Part 24

92 1 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang karena jembatan Kimberly berada di perbatasan kota, kami berdua pun sampai. Aku terperanjat melihat mayat yang sedang terpaku di jembatan. Seseorang yang sangat aku kenal. Itu Mika. Aku pun tersungkur, terdiam, dan akhirnya aku berteriak dan menangis sejadi-jadinya. Shina mencoba menenangkanku dengan berbagai upaya, tapi aku tak peduli. Seolah-olah dunia yang aku miliki hancur berantakan. Apa yang aku takutkan terjadi.

Kenapa harus Mika?, kenapa?. Hatiku tak kuasa melihat Mika mengenaskan seperti itu. Serasa baru kemarin aku merayakan ulang tahunnya, bercanda di kedainya, dan sekarang momen-momen tersebut tidak akan terulang karena dia sudah tiada. Tak kusangka Mika berakhir menjadi seperti ini. siapakah gerangan yang tega berbuat seperti ini?!. rasa marah dan sedih mengacak-acak hati dan fikiranku. Bang jay menghampiriku.

kamu yang sabar David. Abang tahu apa yang kamu rasakan. Kalau kamu mau menangislah. Kalau mau marah, marahlah sama abang. Kalau kamu butuh seseorang untuk dipukul, pukullah abang. Abang dengan senang hati menerimanya. Sakit memang melihat seseorang yang selalu bersama dengan kita tiba-tiba berakhir seperti ini.. tapi tetep bang!, kenapa harus Mika?!, apa salah Mika bang?! Jawab!.. tangisku semakin menjadi-jadi. Tiba-tiba pak jon datang dan tiba-tiba memukulku dengan keras. David Abraham! Tolong berhentilah menangis!. Bapak tahu apa yang kamu rasakan. Tapi setidaknya tolong, tolong jangan buat bapak menangis juga melihatmu seperti ini. tegas pak jon. Baru kali inilah aku dipukul oleh pak jon. Tapi entah mengapa, pukulan ini tidak terasa sakit. Kemampuanku untuk merasakan sakit telah kalah oleh kenyataan bahwa Mika telah tiada. Sangat menyakitkan menerima kenyataan ini. kepalaku merunduk ke bawah sembari menangis dan memukul-mukul tanpa sebab yang jelas. Semua orang disana hanya menyaksikan kesedihanku.

Tiba-tiba saja shina memelukku lagi dengan erat sehingga membuatku kaget. tolong lepaskan shina. Aku mohon.. nggak, sampai bapak berhenti menangis.jawabnya dengan lantang. Aku tetap minta untuk dilepaskan. Tapi tetap saja dia tak mau melepaskanku. Akhirnya aku kalah juga oleh keteguhan hatinya. Aku pun mulai menangis di pundaknya. Semua beban yang aku alami kutumpahkan di pundaknya. kan sudah shina bilang, kalau bapak sedang sedih, bapak bisa curhat sama shina. Shina selalu ada untuk bapak.. rasanya hangat. Seolah-olah aku sedang dipeluk oleh Mika walau aku tahu bahwa Mika sudah tiada. Perlahan-lahan tangisku mereda. Aku berterima kasih kepada shina yang mau menenangkan hatiku. Aku kemudian menghampiri opsir Kenny dengan maksud memintanya agar mayat Mika segera diturunkan serta dimakamkan dengan layak. Opsir Kenny pun menyetujuinya. Bang jay kemudian berbicara kepadaku.

mungkin ini bukan waktu yang tepat, akan tetapi, kami sudah tahu siapa yang akan menjadi korban selanjutnya vid.. emang siapa bang? Kok bisa tahu?. Suaraku masih terdengar serak karena menangis tadi. ini masih kemungkinan, kami memeriksa disekitar tubuh Mika, terdapat goresan-goresan aneh di sekitar tangan korban. Setelah abang teliti lagi, goresan tersebut abang rangkai dan munculah sebuah kata yang membuat kami semua terkejut vid.. melihat penuturan abang jay, aku mulai penasaran. kenapa bang? Ada yang salah?.. korban selanjutnya adalah orang yang hari ini meninggalkan apartemen calibiri vid. Dan pada kebetulan yang sama, nona shina meninggalkan apartemen Calibri beserta tiga penghuni lainnya.. aku pun kaget. Bagaimana bisa pelaku dengan berani dan entengnya menyebutkan siapa target mereka selanjutnya. Aku pun bangkit dan segera menghampiri mayat Mika. Pola goresannya memang menunjukan tulisan apartemen Calibri. Mata kosong yang sengaja dipaku berarti menunjukan bahwa targetnya adalah kamar yang sedang kosong sekarang. Tidak salah lagi. Pelaku ini menantangku untuk beradu kemampuan berfikir. abang jay. Maaf jika sedikit egois, biar aku sendiri yang menyelesaikan kasus ini. pintaku dengan memaksa. Abang jay pun heran. akhirnya aku bisa lihat ekspresimu yang satu ini lagi. Kalau ekspresimu yang ini, abang yakin kamu nggak bakal kalah sama penjahatnya. Tapi kedai itu sekarang ada dalam perlindungan polisi. Abang nggak bisa nego kalau masalah itu. Kamu bisa terima kan vid?. makasih bang. Lebih bagus begitu. Sekali lagi terima kasih bang jay.. bang jay pun memelukku. abang bakal selalu ada untukmu vid. Kita kan udah layaknya bersaudara.. aku dan shina pun pulang ke kedai agar bisa menjernihkan fikiranku dan mulai memecahkan kasus ini.

"I AM PSYCOPATH?" 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang