Lia termenung memikirkan pertemuannya dengan Lino tadi pagi. Jiwa dan raganya tak berada di sekitarnya, tetapi kenangan dan bayangan rupanya si kucing besar itu masih muncul. Enggan singgah dari pikiran Lia.
Trakk
Sebuah amplop besar mendarat di atas pangkuan Lia. Kepalanya menengok ke arah amplop besar terlempar.
"Ayah" gumamnya.
Ayah Lia mendudukkan diri di samping putri cantiknya. Kepalanya tertunduk sebentar diiringi helaan nafas yang keluar.
"Lia" sorot mata yang teduh membuat Lia merasa bersalah. Dari berbagai sisi, Lia merasa jika ini kesalahannya.
"Ayah minta maaf jika selama ini tak mengetahui keinginanmu dengan baik. Soal impian mu juga."
"Ayah sudah mencari dari berbagai sumber dan mendapatkannya sesegera mungkin."
"Maksud Ayah ?" Lia bingung dengan arah pembicaraan Ayahnya ini.
"Designer. Keinginanmu menjadi designer lebih kuat dari soal permasalahan hukum atau perhitungan uang, bukan ?"
Lia bungkam, menunggu kelanjutan Ayahnya.
"Di amplop itu ada brosur, beberapa data yang harus kamu isi. Disitu juga tertera rincian yang mungkin perlu kamu ketahui."
Lia membuka amplop di pangkuannya dengan cepat. Matanya membulat kecil, melihat nama universitas bergengsi yang terletak di benua lain.
"Eropa ?"
Ayah Lia tersenyum manis.
"Itu hal bagus. Kamu bisa mengembangkan idemu. Dan bebas melakukan apa pun keinginanmu."Lia semakin merasa tak enak dengan ayahnya.
Masalahnya Lia telah menghabiskan banyak uang selama beberapa bulan untuk biaya kuliah, sedangkan gadis itu tak menjalankan tugasnya."Bukankah ini berlebihan ? Aku tidak meminta ini. Aku sudah melupakannya."
"Haru." Singkat ayahnya.
"Hah ?"
"Kamu akan tinggal disana bersama Haru. Sebagian biaya, Haru yang membiayainya."
Alis Lia menyatu, memperlihatkan kerutan di antara keduanya.
" Haru ? Jadi ? Dia ?"
"Jangan terlalu berpikir berlebihan," usapan pelan Lia rasakan di pucuk kepala.
"Lelaki yang kamu temui tadi, dia sudah menikah kan ? Lebih baik kamu bersama Haru, Ayah mengenal lelaki itu dengan baik. Jangan menjadi perusak hubungan orang. Lepaskan secara perlahan, meskipun itu menyakitkan"Selepas mengatakan tersebut, Pria paruh baya itu meninggalkan Lia dengan pikiran apa yang harus ia lakukan.
Ia menangkap pembicaraan Ayahnya yang bermaksud untuk menjodohkan nya dengan Haru, sosok yang tak pernah Lia temui. Ia seperti menjalani adat jaman dahulu.
∆∆\∆∆\∆∆
"Sudah tidak ada yang tertinggal lagi barang mu ?" Suara dalam milik seorang pria yang tengah menarik koper besar warna hitam dengan langkahnya yang maskulin.
Pagi menjelang siang ini, Lia akan berangkat menuju negara yang berbeda benua dengannya. Tepat setelah pembicaraanya dengan sang ayah kemarin siang.
Ia sempat menolah keras dan mengucapkan kata-kata sial dalam hatinya. Dan berakhir sia-sia.
Lia pikir, ia berangkat sendiri. Duduk bersama orang asing di dalam pesawat. Kemudian tak sengaja berkenalan dan Boommm... Jalan cerita hidup Lia akan berbeda.

KAMU SEDANG MEMBACA
••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)
FanfictionStory from Xilanney. Just publish in here. Alternatif-Universe (AU) Normal ? Menyimpang ? Lia akan berpikir sejenak. . . Soundtrack : VIXX - Beautiful liar Im sorry .... Sebagian cerita aku Unpublish 1 desember 2019 2 agustus 2020 ®Xilanney®Ori...