1. insiden pukul tiga dini hari

862 152 133
                                    

¤×¤×¤×¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤×¤×¤×¤

Junho menatap arloji yang ada di pergelangan tangan kirinya, lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling, cukup ramai orang yang berlalu-lalang di bandara soekarno-hatta, Ia tiba tepat pada pukul 3 dini hari.

Pria asal korea itu menyeret koper hitamnya menuju mobil milik perusahaan yang telah menunggunya, tentu itu adalah fasilitas perusahaannya yang memiliki cabang di indonesia.

Terlihat orang-orang kepercayaannya yang memakai setelan kemeja di dalam, kemudian di balut dengan jas berwarna hitam, dengan bawahan yang senada, menunggunya di luar.

Dengan wajah datar, dia menatap dua orang bersetelan formal itu. Kedua orang suruhannya menunduk hormat kemudian mengambil alih koper yang di bawa tuan mudanya.

Junho dan kedua orangnya masuk ke dalam mobil.

"Kalian sudah membereskan apartemen ku?" Tanya junho tanpa menatap dua orang yang duduk di depannya. Ia fokus menatap ke luar jendela, ini adalah perjalanan pertama nya ke indonesia, saat ini jalanan yang biasanya padat dan macet kini tampak lengang.

"Sudah tuan, semua yang tuan butuhkan sudah ada di sana." Balasnya dengan sopan. Junho mengangguk ia menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Matanya terpejam, rasa lelah membuatnya ingin sesegera mungkin berbaring di atas kasur empuknya.

Tiba-tiba mobil yang membawanya pergi itu mengerem mendadak, membuat pria berwajah manis itu kaget dan membuka matanya kembali, raut wajahnya yang tenang berubah semakin kesal.

"Ada apa?!" Tanyanya membentak kepada supir.

"Maafkan saya tuan, ada sekelompok orang yang berjalan menggunakan obornya di jalan, membuat jalanan cukup macet." Ucap si supir yang di ketahui namanya Eunsang itu.

Junho menatap pejalan kaki yang di iringi beberapa mobil berjalan lambat di depan dan di belakangnya. Dia memperhatikan itu semua dari balik kaca jendela, terlihat beberapa dari mereka bernyanyi sambil meneriaki kata 'sahur'.

Tentu saja pria itu tak mengerti apa artinya. Hanya saja dia merasa pernah mendengarkan lagu itu di internet tapi ia lupa kapan dia mendengarnya.

Junho mengakhiri lamunannya dan teringat akan faktor yang membawanya kemari, Kesempatan itu tak bisa ia sia-siakan.

pria berdarah korea itu mengambil kameranya lalu membuka kaca jendelanya dan merekam aktifitas tersebut, sesekali ia memotret dan melihat hasil jepretannya, kemudian tersenyum melihat hasilnya. Pandangannya kembali menatap segerombolan manusia yang mulai menjauh dari mobilnya.

I'm not a MUSLIM || Cha Junho PDX101 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang