Lia duduk termenung di teras huniannya, di temani Jeongin yang sibuk dengan ponselnya.
Pikirannya masih terngiang dengan kejadian tadi pagi."....aku akan menciummu..."
"Aaahhh"
Jeongin yang berada di sebelahnya terkejut heran. Lia setengah berteriak tiba-tiba. Kondisi melamun, lalu setengah berteriak sambil mengacak rambutnya kesal.
Kerasukan.
Itu yang terlintas di pikiran Jeongin.
Segera lelaki itu mengguncang bahu Lia keras, dan membacakan doa-doa yang ia hafal di luar kepala."Lepas Jeongin, apa yang kamu lakukan ?" Lia sedikit menggeram.
"Astaga, hantunya bereaksi."
Dengan sangat khusyuk, lelaki bermata rubah itu kembali berdoa."STOP!??"
Hening.
Lia menoleh
"Apa yang kamu pikirkan ? Aku kerasukan ? Cih, yang benar saja. Hantu mungkin akan takut dengan ku. Atau bahkan menjauh. Laki-laki seorang pun bahkan perempuan tak ada yang mau mendekatiku. Apalagi hantu" Bibir kecil itu berbicara tanpa henti atau jeda.Setelah mengatakan itu, Lia menangis.
Tidak meraung-raung, namun suaranya terdengar di buat-buat."Masalah percintaan ternyata"
"Bukan masalah lagi, aku seperti anak kecil yang baru mengenal cinta. Tak mengerti teorinya."
"Ohhh"
"Apa ?" Lia menghentikan tangisannya, tangisan yang di buat-buat mungkin.
"Apa yang Lino lakukan tadi ? Ku lihat tadi saat akan berangkat kuliah, laki-laki itu mendekatkan wajahnya ke arahmu. Dia melakukan sesuatu ?" Selidik Jeongin.
"A-a.. eh- tidak"
Jeongin menyipit ke arah Lia.
"Berhenti seperti itu, matamu semakin menghilang"
Jeongin menyiapkan kakinya untuk menendang Lia. Gadis itu selalu mengalihkan pembicaraan jika itu darurat.
"Oke oke. Dia hanya mendekatkan wajahnya padaku. Dan mengatakan.... "
"Apa ?" Ucap Jeongin tak sabaran.
"Akan menciumku"
"Hah?!"
"Sialan lelaki itu"
"Kamu menerimanya ? Dia menciummu sungguhan ?"Lia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Nanananana
Bunyi ponsel di saku Lia adalah pertolongan. Beruntung dia sudah mengganti nada dering ponselnya.
Lia memiliki alasan untuk segara kabur dari hadapan Jeongin. Lelaki itu terlihat memiliki dendam dengan oknum yang bernama Lino.
"Aku pergi dulu in. Daaaa"
Jeongin menendang kesal kerikil yang ada di depannya. Ia tak tau mengapa sangat kesal jika melihat manusia bernama Lino itu.
∆∆∆∆
"Halo ?" Lia bersuara saat di rasa sudah menjauh dari Jeongin.
"Ibu kemarin menelfon mu. Tapi tidak aktif. Kamu sedang sibuk ya?"
Suara lembut ibu nya memasuki kuping nya.
"Maaf bu, Lia sedikit sibuk jadi memutuskan untuk menonaktifkan ponsel. Jeongin terkadang suka menganggu dengan misscall yang tak jelas bu."

KAMU SEDANG MEMBACA
••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)
FanfictionStory from Xilanney. Just publish in here. Alternatif-Universe (AU) Normal ? Menyimpang ? Lia akan berpikir sejenak. . . Soundtrack : VIXX - Beautiful liar Im sorry .... Sebagian cerita aku Unpublish 1 desember 2019 2 agustus 2020 ®Xilanney®Ori...