¤×¤×¤
"Kenapa kau bisa ada di kamar ku?"
Tanya junho dengan pandangan fokus menatap lizia yang duduk di hadapannya dengan kepala yang masih di tekuk. ia masih merasa malu atas tuduhannya tadi pada pria itu, ia marah-marah dan membentak junho lalu menuduhnya sebagai pria yang tidak punya pendirian, mengintipnya saat mandi, cabul, mesum, dan lain sebagainya, namun pikiran buruknya itu sama sekali tidak benar. ini adalah kesalahannya sendiri, ia salah kamar dan berakhir menuduh junho yang tak tahu apa-apa.
"Kenapa kau diam?" Tanya junho lagi yang masih menatapnya dan menanti jawaban yang terlontar dari bibir lizia. Junho mengangkat alis matanya sebelah, karna tak kunjung mendengar jawaban yang di inginkannya.
"Apa mulutmu itu sedang di jahit?!" Ucap junho dengan sengit.
"A-aku harus mengatakan apa lagi? Semua sudah jelas." Balas lizia dengan gugup, ia masih menunduk dan memainkan jari jemarinya.
"Apa yang kau lihat dibawah sana?!" Ucap junho meninggikan nada suaranya, sedangkan lizia tersentak dan pandangan mereka bertemu beberapa saat. karena junho menatapnya dengan tajam, lalu ia menunduk kembali.
"Cih! Apa lantai dibawah sana lebih tampan dari wajah ku?!" Tanya junho lagi.
Ia paling tidak suka saat berkata dengan seseorang dan orang itu hanya menundukkan kepalanya, seperti orang yang tidak punya pendirian dan prinsip yang kokoh.
"Tatap aku lizia!" Katanya tegas dan dengan ragu lizia mengangkat kepalanya, ia kaget saat mata hitam milik junho tepat ada dihadapannya, hanya beberapa senti saja dan itu berhasil membuat jantungnya berdisko di dalam sana.
"Lain kali tataplah aku ketika aku berbicara padamu, jangan palingkan wajahmu! Kau mengerti!" Tegas junho lagi yang diangguki cepat oleh lizia. Selain cerewet, mesum dan sombong dia juga pemarah.
Junho menjauhkan wajahnya dari wajah lizia, lalu menghembuskan nafasnya perlahan.
"Baiklah, kau boleh istirahat."
"Benarkah?" Tanya lizia langsung, dengan mata yang berbinar, ia merasa letih dengan kepalanya yang sedari tadi ditekuk, karena ia malu menyadari kesalahannya.
"Sedang di pertimbangkan." Balas junho santai yang di tatap malas oleh lizia.
Pria ini benar-benar membuatnya kesal seharian penuh, perasaan dan emosinya tengah di permainkan. Ia lelah dan hanya ingin istirahat. mungkin tuhan sedang murka kepadanya.
"Kau benar-benar membuatku lelah." Keluhnya.
"Apa kau mengeluh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not a MUSLIM || Cha Junho PDX101
FanfictionX DON'T COPY PASTE X ( 17+ ) "aku bukan muslim, tapi aku cukup tau bagaimana orang orang muslim mencintai dunia dan mencintai tuhannya, ada beberapa alasan aku mencintai mu seperti ini, itu karna kebaikanmu, ketulusanmu, kepercayaanmu, dan yang te...