika pemilik rumah tak mengunci pintu sejak semalam atau mungkin, sedang keluar di pagi buta untuk urusan sesuatu.
Mungkin saja.Sedikit lancang, Jean memasuki bangunan kecil itu. Kondisinya tidak terlalu berantakan, cukup tertata rapi.
Mengelilingi setiap posisi benda yang tertata di tempat, bibirnya mengulum senyum. Melihat penempatan benda yang tidak normal secara umum, tetapi malah memberikan kesan menarik saat dilihat."Jiwa seninya lumayan aneh, tapi juga menarik"
Tuk tuk tuk
Bunyi ketukan di atas lantai tak mengganggu atensi lelaki berpakaian formal tersebut.
"Jean ? Ada apa kemari ?" Seorang gadis dengan kantung plastik di kedua tangan muncul dari arah lorong menuju pintu.
Lelaki bermata sipit membalikkan badan. Bibirnya masih mengulum senyum.
"Gila ya ?" Singkat Lia.
Tangannya menjulur ke arah meja dekat sofa guna menaruh kantung plastik yang ia bawa.
"Seleramu aneh. Tapi kenapa aku tak bosan memandangnya ?"
Jempol dan telunjuknya terbuka sambil mengusap dagu pelan.Lia menatap intens laki-laki di depannya.
"Ada hubungannya dengan mu ?""Bagaimana bisa kamu masuk seenakknya ke dalam rumah ku ? Tanpa seizinku. Dan.. " bibirnya mencebik pelan.
"Pakaian se formal itu, apa tujuanmu ?"
Jean merasa hawa kekhawatiran muncul.
"Aku memiliki acara nanti--"Lia merasa muak mendengarnya.
"Masa bodoh dengan acara. Itu bukan urusanku, dan aku tidak ada hubungannya denganmu sama sekali. Sekarang pergi.""Ada masalah, hm ? Cerita pada ku"
"Apapun masalah yang terjadi padaku. Kamu tidak akan pernah bisa mengatasinya." Tekan Lia.
"Lino ? Itu maksudmu ?"
Dahi Lia mengernyit. Menerka-nerka darimana lelaki sok tahu ini mengetahui tentang Lino.
Cukup sudah,
Jean adalah kumpulan orang yang tidak sabaran dan tak tega melihat orang yang ia sayangi menderita terlalu dalam karena rahasia yang terungkap.
Sret
Tangan besarnya menyodorkan sebuah ponsel dengan case abu-abu milik Lia dari saku jas yang ia pakai.

KAMU SEDANG MEMBACA
••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)
FanfictionStory from Xilanney. Just publish in here. Alternatif-Universe (AU) Normal ? Menyimpang ? Lia akan berpikir sejenak. . . Soundtrack : VIXX - Beautiful liar Im sorry .... Sebagian cerita aku Unpublish 1 desember 2019 2 agustus 2020 ®Xilanney®Ori...