"Kok dada Tzuyu sakit ya?"
Tzuyu memegang dadanya yang terasa sakit.
"Aw..."
Tzuyu memukul-mukul dadanya sendiri, Tzuyu berfikir dengan cara ini mungkin sakitnya akan hilang.
Tapi yang terjadi dadanya malah semakin terasa sakit.
"Sana.... Sana kenapa?"
Mungkin Tzuyu memiliki ikatan batin dengan Sana, saat Sana terpuruk dada Tzuyu akan ikut terasa sakit.
Tak berselang lama sakit di dadanya berangsur menghilang. Tzuyu senang karna ia tak merasakan sakit lagi.
Tzuyu melanjutkan kegiatannya yaitu menyelesaikan sebuah puzzle.
"Horeee selesai!" Tzuyu mengangkat puzzle nya ke udara.
"Tzuyu, jangan lupa bereskan lagi kalau sudah main ya?"
Tzuyu teringat ucapan Sana yang menyuruhnya untuk membereskan apapun yang ia mainkan.
Tzuyu memasukkan puzzle tersebut ke tempatnya.
"Ng..."
Tzuyu mendongak untuk melihat jam dinding.
Huft..
"Sana masih belum pulang juga.. Tzuyu bosen.."
Tzuyu berbaring di lantai mencari remot TV dan menyalakan TV itu.
Terpapar lah film Marsha and the bear, film kesukaannya.
"Acaranya siaran ulang yang kemarin.. Tzuyu sudah nonton."
Tzuyu berguling-guling dilantai. Ia berhenti kala didepannya ada tumpukan buku cerita yang sudah disiapkan oleh Sana.
"Sudah baca.. Sudah baca.. Sudah baca.. Sudah baca.. Su-" Perkataan Tzuyu terhenti saat matanya melihat rak besar yang dipenuhi oleh buku.
"Wuoow.."
Tzuyu mengambil salah satu dari banyaknya buku tersebut. Buka yang ia ambil berjudul Understanding Human Society.
"Baca yang ini ah.." Tzuyu mulai membaca buku tersebut.
Tap! Tap! Tap!
Tzuyu menutup buku tersebut dan langsung berlari kearah jendela, ia berfikir bahwa langkah kaki tadi adalah langkah kaki Sana.
'Sana pulang!'
Ternyata bukan..
Suara langkah kaki tadi adalah milik seekor anjing dan pemiliknya yang sedang berjalan-jalan.
Sruk..
Tzuyu menjatuhkan badannya kearah sofa.
Sana.. Cepatlah pulang..
Rasa kantuk menyerangnya, perlahan-lahan ia menutup matanya.
"Zzz...."
Baru saja tertidur, suara seseorang membangunkannya kembali.
"Aku pulang.."
Tzuyu membuka sedikit matanya, ia langsung berdiri saat mengetahui siapa yang datang.
"Sana! Selamat datang!"
Greb..
Tzuyu membawa Sana dalam dekapannya. Ia sangat merindukan Sana.
Tapi Sana sama sekali tak bergeming, ia juga tak membalas pelukan Tzuyu.
"Eh? Sana? Ada apa?"
Tzuyu bertanya saat melihat Sana berjalan gontai menuju kasurnya.
Pluk..
"Sana kenapa? Sakit?"
Tzuyu menyingkirkan beberapa helai rambut Sana yang menghalangi wajahnya.
"Sakit..."
Mendengar perkataan Sana, Tzuyu berdiri dan langsung berlari. Ia kembali dengan membawa kotak P3K.
"Sana, mana yang sakit? Tzuyu bantu plester.""Sakit yang ini tidak bisa diobati pake plester."
"Terus gimana biar Sana gak sakit lagi?"
"A... Aku juga gak tau gimana caranya biar sakitnya hilang."
Sana menangis saat Tzuyu mengusap-usap rambutnya.
"Kok lihat Sana, Tzuyu jadi sakit juga ya? Tapi rasa sakitnya ada didalam sini.."
Tzuyu memegang dadanya yang tadi terasa sakit.
Deg..
"Maaf kalau sudah bikin Tzuyu merasa khawatir.. Tapi aku merasa bersyukur ada Tzuyu disini.. Apa ayah dan ibu disurga yang mengirim mu ke sisiku Tzuyu?
Sebab kalau aku gak ingat ada Tzuyu yang menungguku disini.. Aku mungkin sudah melakukan hal-hal bodoh agar bisa bertemu dengan kedua orang tuaku lagi.." Sana kembali menangis.
"Kau tau Tzuyu? Lagi-lagi aku kehilangan orang yang paling kusayangi. Kematian kedua orang tuaku, dan sekarang Dahyun yang membuangku.
Semuanya terjadi karna kesalahanku. Aku gak mau merasa sakit seperti ini. Aku gak mau kesepian lagi. Aku memutuskan untuk menjadi orang yang lebih baik..
Dan aku akan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama lagi.. Karena itu, semoga Tzuyu tetap mau berada disisiku.. K.. Kumohon jangan tinggalkan aku juga.."
Tzuyu yang mendengarnya langsung memeluk Sana dengan erat.
"Tzuyu gak akan ninggalin Sana."
TBC