13. ibu

320 61 8
                                    

Hay kak! Fiska istrinya jinyoung back nih :)
Ada yg kangen? Kyknya gak :'(

Jadi gini kak, sebenarnya part ini udah di tgl 5 juli siapnya, cuman gak aku puplish karena sedih di part 12 yg vot sama komentnya cmn segitu2 aja hiks :'(

Bahkan hampir dua minggu aku pup tapi votnya cmn segitu aja sedangkan yg baca lumayan.

Aku sedih masa penyemangatku cmn itu2 aja padahalkan pembacanya banyak. Semangatin aku dong kak :"
Tapi karena aku sayang sama para penyemangatku yg setia jadinya aku pup aja deh

Jangan pelit dong kak, kan akunya jd sedih:'(
Vot dan koment pliiisss :)

¤×¤×¤

"Lepas dari suami sekarang udah lengket aja ke laki-laki lain. udah jelas sekarang siapa yang munafik! Mereka mesra banget ya mas?!"

Lizia yang mendengar sindiran itu spontan mendorong tubuh junho kebelakang hingga pria itu kembali terduduk di kursinya.

Junho menatap lizia sengit, ia kaget karena wanita itu tiba-tiba mendorongnya. Untung saja bokong indahnya mendarat mulus pada kursi jika tidak bokong indahnya pasti sekarang sudah mencium lantai nan dingin itu. Dan lebih lagi, itu akan sangat membuatnya malu.

Namun kekesalannya berubah menjadi panik saat melihat wajah lizia yang tampak sedih. perhatiannya kembali teralih pada suara yang sedang menyindir mereka dari belakang lizia.

Tangan junho terkepal mendengar sindiran dan hinaan itu.

"Sudah ku katakan mas, ceraikan saja wanita pembawa sial ini, namun mas selalu menunda-nundanya. Lihatlah bagaiamana tingkah mantan istri mas itu!"

Sindir alisa bertubi-tubi dengan menekan kan kata mantan istri lalu menatap sinis kepada lizia yang memunggunginya. Revan merangkuh tubuh Alisa dari samping, jari jempolnya mengelus bahu Alisa yang terbuka sempurna dengan lembut, Ia tersenyum miring ke arah junho yang menatapnya tajam.

"Kau benar sayang, wanita sialan itu tak pantas menjadi istriku." Balasnya lalu mengecup bibir Alisa tanpa malu pada sekitarnya, seakan memamerkan kemesraannya pada junho yang semakin kesal.

"Seminggu lagi kita akan menikah, apa kita undang saja kedua pasangan sialan itu, sayang?" Tanya Alisa sedikit mendongak menatap Revan yang lebih tinggi darinya.

Lizia tersentak, tubuhnya bergetar saat mendengarkan kata menikah. Benarkah itu? Apa secepat itu Revan melupakannya? Padahal baru beberapa menit yang lalu dia dinyatakan bercerai dan dengan gampangnya wanita itu mengatakan kata menikah di hadapannya, benar-benar tidak tau malu. Tidak adakah rasa kasihan di hatinya untuknya? Oh ayolah! Lizia tak membutuhkan rasa kasihan pada orang-orang seperti itu, tapi ini tetaplah salah, Setidaknya biarkan semua masalah ini selesai dahulu. Namun apalah dayanya yang ingin protes tapi tidak bisa, toh dia bukan siapa-siapanya lagi.

Tubuh lizia semakin bergetar saat suara kaki melangkah yang ada di belakangnya. Junho tau kenapa respon tubuh lizia seperti itu, dengan cepat pria itu memegang tangan lizia, berusaha membuatnya tenang.

"Apa aku mengganggu kalian?" Tanya Revan yang tiba-tiba duduk di samping lizia.

Junho menatapnya datar, lalu dengan sengaja Revan menatap tangan junho yang mengelus tangan lizia dengan lembut membuatnya tersenyum kecut. Revan beralih menatap junho yang tampak sedang menahan emosinya.

I'm not a MUSLIM || Cha Junho PDX101 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang