8. Hujan dan Kamu

1.1K 123 36
                                    

Hubungan Rio dan Ify sudah berjalan selama tiga bulan lebih. Rio juga sudah menjalani proses wisudanya satu bulan lalu. Selama itu pula keduanya semakin mengenal satu sama lain. Ify juga mulai semakin terbuka dan menunjukkan sifat aslinya pada Rio. Semakin tahu juga jika Rio sebenarnya tipe cowok yang cukup cuek, namun perhatian pada saat yang tepat. Misalnya, Rio memang jarang memberinya kabar. Jarang melapor sedang apa, dimana dan kemana saja. Jarang dan sangat jarang berbalas pesan dengan Ify jika bukan hal penting. Tapi, Rio termasuk pacar yang selalu siap siaga. Kapanpun Ify meminta di temani, Rio akan langsung tanggap jika dirinya sedang tidak sibuk bekerja. Oh ya, Rio juga sudah mulai bekerja di salah satu perusahaan yang saat ini masih dalam masa percobaan dan belum menjadi karyawan tetap di sana.

Setiap sabtu sore, Rio selalu menjemput Ify untuk pergi keluar. Sekedar makan, jalan-jalan di mall, nonton, keliling di sekitar kota tua atau ke monas. Bukan tempat mewah, tapi selalu bisa membuat Ify tak bisa melupakan setiap moment yang mereka lewati bersama.

"Kamu pernah deket ya sama yang namanya Carla?" Sudah memakai aku kamu dari sejak hubungan mereka berlangsung satu bulan kala itu. Rio memang cuek, tapi kadang manis di saat yang tak pernah Ify duga. Contohnya saat satu bulan usia hubungan mereka. Rio tiba-tiba sudah berdiri di depan kelasnya dengan membawa satu tangkai bunga  mawar merah kesukaannya. Hal yang pasti memancing keributan semua teman Ify. Apalagi Aren, Dea dan yang lainnya.

Semenjak Rio menarik Ify pergi di hadapan mereka semua itu, esok harinya Ify langsung di brondong pertanyaan tentang hubungannya dengan Rio. Dan Ify memilih untuk merahasiakan hubungannya karena belum siap jika harus mendapat godaan atau bahkan bullyan. Fans Rio itu banyak, dan Ify tidak mau membuat masalah dengan mereka. Alhasil Ify hanya menjawab sebatas kenal. Meski mereka masih curiga, tapi Ify tidak berniat untuk menjelaskan lebih lagi. Terutama Dea dan Aren yang setiap hari bertanya karena mereka adalah teman terdekat Ify di kampus ini.

Kembali saat Rio memberi Ify bunga. Sebenarnya Rio tidak mengatakan apapun saat itu. Hanya tersenyum seraya menyerahkan satu tangkai bunga itu pada Ify. Lalu, menggandeng tangan Ify agar mendekat padanya. Berjalan menjauh dari pandangan orang-orang seraya berbisik. "Selamat satu bulan, sayang."

Hanya Ify yang mendengar. Dan itu cukup membuat Ify gemas ingin memeluk Rio. Tapi, saat itu, Ify masih belum berani melakukannya karena malu.

"Carla? Tunggu, kayaknya sih pernah denger."

"Anak sastra. Model juga dia." Pancing Ify mengingatkan.

Rio mengangguk. Mulai ingat dia siapa nama gadis itu. "Oh dia. Iya tahu. Tapi nggak begitu kenal. Kenapa?"

Ify menyipitkan mata curiga. "Masa? Dia bilang kenal sama kamu."

"Iya. Tapi aku udah nggak pernah kontekan lagi sama dia sejak kamu nerima aku."

"Sebelumnya kalian sempat deket? Seberapa deket?"

"Duh di sidang nih ceritanya." Kekeh Rio. Mencairkan suasana karena wajah Ify mulai terlihat serius. Dan jika itu terjadi, artinya Rio harus siaga satu sebelum berakhir dengan Ify yang ngambek padanya.

"Nggak lucu, sih."

Siaga dua. Yang artinya Rio harus cerita dari awal hingga akhir. Karena Ify tidak suka jika Rio menghindari pertanyaannya.

"Iya aku pernah kenal sama dia. Di kenalin sama Cakka. Karena saat itu, aku lagi galau gara-gara nggak bisa nemuin kamu. Ya udah, aku kenalan dan ketemu sama dia di cafe. Kalau kamu inget, itu pertemuan ketiga kita yang aku nggak sengaja tumpahin minuman ke makanan kamu." Cerita Rio.

"Oh jadi-" Ify mengangguk paham.

"Jadi setelah kamu nolak aku waktu itu, aku lumayan deket lagi sama dia. Kadang jalan bareng, tapi cuma sebatas itu."

Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang