Seekor kupu-kupu berwarna biru terbang menghampiri Tzuyu yang sedang asik menggambar di loteng.
Kupu-kupu tersebut hinggap di ujung pensil yang sedang Tzuyu pakai. Tzuyu menyadari keberadaan kupu-kupu tersebut.
Tzuyu berniat menangkap kupu-kupu tersebut, tapi rencananya gagal saat kupu-kupu itu terbang meninggalkannya.
Tzuyu mengejar kupu-kupu itu, sampai di teras loteng. Tzuyu menaiki pagar pembatas, tubuhnya seketika oleng saat Tzuyu sudah berdiri di atas pagar itu.
Tzuyu terjatuh ke balkon lantai dua, untung saja Tzuyu mendarat dengan pendaratan yang sempurna.
Bruk!
"Suara apa itu?" Tanya Jihyo.
"M.. Mungkin suara kucing kak.. Kemarin lihat mondar-mandir di atap.." Jawab Sana gugup.
"Masa kucing? Coba kita cek dulu.. Dari suaranya itu kucing gede banget, atap bisa bolong nih.." Jihyo beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju pintu yang terbuat dari kaca.
"Ah kak, mau kemana?"
Jihyo tidak menghiraukan perkataan Sana, ia tetap berjalan menuju pintu kaca tersebut.
"Ah, kakak nggak perlu dicek segala." Sana terus menarik tangan Jihyo untuk kembali ke ruang tengah.
Karna tidak menemukan apapun akhirnya Jihyo mengalah.
Saat Jihyo sudah membalikkan tubuhnya, kepala Tzuyu menyembul dari atas, tangannya melambai-lambai kearah Sana.
Mata Sana melotot melihat kejadian tersebut.
Deg!
Saat Sana melihat Tzuyu akan berteriak memanggil namanya, ia juga ikut berteriak, tapi dengan suara yang lebih keras tentunya.
"Sanaaaaa!!!/AH! KAKAAAAKK!" teriak mereka berdua bersamaan.
Suara Tzuyu jelas kalah dengan suara cempreng milik Sana.
"Apaan sih lo San? Pake teriak segala, bikin kaget." Jihyo menutup telinganya.
"A... Kakak balik ke ruang tengah lagi yuk? Disana lebih sejuk." Sana mendorong tubuh Jihyo.
Diluar Tzuyu merasa bingung, kenapa Sana tidak merespon panggilannya?
"Nggak kedengeran ya?" Tzuyu menggaruk kepalanya.
Tzuyu kembali terpeleset dan dirinya jatuh ke tanah.
"Sanaaa bukaaa..." Kata Tzuyu dari luar.
"Kok perasaan ada yang manggil nama lo ya San?"
"Ah masa? Perasaan kakak aja kali.." Sana masih sibuk mendorong tubuh Jihyo untuk kembali duduk disofa.
"Beneran ada yang manggil lo San."
Drrtt.. Drrtt..
Baru saja Sana ingin menjawab, tapi bunyi seringan handphone menghentikannya.
"San tunggu ya? Gue mau jawab telpon ini dulu."
Sana mengangguk, lalu Jihyo pergi untuk mengangkat telfonnya.
Deg..
'Gawat! Tzuyu!'
Sana membuka pintu kaca tersebut.
"Sa-" Ucapan Tzuyu terhenti saat Sana membekap mulutnya.
"Ssstt! Jangan berisik Tzuyu!" Sana melepaskan bekapannya pada mulut Tzuyu.
"Kenapa kamu ada disini Tzuyu? Kamu seharusnya ada di loteng!"
"Tzuyu jatuh.." Tzuyu menunjukkan kakinya yang tampak luka dan sedikit memar.
"Kenapa bisa jatoh? Tapi Tzuyu gak apa-apa kan? Tzuyu seharusnya gak disini! Kamu harus sembunyi!"
"Kenapa harus sembunyi?"
"Terlalu rumit untuk dijelaskan sekarang Tzuyuu!"
"Ta-"
"Sana..." Panggil Jihyo dari dalam.
"C.. Cepat sembunyi Tzuyu.. Kamu harus segera pergi!!" Sana tidak sengaja mendorong Tzuyu, sampai Tzuyu terjatuh ke tanah.
"Aduh!" Tzuyu mengaduh kesakitan.
"Sana..." Panggil Jihyo lagi
"Ma.. Maaf Tzu, a.. Aku gak se-"
"Sana.. Lo dimana?"
Mendengar itu Sana langsung menutup pintu menuju taman belakang.
"Disini kak, He.. He.. Maaf.." Sana menggaruk kepalanya.
"San, tadi ada telfon dari perusahaan, besok bakal ada meeting penting, gue disuruh ikut. Gara-gara itu gue gak jadi nginep disini nih, gue langsung balik, okay? Eh, padahal kan baru dateng.
Pulangnya masih sore kok. Tapi gue mau mampir ke rumahnya Dahyun dulu, lo mau ikut?"
"Eum..."
"Ayok ikut! Siapa tau ada Dahyun, jadi bisa ehem.., ehem..."
"Ah enggak, nanti aja. Aku masih ada tugas yang belum selesai kak."
"Hah? Lo lebih milih ngerjain tugas daripada ketemu gebetan?"
"J.. Justru itu, kalau aku lebih milih kesana dulu, nanti pulangnya jadi males ngerjain kak."
"Aishh.. Dasar! Yaudahlah, tapi ntar lo nyusul ya?" Jihyo kembali memakai jaketnya.
"Salam buat mamih ya kak.."
"Iya... Bye.."
Setelah melihat Jihyo keluar, Sana langsung berlari menuju taman belakang.
Sana langsung membuka pintu tersebut untuk memanggil Tzuyu.
Sana mengedarkan pandangannya kemana-mana, tapi ia sama sekali tak melihat sosok Tzuyu.
"Tzuyu?"
TBC