10. Janji Sayang

1.2K 136 20
                                    

Tepat pukul setengah empat sore, Ify sudah menyelesaikan tugasnya. Dia baru saja dari tempat foto copy-an dekat kos untuk meng-print tugasnya. Dan sekarang, Ify sudah sampai di kamar kosnya dengan perasaan lega. Saat di teras, Ify menyapa Shilla yang tampak asik mengobrol via telepon dengan Gabriel. Membuat Ify menjadi teringat Rio, yang sedari tadi belum ia balas pesannya. Ada perasaan kesal saat melihat pesan terkhir Rio masih sama. Yang mengartikan bahwa Rio tidak mencarinya. Hem, ya Rio memang tipe cowok pengertian yang menurut Ify itu justru tidak peka. Kekanakan memang pikiran Ify yang mengharap jika Rio di sana sedang merindukan dirinya. Dan menurut Ify Rio tidak merindukannya, karena Rio terlihat tenang dengan tidak ada lagi pesan dari pemuda itu. Menghembuskan nafasnya kesal. Meski sudah terbiasa dengan kecuekan Rio, Ify masih tidak bisa mengendalikan kejengkelannya. Membuat pikiran negatif Ify berkelana, jika Rio mungkin sedang sibuk menanggapi beberapa teman ceweknya.

Me : Anteng amat

Setelah mengetik pesan itu, Ify meletakkan ponselnya di atas tempat tidur. Dia lantas menuju kamar mandi yang berada di dalam kos untuk membersihkan diri. Sekitar setengah jam, Ify berada di kamar mandi, dia keluar dengan handuk yang melingkar di tubuhnya. Sebelum memakai baju, Ify memeriksa pesannya yang belum di baca oleh Rio.

"Tidur apa, yak?" gumamnya sambil mengetikkan lagi pesan kemudian berjalan ke arah lemari pakaian.

Me : Tidur?

Ify menatap pesannya yang masih tidak di baca. Membangkitkan rasa kesal semakin memupuk di dalam hatinya.

Me : Rio kamu ngapain sih?

Masih belum juga pesannya di baca oleh Rio. Ify jadi tambah kesal tapi juga khawatir. Takut kalau Rio kenapa-kenapa. Jika dalam keadaan Rio sedang bekerja, Ify mungkin akan mengerti. Tapi, hari ini, jelas-jelas Rio libur. Dan setahu Ify, setiap libur Rio jarang punya kegiatan selama ini. Bahkan, Rio itu jarang tidur siang.

"Halo, kak Cakka."

Ify menelpon Cakka. Hal yang sering ia lakukan ketika Rio sedang tidak bisa ia hubungi. Itu juga Rio yang menyarankan padanya.

"Iya, Fy. Kenapa?"

"Kak Cakka di mana?" Tanya Ify basa-basi.

"Lo mau nanya gue di mana atau Rio lagi apa?"

Ify langsung nyengir. "Heheh ya gitu, kak."

"Nggak ada di kontrakan dia. Pergi dari siang. Nggak tahu kemana. Kirain gue, pergi sama lu."

Hati Ify langsung di liputi perasaan kecewa mendengar jawaban Cakka. Rio pergi tapi sama sekali tak memberinya kabar. Dan bahkan tidak bisa di hubungi? Bagus! Semakin lengkap saja pikiran negatif yang muncul di kepala Ify.

"Oh gitu ya, kak. Ya udah, deh. Makasih kak. Kalau dia udah pulang, kak Cakka jangan bilangin gue tadi nelpon, ya?"

"Nggak gratis tapi."

Ify mencebik kesal. "Hih perhitungan. Ya udah apa?"

Cakka tertawa penuh kemenangan. "Masakin gue semur ayam. Sumpah semur ayam bikinan lo waktu itu enak banget. Rio mana pelit lagi ngasihnya dikit banget."

Ify terkekeh mendengarnya. Di awal, Ify memang sengaja bilang tidak bisa masak. Tapi sebenarnya, Ify itu jago masak. Secara, mama Ify itu punya usaha catering, yang pasti dia sering membantu saat di rumah. Dan pertama kali Ify memasak untuk Rio adalah waktu dia di ajak main ke kontrakan. Yang kebetulan Rio sedang ingin memasak mie instan tapi di larang oleh Ify. Jadilah, dia memasakkan nasi goreng untuk Rio. Menu pertama yang ternyata sekarang menjadi makanan favorit kekasihnya. Atau lebih tepatnya, semua makanan buatan Ify, Rio suka dan juga nagih.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang