25. The Regret

1K 109 15
                                    

"Sekali lagi, Fy. Apa kamu nggak bisa coba buat cinta sama aku lagi?"

Rio mempererat tubuh Ify dalam kurungannya. Menyalurkan rasa rindu yang sudah lama tak bisa ia pendam sejak saat melihat Ify kala itu. Bahkan, kalau boleh jujur, Rio hampir melupakan semua rasa sesak dan sakitnya hanya dengan melihat wajah Ify tepat di depan matanya. Rasanya seperti beban hidup yang ja tanggung seolah lepas begitu saja. Hanya saja, Rio tidak tahu bagaimana caranya memulai. Selain itu, Rio juga takut menghadapi penolakan Ify. Dan jalan yang Rio ambil adalah bersikap sebagai pengecut dengan diam-diam mengikuti Ify saat pulang kuliah. Lalu takdir mempermudah jalannya dengan kecelakaan yang ia alami. Bukan! Rio bukannya senang karena tidak sengaja menabrak Deva. Hanya saja, Rio sedikit bersyukur di balik musibah yang menimpanya. Lagipula, sejak awal Rio juga sama sekali tidak tahu jika korbannya adalah adik Ify. Hingga detik ini, Rio masih di selimuti rasa tidak percaya jika dia bisa memeluk perempuan yang sangat ia cintai. Perempuan yang dulu menolak lamarannya bahkan sebelum dia meminta.

"Aku mau salat, Yo." Kata Ify terdengar enggan merespon permintaan Rio.

"Sedikit aja, apa kamu beneran nggak bisa buka hati kamu buat aku?" Bisik Rio parau.

Ify menggeliat. Berusaha melepaskan diri dari kurungan Rio yang ia takut akan membuatnya lemah dan enggan untuk di lepaskan.

"Kalau emang nggak ada. Kasih aku kesempatan buat raih hati kamu lagi. Seperti dulu. Saat pertama kali aku minta kamu jadi pacar aku."

Mungkin terdengar jika Rio sekarang seperti pengemis yang tak punya harga diri. Tapi Rio seakan enggan memikirkan hal itu. Satu-satunya yang ada di otak Rio adalah bagaimana membuat Ify bisa melihatnya lagi. Meski harapan itu sempat sirna, tapi kehadiran Ify yang tanpa sengaja kembali masuk dalam hidupnya, membangkitkan harapan Rio. Walau taruhannya adalah kehidupan yang sudah Rio susun dengan rapi kembali berantakan.

"Udah jam lima lebih, Yo." Ify berusaha kuat mengeraskan hatinya. Perempuan mana yang tidak akan melemah jika berhadapan dengan laki-laki yang di cintainya? Karena sekeras apapun Ify berusaha, dia hanyalah perempuan yang akan rentan jika menyangkut tentang perasaan terdalamnya.

"Bedanya. Aku minta kamu jadi istri aku sekarang."

Ify berhenti bergerak. Jantungnya yang sejak tadi berdetak kencang, kini berhenti seketika. Seperti ada yang meremas hingga membuat dadanya menyesak. Menjadi seorang istri di usia yang sudah cukup matang, tentu adalah impian semua perempuan. Apalagi jika menjadi istri dari laki-laki yang sangat di cintai. Tentu akan menjadi kebahagiaan tak terhingga bagi perempuan itu.

Tapi, entah kenapa kata istri di telinga Ify terdengar menyakitkan saat ini. Istri yang bahkan tidak bisa memberikan keturunan, tidak bisa menjadi seorang ibu. Apa yang akan terjadi pada kehidupan rumah tangga mereka kelak?

"Jangan ngigo, Yo. Bangun!" Ify berusaha sebiasa mungkin menanggapi ucapan serius Rio yang tak mau ia pedulikan.

Rio menghela, dan saat itu juga, rengkuhannya mengendor. Rio langsung duduk, mengikuti Ify yang langsung bangkit begitu dia melepas pelukannya.

"Aku sadar, Fy. Sangat!" Rio menatap Ify sendu. Kedua matanya tampak sayu. Guratan di wajahnya jelas menampakkan jika dia sedang sangat frustasi dan putus asa.

"Aku harus ngapain supaya kamu mau kembali sama aku?"

Ify membuang muka. Tak ingin lebih lama menatap kesedihan di wajah Rio yang jelas-jelas menyakiti hatinya. Ify lantas menurunkan kakinya untuk beranjak pergi.

"Fy-" Rio sigap meraih pergelangan Ify dan membuat pemiliknya menoleh. Membuat Rio bisa dengan jelas menatap kedua mata bulat Ify. Di sana, Rio berusaha membaca tatapan Ify padanya. Mencari sedikit celah, apakah masih ada setitik cahaya di mata itu untuknya? Tapi, seperti yang sudah-sudah. Hanya kehampaan yang Rio dapat. Sorot mata Ify terlihat kosong, di tambah wajah datar Ify yang tak menujukkan suatu rasa apapun. Hal yang membuat hati Rio seketika mencelos. Membuatnya kembali terlempar pada kenyataan yang menyakitkan. Kemana Ify yang dulu selalu tersipu saat di tatap olehnya?

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang