19. Drama

352 44 15
                                    

Vot & komen sayank :)

¤×¤×¤

Lizia terpaku di tempatnya, apa dia sedang bermimpi sehingga pria pucat itu mampu mengatakan hal yang sangat rumit secara tiba-tiba dengan mudahnya dia melontarkannya, luar biasa! Kita patut mengancungkan ke empat jempol yang ada di kedua kaki dan tangan kita. Pria yang satu ini memang ingin bermain-main dengannya, jika lizia tau akan seperti ini lebih baik dia menjauh dan menolak seluruh bantuan dan ajakan pria itu. Tapi bukannya lizia sudah menolaknya? Oh god! Disini siapa yang bodoh liziakah atau pria lancang yang ada di hadapannya itu?

"Tarik kembali ucapan mu barusan!"

Lizia bukan meminta tapi memerintah dengan nada dingin, ingat memerintah!

"Seorang junho tak akan pernah menarik kembali ucapannya." Balas junho menatap lizia dengan tatapan remeh.

"Jangan bercanda!"

"Dan tidak adakah kata selain itu? Kau sedari tadi menganggapku bercanda. Padahal aku serius!" Tepis junho. Entah kenapa emosinya terpancing mendengar perkataan lizia yang selalu di ulang-ulang.

"Cukup! Hentikan ocehanmu! Kau kira aku bodoh? Kau datang dan masuk dalam kehidupan kami tanpa di undang dan sekarang aku ingin kau pergi dan keluar dari hidup kami!" Ucap lizia dengan emosi yang semakin bertalut-talut. Ia teramat kesal pada pria yang bernama lengkap cha junho itu.

"Disini aku tuannya! Dan kau bawahannya. Patuhi aturan dan jalankan dengan benar! Jangan membantah!" Balas junho dengan tatapan tajamnya.

"Dasar pemaksa! Lalu jika aku bawahan mu kau bisa seenaknya mengatakan hal itu padaku! Kau pikir aku apaan. Aku tidak sudi menikah dengan mu!" Ujap lizia tak kalah tajamnya. Membuat junho geram dan menarik rambutnya frustasi, berdebat dengan wanita itu sama saja berdebat dengan burung beo.

"Apapun bisa aku lakukan Dan kau tak bisa menolak!"

"Kau pikir hidupku ini drama? Kau mungkin sudah terbiasa hidup di dalam drama, karena memang negara mu lah yang pintar memainkannya. Kumohon aku hidup di dunia nyata bukan dunia hayalan yang negara mu impi-impikan itu dan Jangan samakan hidupku dengan drama!"

"Sejak awal hidup mu memang drama. Kau tak sadar? Mantan suamimu itu telah membuat skenarionya dari awal."

"Dan kau ingin melanjutkan skenario yang telah selesai itu!" Tambah lizia kesal, ia berdecak dan memutar matanya.

"Kau benar! Jalan ceritamu masih belum selesai, sayang!" Balas junho dengan tersenyum, Bukan! lebih tepatnya senyuman itu lebih mirip seringaian. Dia menang!

Lizia menarik rambutnya, dia amat-teramat kesal pada pria itu, ditambah seringaian yang membuatnya takut dan jijik. Ia sangat jijik pada pada pria itu, dia sama sekali tidak tau malu dan seorang pemaksa. Rasanya dia ingin menangis saat ini juga, junho benar-benar telah menghabiskan kesabarannya.

Junho berdiri dari duduknya, ia menatap serius ke arah lizia, lalu berganti menatap lembut saat bahu wanita itu bergetar. Dia telah membuat ibu satu anak itu menangis. Kedua tangan junho meraih bahu lizia yamg bergetar, tangan kanannya pindah membelai rambut wanita itu dengan lembut.

Junho menundukkan badannya hingga kepalanya tepat berada di wajah lizia yang menunduk. Junho tersenyum lalu mendaratkan bibir nya tepat di kening wanita itu. Untuk pertama kalinya junho mengecup kening wanita itu, sekarang sudah jelas. Pria itu sudah mulai memperlihatkan kelancangan dan kekurang ajarannya.

I'm not a MUSLIM || Cha Junho PDX101 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang