3

162 17 0
                                    

"Aku lupa. Lain kali kalau ingin kenal inbox dulu" ucap Lia malas.

Kedua pasang mata lelaki menatap aneh Lia.

"In, aku minta makan ya" setelah berucap. Lia menerobos masuk ke ruang tengah Jeongin yang merangkap dengan tempat makan. Tidak merasa ragu atau sungkan sama sekali.

"Ehm. Maaf ya atas kejadian barusan" Jeongin meminta maaf.
"Tapi apa kalian saling kenal sebelumnya ?"

"Tidak. Hanya bertemu sebentar. Dan ku rasa dia lupa"

☆☆☆☆

Pengumuman penerimaan Mahasiswa baru telah di ungkap pada lembaran kertas yang terpampang di papan universitas. Jeongin yang telah melalui serangkai ujian bersiap menuju universitas dan berdoa, semoga keinginannya terkabul. Pendiriannya tetap. Meski Lia meracuninya dengan berbagai hal, ia tak goyah.

Senyuman manis melekat di wajahnya. Seolah itu adalah tempelan yang tak bisa lepas karna perekatnya yang kuat.

"Hey"

Jeongin menoleh.

"Semangat sekali"

"Doakan aku yaa" melambai dan berlari cepat.

Lia yang menyapa tadi heran. Ada apa dengan Jeongin ?, pikirnya.
Otak berpikir keras.
"Oh. JEONGIN DITERIMA ?" otaknya terkoneksi cepat. Mungkin setelah makan udang pemberian Jeongin semalam.

☆☆☆☆

Jean tersenyum senang. Kala ia berhasil masuk ke fakultas impiannya. Pikirannya mengingat bahwa Lisa, gadis yang ia incar juga masuk ke fakultas yang tempatnya bersebelahan dengan tempatnya. Jodoh tak akan kemana, pikirnya.

Kedua matanya menangkap keberadaan Lisa.

"Lisaa" panggilnya.

Lisa yang baru saja keluar dari kerumunan menolehkan kepala. Dan tersenyum setelahnya.

"Kita berdua berhasil"

"Mungkin jodoh"

"Hah ?"

"Ayo beli telur rebus"

Lisa semakin bingung dengan tingkah Jean. Lelaki itu menariknya tiba-tiba dan membawa menjauh dari area universitas.

Jeongin yang baru saja akan masuk ke dalam universitas menghentikan langkah. Netranya melihat Jean dengan seorang gadis. Bergandengan tangan. Pikiran Jeongin mendadak liar.

'Dia playboy?' Batinnya.

Tangannya mengepal. Hatinya merasa sakit. Bukan, Jeongin bukan sakit hati dengan Jean. Tapi ia sakit saat melihat Yuna, gadis yang ia suka harus di selingkuhi dengan cara seperti ini.

Melupakan sejenak hubungan tak jelas itu. Jeongin melangkah ke lembaran kertas yang tertempel rapi di papan pengumuman.
Matanya menelusuri tiap nama yang tertera. Dan ..

"Woaaa" ucapnya pelan. Tangannya yang bebas menutup mulut. Tak percaya dengan ini.

Tak lama, senyuman kebanggaannya muncul di bibirnya. Dan bergegas pulang menemui si bar-bar yang mungkin sudah tau dengan hasil pengumumannya.

"Liiiaaaaaaaa"

"LIAAAAAAA"

Jeongin berteriak. Mencari Lia.

"Apa sih" Lia yang baru saja selesai memasak keluar dari huniannya. Ia terkejut saat Jeongin memeluknya tiba-tiba. Jantungnya kembali berdebar. Ini aneh, pikirnya.

••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang