Jeongin merajuk. Insiden yang terlewat beberapa hari yang lalu masih membekas di ingatan Jeongin. Lia sudah menjelaskan semua tapi entah, jeongin merasa kurang puas.
Hari ini tepat ospek pertama Jeongin, ia berjalan santai mengabaikan Lia yang berdiri mematung di depan huniannya. Lelaki bersuari legam itu melewatinya tanpa mengucapkan satu kata pun.
"Childish" Lia berucap pelan. Meski begitu Jeongin yang lewat tepat di depannya mendengar.
"Apa?"
"Kamu childish" setelah mengatakan itu. Lia memasuki huniannya.
Jeongin merasa aneh. Gadis yang lebih tua beberapa bulan darinya itu tak biasanya begitu.
"Apa sekarang dia yang merajuk ?" Heran Jeongin.
Bermenit menit berjalannya waktu. Kedua kakinya sampai di tujuannya, unversitas. Melangkah pelan menuju aula, menyambut upacara penerimaan mahasiswa baru.
Tepukan pelan di pundak menghentikan langkahnya. Kepalanya menoleh.
"Kupikir aku salah orang" tersangka penepuk bersuara diakhiri cengiran kecil khasnya.
Jeong memutar matanya malas.
"Aku belum pernah merasa sial sebelum dipertemukan denganmu di universitas yang sama. Semoga kita tidak satu fakultas. Itu terdengar membosankan""Kamu masih marah karna aku mendekati pacarmu ?" Lino merangkul ringan bahu Jeongin. Namun di tepis segera.
"Berhenti sok akrab denganku. Dan aku bukan pacarnya tapi aku temannya. Oh mungkin kami keluarga."
"Keluarga ? Dari caramu berbicara, seperti ada rasa tertarik-"
Ucapan Lino terhenti ketika bunyi pemberitahuan pada speaker untuk segera berkumpul di aula.
"Jangan mencoba untuk mendekatinya lagi. Atau hidupmu akan kesulitan" ancam Jeongin sebelum bergegas menuju aula.
Lino tersenyum lucu menatap kepergian Jeongin.
Di ruang lain yang penuh dengan nyawa manusia, berbaris rapi murid baru. Jeongin berdiri tenang dengan mata mengeliling sekitar. Pikirnya mungkin akan bertemu dengan seseorang yang dikenal.
Got it,
Saat netranya menoleh di samping kanan, bola matanya sedikit membesar. Namun ia normalkan kembali. Jean berada tepat disampingnya. Jeongin tak menyangka bahwa lelaki yang mendekati Yuna juga perempuan yang ia temui beberapa hari yang lalu berada di unversitas yang sama dengannya. Pikiran Jeongin sedang menyusun kalimat yang akan ia lemparkan pada lelaki bersurai kecoklatan ini.
"Ehem" Jean sedikit berdeham. Jeongin yang berada disampingnya menoleh. Menetap lekat postur wajah lelaki bermata sipit nan tajam itu. Sedang Jean yang merasa ditatap, menolehkan kepalanya.
"Apa?"
"Bukan apa-apa"
"Naksir ya"
"Hah? Jangan menghayal. Siapa yang akan menyukai lelaki bertampang playboy sepertimu." Sungut Jeongin.
"Hey. Aku hanya bercanda. Kenapa kamu nyulut?" Jean ikut bersungut.
Jeongin mendekatkan wajahnya sedikit. Menatap tajam kedua manik mata yang sedikit menyipit.
"Aku berharap kamu tidak menduakan gadis itu"Jean bingung. Gadis siapa yang dimaksud lelaki berwajah manis disampingnya ini. Lagi pula aku tak mengenal lelaki ini, batinnya.
Jeongin menjauhkan kepalanya dan berdiri tegap seperti semula. Raut wajahnya sedikit lega setelah mengatakan hal yang mengganjal hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
••UNTITLE [Lee know] •• (Finished)
FanficStory from Xilanney. Just publish in here. Alternatif-Universe (AU) Normal ? Menyimpang ? Lia akan berpikir sejenak. . . Soundtrack : VIXX - Beautiful liar Im sorry .... Sebagian cerita aku Unpublish 1 desember 2019 2 agustus 2020 ®Xilanney®Ori...