Part 3

229 3 0
                                    

Matahari terbenam, malam di crime city selalu indah untuk dinantikan. Di kota ini kita bisa melihat patung yang menunjukan kemegahan kota ini yaitu patung wanita sembari memegang timbangan di tangan kanannya yang berarti keadilan adalah segalanya di kota ini. Dimana siapa pun yang berbuat pasti akan menangggung akibatnya.

Tak lama menit berselang berbunyilah bel depan pintu rumahku. Aku pun membukakan pintu sembari berbicara dengan Mika. tutup matamu dulu, biar aku yang tuntun. emang mau kemana vid?. sudah turuti saja apa yang aku katakan tadi.. kuarahkan Mika ke meja makan tempat aku mempersiapkan kejutan untuknya. silahkan buka matamu..

Mika pun terkejut dengan apa yang telah kusiapkan di dalam rumahku dengan ungkapan ekspresi rasa haru dan senang bercampur aduk menjadi satu di dalam hatinya. makasih banget vid, kamu yang buat semua ini?, aku bener-bener terima kasih vid.. bukan Cuma itu, berbalik lah.. aku pun memakaikan kalung yang telah aku beri tadi ke lehernya yang. dia pun memelukku sembari menangis tersedu-sedu dengan perasaan bahagia di pundakku, aku harap semua yang kulakukan ini dapat secara perlahan mengusir rasa sedih yang ada di dalam hatinya karena ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya.

Semalam suntuk kami gunakan untuk berpesta khusus berdua. Padahal rencanaku malam ini adalah untuk melanjutkan review kasus tentang orang hilang yang dibicarakan pak jon denganku di kantor tadi. Malam pun semakin gelap gulita. Mika pun ingin diantar pulang kerumahnya, aku pun nggak keberatan berhubung hari sudah larut malam. Sudah ku kunci rumah dan jendela, seketika saja ada hawa yang tak mengenakkan merasuk kedalam bulu kudukku. Segera saja pandanganku teralihkan ketika tahu Mika tidak ada lagi di pintu depan. Akhirnya segera aku keluar rumah untuk mencarinya sehingga tak lama berselang pun Mika menjerit tak karuan.

Kyaaaaaaaaa. Segera berlari kuhampiri Mika yang terduduk di tanah seketika.

Kulihat lagi barulah aku tau apa yang menyebabkan Mika sampai ketakutan seperti ini. Ada mayat seorang perempuan tergantung di lampu jalan dengan posisi yang sangat mengerikan. Kulihat kedua bola matanya seperti dipaksa keluar dan menyisakan urat yang menghubungkan kedua bola mata dengan kepalanya, perut yang hancur sehingga membuat usus-ususnya terburai seperti tali yang menjutai ke bawah, dan tangannya yang digunakan sebagai pengait dengan cara di ikat dengan kawat berduri sehingga darah terus mengucur dari dalam urat nadi tangan korban. Apapun yang telah dialami korban, aku sempat mau muntah melihat kondisi korban saat ini. Segera kutelpon polisi setempat dan pak jon dari kantorku untuk datang melihat korban. Mika yang dari tadi menangis pun kudekap erat agar tidak melihat tubuh korban yang mengerikan tersebut.

"I AM PSYCOPATH?" 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang