15

45 9 1
                                    

Merasa seperti obat nyamuk, Jean memutuskan keluar dari hunian Jeongin. Mengabaikan rencana sebelumnya untuk membantu lelaki sejenis rubah itu membereskan rumah.

Merasa bosan, Jean berniat memainkan ponsel. Saat tangannya menarik benda pipih dari saku celana yang ia kenakan. Bukan ponsel dengan casing hitam miliknya, melainkan case berwarna abu-abu.

Tangan satunya menepuk pelan dahi. Ia salah mengambil ponsel. Juga kenapa Jeongin tak segera menaruh ponsel Lia di kamar tadi, menyimpan benda itu di dekat.

Sudah terlanjur.

Mumpung ia sedang berada di Luar, jauh dari keberadaan Jeongin. Ia mengutak atik ponsel Lia. Bersyukur ponsel itu tak terkunci oleh pemiliknya.

Mata sipitnya mengamati walpaper layar. Dua anak manusia yang tersenyum bahagia.

Lia dan seseorang yang tak ia ketahui.

Tunggu, Jean seperti pernah melihat laki-laki itu. Mungkin hanya mirip.

Ia tak peduli.

Dengan iseng, dia membuka aplikasi foto. Menemukan banyak foto kucing yang di yakini pasti milik gadis berwajah cuek itu. Foto dirinya hanya beberapa. Jempol Jean menggulir satu persatu foto. Bibirnya tersenyum kecil.

"Kamu manis, sungguh. Aku tidak bohong. Menggemaskan. Sama seperti Jeongin. Tapi kenapa aku tidak tertarik denganmu ?."

Saat layar bergulir ke foto berikutnya, muncul gambar Lia dengan wajah tersenyum sambil menatap komedi putar dengan background langit malam juga jari yang berbentuk love sign tepat di depan kamera. Seperti seseorang yang mengambil foto ini sengaja melakukannya.

"Lia punya pacar ?, Sayang sekali."

Merasa bosan, ia mengintip roomchat Lia. Tidak banyak pesan, karena sebagian telah terhapus.

Ia melihat belasan pesan dari akun bernama Lino. Dan belum terbaca.
Jean ragu, haruskah ia membuka pesan itu ? Mungkin ia lancang, tapi jarinya gatal.

Kedua matanya sedikit melebar. Barisan pesan yang berisi jika seseorang yang bernama Lino ini, akan pergi dan tak kembali kemari. Pesan lainnya menyuruh Lia untuk menunggu nya. Dan beberapa permintaan maaf jika orang itu tak bisa membantunya.

Tak lupa di akhir, pernyataan perasaan yang membuat Jean tersenyum kecil.

'aku mencintaimu'

"Sudah memiliki pacar ternyata."

Ingatan Jean kembali ke beberapa waktu lalu, dimana ia melihat Lia yang tampak murung.
Mungkin karna ia tidak mencari ponselnya dan belum melihat pesan dari laki-laki itu.

Jean berniat menyimpan ponsel Lia, dan akan memberikan nya di saat waktu yang tepat.



∆∆∆∆∆




Lino bersyukur, kehadiran gadis di sampingnya ini membawa keuntungan. Ia bisa keluar dengan tanpa curiga. Donna mengajak Lino untuk berbelanja, sebenarnya atas desakan Ibu Lino sebagai awal pendekatan katanya. Lino memanfaatkan kesempatan ini untuk memperbaiki ponselnya pada Phone Service. Bukan karena ia tak mampu membeli ponsel baru, ponsel yang berada di sakunya ini memiliki banyak informasi yang belum ia simpan, juga informasi mengenai kabar Lia. Lino merindukan Lia, sangat, bahkan terlalu banyak.

Donna mengajaknya ke Mall super besar. Di dalamnya terdapat Phone service mini, setidaknya ia bisa berbicara sebentar mengenai ponselnya ini. Hanya menemani Donna, mencari celah kesenggangan, lalu menuju tempat ini. Lino berharap Donna tidak mengetahui ini. Bisa gawat, gadis itu bisa saja mengadukan pada Ibunya.

••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang