7. Berusaha Mengenal

1K 118 26
                                    

Berkat Shilla, Rio bisa menunggu Ify di depan kelas terakhir gadis itu. Rio sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi selain segera bertemu dengan Ify. Sepanjang jalan menuju kelas Ify, Rio hanya tersenyum tipis menanggapi berbagai sapaan dari para gadis yang di tunjukkan padanya. Lalu kembali memasang wajah datar dan tak peduli pada beberapa gadis yang mencuri pandang padanya dengan malu-malu.

Rio sama sekali belum bisa menebak alasan Ify marah padanya. Karena toh, mereka baru menjalin hubungan. Dan setahu Rio, pastinya belum ada masalah berarti di antara keduanya. Lalu, kenapa Ify tiba-tiba memutuskannya begitu saja. Apa gadis itu menyesal karena kemarin sudah menerima dirinya? Tapi, jika melihat ekspresi Ify kemarin malam, Rio yakin jika Ify terlihat bahagia dengan wajah malu-malunya.

Melihat seorang dosen perempuan baru saja keluar dari dalam kelas, Rio segera mendongak. Mencari keberadaan Ify. Tanpa ia tahu efek yang timbul dengan kemunculannya di hadapan para gadis yang saat ini melihatnya dengan ekspresi terkejut, nyaris tidak percaya. Ada apa gerangan Rio mahasiswa dari fakultas teknik berada di sini? Dan bukankah kabar yang terdengar jika Rio sudah selesai menjalani sidangnya?

"Ri-rio."

Rio hanya mengangguk ramah pada salah satu dari beberapa gadis yang memanggilnya. Siapa? Rio mana tahu. Tidak peduli juga siapa namanya karena Rio hanya ingin segera menemukan Ify.

"Cari siapa, Yo?" Itu Dea, berusaha membantu sekaligus mencari kesempatan.

Tidak menjawab. Rio hanya tersenyum sekilas. Lalu melangkah maju menuju sosok Ify yang baru saja terlihat keluar dari ambang pintu.

"Fy!" Seru Rio langsung menarik pergelangan tangan Ify. Membuat semua pasang mata yang tadi mengikuti pergerakan Rio, menahan nafas. Dan semakin tidak bisa bernafas ketika mereka melihat Rio menarik Ify. Menjauh dari pandangan mereka yang masih di liputi berbagai pertanyaan juga ketidakpercayaan. Rio dan Ify? Bagaimana bisa mereka saling mengenal? Meski Ify bukan termasuk cewek cupu ataupun anti sosial, tapi tetap saja, dalam bayangan mereka, seorang Rio sangat mustahil bisa mengenal Ify yang notabennya hanya seorang mahasiswa biasa yang sama sekali tidak terkenal.

"Lo kenapa, sih?" Tanya Rio to the point begitu mereka sudah berada di samping mobil Rio yang terparkir.

"Nggak apa-apa." Jawab Ify enggan menatap Rio.

"Nggak apa-apa tapi tiba-tiba mutusin gue."

Ify diam. Membuang wajahnya seraya bersedekap.

"Fy." Rio berdecak karena Ify tak mau menjawab dan menghindari tatapannya.

"Masuk dulu, di sini panas." Kata Rio pada akhirnya seraya membuka pintu mobil dan menyentuh punggung Ify agar gadis itu menurutinya.

"Gue nggak mau putus. Dan kita selesain di dalem." Jelas Rio saat melihat ekspresi Ify yang seperti akan menolak. Melihat Ify masih saja diam, Rio sedikit memaksa dan menarik pelan tangan Ify untuk mendekat padanya.

"Nurut atau gue gendong lo sekarang." Bisik Rio sengaja mengancam. Ify menoleh kesal kemudian masuk ke dalam mobil Rio dengan wajah terpaksa.

Rio tersenyum kecil lantas berlari kecil mengitari mobilnya. Begitu Rio duduk di bangku kemudi, dia langsung menyalakan mesin mobilnya dan melaju dengan kecepatan sedang.

"Jadi, apa alasan lo mutusin gue?" Tanya Rio di selanya menyetir.

"Nggak tahu." Jawab Ify seadanya. Karena dia sendiri bingung kenapa sampai terbawa perasaan tadi. Lebih tepatnya dia sangat kesal karena Rio tidak kunjung membalas pesannya. Ya, Ify sadar, jika dia sangat kekanak-kanakan. Mau bagaimana lagi, ini pertama kali Ify menjalin hubungan. Dia tidak tahu harus bereaksi bagaimana selain mengikuti emosinya sendiri yang sangat tidak stabil. Terlebih dengan berbagai pikiran negatif yang hinggap di dalam isi kepalanya. Dan Ify, tidak bisa begitu saja mengungkapkan semua yang ia pikirkan pada Rio. Dia merasa malu karena Rio mungkin akan menganggapnya aneh atau terlalu berlebihan. Atau bisa saja Rio akan menganggap bahwa Ify sudah jatuh pada pesona pemuda itu. Ify tidak mau mengakui itu.

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang