11. cabul

424 74 8
                                    

Menekan bintang yang ada di pojok paling bawah sebelah kiri tidak akan membuat jempol kalian menjadi patah, memar, bengkak, berdarah, bisulan, berair, bernanah, panuan dan kudisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menekan bintang yang ada di pojok paling bawah sebelah kiri tidak akan membuat jempol kalian menjadi patah, memar, bengkak, berdarah, bisulan, berair, bernanah, panuan dan kudisan. Malah bikin pahala kakak bertambah. So, Tunggu apa lagi kuy vot kakak kakak chu :*

¤×¤×¤

"Kau mau kemana?" Tanya junho saat ia membuka pintunya, ia baru saja pergi ke luar, temannya minhee menelephonenya tadi. Ia mengernyit saat matanya melihat koper lizia dan lucia ada di lantai, Lalu ia beralih menatap lizia yang bersiap siap menggendong anaknya. Namun gerakan lizia kalah cepat, junho lebih dahulu menggendong Revian yang ada di atas kasur kecilnya.

"Apa-apaan kau ini!" Bentak lizia melihat tingkah junho saat ia akan merebut anaknya.

"Kau yang apa-apaan! Kalian ingin kemana? Kau itu masih lemah, lihat wajah pucatmu itu." Kata junho dengan emosi yang berusaha ia tahan.

"Aku sudah sembuh! Sudah dua minggu  aku di rawat, aku tak selemah apa yang kau perkirakan! Sudah cukup kau menolong kami!"

"berhenti lizia! Kau tak akan bisa pergi dari ku. Kau masih memiliki hutang dan kau ingin pergi begitu saja?"

Lizia menghela nafasnya, ia bingung, lidahnya kelu, tapi dia tak bisa terus merepotkan pria ini, ditambah ia sudah tau apa niat pria ini. Pria yang bernama junho itu tidak ikhlas membantunya, buktinya saat ini ia mempertanyakan hutang hutangnya.

Tatapan lizia berubah menjadi lembut dan sendu, ia harus menggunakan cara ini agar ia bisa keluar dari jeratan pria pucat itu. Pria ini sama sekali tak ingin pergi, setiap hari ia selalu ada di sini, sesekali pria itu keluar hanya berkisaran satu jam dan tak pernah lebih dari itu. Ia jadi merasa takut akan sikap pria bermarga cha itu.

"Aku berjanji akan melunasi semua hutangku dan biarkan kami pergi." Ucapnya melembut.

Junho kembali mengernyit, ada apa dengan wanita itu. Sudah di beri fasilitas yang mewah dan nyaman, tapi wanita itu malah ingin pergi dari itu semua.

"Kau yakin?" Tanya junho yang lantas diangguki cepat dan semangat oleh lizia.

"Tidak akan kubiarkan!" Ucap junho dengan menatap lizia tajam yang berhasil membuat mata lizia terbuka lebar lebar.

Junho berseringai, ia menampakan senyuman miringnya, senyuman inilah yang selalu di takuti dan dihindari oleh lizia.

"Ku mohon." Lirih lizia, ia merasa takut saat junho tiba tiba menarik tangannya kuat, dan menyeretnya keluar di susul beberapa pengawal yang membawa lucia dan dua kopernya.

I'm not a MUSLIM || Cha Junho PDX101 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang