6. Putus?

1.1K 126 21
                                    

"Demi apaa? Sumpah lo jadian sama Rio? Kok bisa?" Seru Shilla histeris dan hampir tak percaya jika Ify bisa menjadi pacar seorang Rio. Ya, meskipun Rio bukan terlahir sebagai keturunan sultan seperti yang ada dalam cerita. Tapi, wajah Rio itu seperti jelmaan nyata dari visual yang selama ini selalu menjadi bayangan para gadis yang mengharapkan seorang pangeran tampan hadir dalam hidup mereka. Plus, menurut kabar yang beredar, Rio itu juga baru beberapa bulan putus dari Zahra. Di tambah lagi, selama ini, setahu Shilla Ify dan Rio itu layaknya sabang dan merauke yang sangat mustahil bisa saling mengenal atau bertemu. Bahkan tadi saat di cafe, Shilla saja masih tidak percaya kalau Rio mengenal Ify. Dan saat dia bertanya pada Alvin dan Gabriel, kedua pemuda itu hanya mengatakan itu masalah Rio, mereka tidak begitu tahu.

"Shilla. Jangan kenceng-kenceng napa." Desis Ify gemas. Bola matanya meneliti ke segala arah, takut jika ada anak kos lain yang mendengar.

"Sori-sori. Abis gue masih nggak nyangka lo bisa kenal sama Rio. Dan sekarang lo jadian sama dia. Sejak kapan lo kenal sama dia? Kenal di mana? Siapa yang mulai ngajak kenalan? Terus gimana ceritanya lo bisa jadian sama dia?"

"Buset. Brondong, bu?" Sengit Ify menggeleng pusing.

Shilla tertawa kecil. "Ya abisnya. Gue tuh masih nggak percaya lo bisa gitu sama Rio jadian. Anjir! Bukannya lo tuh deketnya sama Debo, ya?"

Ify bingung harus memulai ceritanya darimana kalau Shilla terus-terusan nerocos begini. Ibaratnya, belum sempat dia menelan makanan yang baru ia suap. Tapi sudah mendapat suapan lagi dan lagi.

"Gue jawab yang mana dulu, nih." Seru Ify mulai jengkel.

Shilla nyengir tanpa dosa. "Lo kenal sama Rio, deh. Di mana, kapan dan gimana ceritanya kalian bisa saling kenal."

Ify mendesah. Meski pilihan Shilla hanya satu pertanyaan, tetap saja masih terdengar jika Shilla membrondongnya. Dan mengalirlah cerita dari bibir Ify yang di dengar Shilla dengan seksama.

"SUMPAH, FY?" Seru Shilla semakin heboh. "Anjir! Gilak, demi apa Rio langsung bilang i love you, gitu? Lo lagi nggak buat narasi cerita, kan?"

"Lo pikir?" Sewot Ify. "Yah. Intinya gitulah. Wajar lo nggak percaya. Gue aja masih nggak percaya waktu dia tiba-tiba nyamperin gue. Ngajak kenalan trus bilang kayak gitu. Percaya aja, gue jauh lebih shock waktu itu daripada lo sekarang." Jelas Ify panjang lebar.

Shilla mengangguk paham. Mulai memahami situasi dan perasaan Ify yang pasti sedang di landa kebingungan juga kebahagiaan karena baru saja mendapat durian runtuh. Jadi pacar Rio itu suatu keajaiban bagi para cewek. Walau terdengar alay, tapi itu kenyataan.

"Terus setelah itu?"

"Setelah itu ya biasa aja. Gue nggak pernah lihat atau ketemu sama dia lagi. Terus tahu-tahu kita nggak sengaja ketemu di perpus dan dia nyamperin gue-"

"Lo di tembak lagi di situ?" Sela Shilla tak sabar.

"Nggak di tembak juga, sih. Cuma dia bilang pengen kenal gue aja gitu."

"Lo jawab apa? Anjir, sih. Gue masih nggak nyangka ya Rio berusaha deketin lo. Karena setahu gue, kata Gabriel, Rio itu jarang pdkt ke cewek. Yang ada tuh kebalikannya." Shilla semakin terlihat antusias mendengar cerita Ify.

"Jangan nanya gue kalau itu. Lo tanya aja ke Rio." Tanggap Ify. Dia sendiri masih bingung sampai sekarang. Apakah benar statusnya sudah menjadi kekasih Rio. Atau pemuda itu hanya mempermainkkannya.

"Heheh iya-iya. Jadi lanjutannya gimana di perpus itu?"

"Gue langsung cabut karena tiba-tiba mantannya dateng."

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang