9

55 10 1
                                    

Kedua kaki Lino melangkah ringan dengan senyum manis di bibirnya. Berkunjung ke rumah Lia tidak masalah sepertinya. Sehabis dimarahi oleh kakaknya tadi pagi, moodnya turun drastis. Kesal. Hanya karna telat 1 menit saja sudah si ceramahi.

Sebelumnya ia berjanji akan kembali pulang pukul 5 pagi, tapi pulang saat 5.01. kakaknya yang memang selalu tepat waktu, menggeram marah karna terlambat menuju tujuannya yang di yakini tidak tepat waktu.

Lino berdecih dalam hati jika mengingatnya.

Kakinya berhenti melangkah saat melihat dua orang berdekap erat. Matanya menyipit meneliti keduanya.

"Lia ?" Gumamnya pelan.

Hatinya linu seketika.

"Bukan masalah sih, tapi aku tidak bisa menerima fakta bahwa kalian bersaudara"

Niat tujuan ingin menghibur diri dengan mengunjungi gadis yang ia taksir, malah berakhir nyeri hati.

Jarak beberapa meter dari kediaman Lino berada. Jeongin tak sengaja melirik ke arah posisi lino berdiri. Ia tak sengaja menatapnya.
Menghiraukan Lia yang berceloteh di depannya, mata rubah Jeongin mengamati gerak lelaki mirip aktor tersebut.

"Pacar mu" pelan Jeongin.

Lia tersentak.

"Ha ?" Kepalanya ia tolehkan mengikuti arah pandang Jeongin.

Lino ?

"HHEY LINNOO"

Jeongin berdecak sebal, telinganya berdengung.

"Bisa pelan tidak sih teriaknya"

Lia tak menjawab, kakinya melangkah cepat ke arah Lino.

Lino menghentikan langkahnya saat akan berjalan pulang.

Sial. Batinnya.

Niat hati ingin segera pergi agar tak ketahuan, gagal.

"Mau kemana ?" Lia menatap dengan wajah ceria.

Jelas lah, Lelaki pecinta kucing itu adalah belahan jiwanya.

"Kucing, ituu.. aku mau menyapa kucing lewat. Setidaknya aku harus menyapa kucing liar setiap hari"

Random.

Lino tak tau harus menjawab apa. Di hadapkan dengan sang crush membuat otaknya tak bisa berpikir jernih.
Lia bukannya menatap aneh, justru tertawa.

"Ayah yang baik harus seperti itu kan"

"Oh eum.. ya" Lino tertawa canggung.

"Aku bahkan belum menyapa anakku"

"Knowi ?"

"Bukan, aku mengganti namanya." Lia memberi jeda sebentar. "Iyen"

1

2

3

"HAHAHAHA" lino tertawa kencang.

Jeongin yang baru saja membuka tokonya langsung menoleh ke arah sumber suara.

Bahkan kucing yang barusaja akan melakukan kawin mendadak berhenti. Cicak di dinding yang serius dengan aksi pencurian, langsung kabur.

Lia menunduk malu, bukan karna tersipu. Beberapa orang lewat menatap mereka aneh.

"Dia bukan siapa-siapa. Aku tidak mengenalnya" lalu kakinya melangkah pergi meninggalkan Lelaki itu tertawa sendiri.

••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang