After Story

4.5K 205 8
                                    

Siapapun yg mau baca cerita Dhan Menuju nikah, ke cerita Dear Kamu. Udah aku update 1 bab.

**

"Serius, kamu nggak apa-apa?" Kenan menatap penuh kekhawatiran pada istrinya yang sedang terbaring lemah.

"Aku nggak apa-apa, Ken." Nada menyahuti, wanita itu membuka setengah kelopak mata untuk melihat Kenan. "Dhan nggak ada yang jemput, kamu jemput, gih."

"Terus, kamu sendirian?"

Pasalnya ia terpaksa meninggalkan pekerjaan karena sang istri yang sedang sakit. Sebenarnya tadi pagi ia sudah berat hati untuk meninggalkan Nada, tetapi rapat yang harus ia hadiri tak bisa dilewatkan.

Alhasil, istrinya sendirian di rumah, tak ada seorang pun yang bisa diminta untuk menemani karena memang mereka baru pindah rumah dan belum mempekerjakan asisten rumah tangga. Begitu pula dengan sopir, putranya mungkin sekarang sedang menunggu dijemput.

Ini hari terakhir Dhan mengikuti ujian semester satu di kelas XII SMA, otomatis pulang lebih awal, tidak seperti hari biasa.

"Aku telepon Pak Jaka buat jemput Dhan," ucap Kenan, ia meraih gawai dari saku celana. Belum juga menyalakan layar, Nada menahan pergelangan tangannya.

"Kelamaan, rumah Ayah jauh dari sekolah Dhan, belum lagi harus ngantar ke sini. Takutnya anakmu lagi nahan lapar, jemput dia, Ken."

"Masak aku ninggalin kamu sekarang." Kenan berada di dua pilihan. "Aku telepon Dhan, dia bisa pesan gojek."

Nada menarik genggaman tangan dari lengannya. "Terserah kamu. Kalau Dhan udah nyampe sediain makanan. Aku belum masak, kamu delivery aja."

"Iya," ujar Kenan, tangan mengarah ke kening Nada, berakhir pada belaian di puncak kepala. "Kamu istirahat, nanti aku yang urus Dhan."

Nada mengangguk.

Mereka baru pindah empat hari yang lalu, termasuk nekat karena pindah di saat belum menemukan asisten rumah tangga. Kenan merasa bersalah, memboyong keluarga tanpa ada persiapan. Alhasil, sang istri jatuh sakit sebab harus mengurus semuanya.

Ia kembali menyalakan layar ponsel, sebelum meninggalkan sang istri, tangan menarik selimut hingga mencapai leher istrinya. Wanita itu sedang beristirahat, ia takut mengganggu di saat menelepon Dhan. Kenan memilih untuk menjauh sebentar.

"Halo?"

"Dhan, Ayah nggak bisa jemput," ucapnya pada sang putra yang berada di ujung sambungan. "Bunda lagi sakit, nggak bisa ditinggal."

"Ini Dhan lagi nebeng di mobil Leon. Udah yakin Ayah nggak bisa jemput."

Karena sejak tinggal bersama, Kenan yang menjemput anaknya dari sekolah. Jam keluar sekolah yang sama dengan waktu istirahat kantor menjadikannya mudah untuk menjemput, beruntung di minggu ini ia tak punya kesibukan lebih.

Sebenarnya Dhan sudah bisa mengendarai mobil sendirian, hanya saja umur anak laki-laki itu belum mencapai usia yang sudah ditentukan memiliki SIM. Risiko anak yang terlalu cepat masuk sekolah.

"Ayah mau makan apa? Nanti Dhan singgah beli makanan, tanyain bunda juga."

Kenan tersenyum mendengarkan itu, ia menoleh sebentar ke arah sang istri yang sudah tertidur. "Beliin bunda bubur, kalau Ayah terserah Dhan mau beliin apa."

"Oke," sahut lelaki itu.

"Ayah tutup, habis beli makanan langsung pulang, ya. Jangan singgah ke tempat lain."

"Iya."

Sambungan terputus, Kenan menatap layar ponsel yang tergambar kebahagiaan di sana. Fotonya bersama anak dan istri, di hari mereka mengadakan acara syukuran rumah baru, empat hari yang lalu.

Anak laki-laki itu sudah mulai menerimanya. Bersikap manis seperti tadi selalu membuat Kenan tersenyum bahagia. Kadang kala putranya mengajak untuk bertengkar di saat mereka beda pendapat, tetapi itu tidak akan berlangsung lama. Beberapa menit kemudian mereka akan berdamai.

Ya, dengan Kenan sebagai kubu yang mengalah. Itu tak bisa disangkal, segala keinginan Dhan akan ia penuhi. Bukan soal benda, putranya itu hanya ingin diperhatikan.

Sifat asli anak tunggal.

Kenan kembali duduk di tepi ranjang, menjaga istrinya yang masih tertidur. Beberapa hari ini sangat berat untuk Nada, mengurus rumah sendirian dan belum lagi berangkat kerja untuk membantu Ravi.

Ia sudah meminta bantuan untuk mencari asisten rumah tangga, tetapi belum juga ada hasil. Jika untuk sopir, Kenan sudah menentukan seseorang yang sudah ia kenal lama. Hanya saja seseorang itu masih memikirkan keluarga, karena jarak yang membuat beliau mungkin tak bisa pulang-pergi setiap hari.

"Ayah," panggil pelan seseorang dari arah pintu.

Kenan menoleh, putranya sudah berada di sana, masih mengenakan seragam sekolah.

"Ganti baju," suruhnya, ia berdiri mengambil jarak dari sang istri. "Jangan ribut, bunda udah tidur."

Dhan bergeming, mata mengarah ke arah wanita itu. "Bunda nggak apa-apa, 'kan?"

"Kecapean."

"Ooh ...," sahut Dhan. "Makanan ada di meja makan, Ayah yang siapin. Dhan ganti baju dulu."

Begini saja cukup bagi Kenan, ada ia yang berdiri sebagai kepala keluarga, bidadari menjadi penyejuk hati, dan seorang anak yang harus dibimbing. Namun, jika diizinkan, ia pun bersedia menjadi ayah lagi. Mengingat istri dan anaknya sangat ingin memiliki tambahan anggota keluarga.

Meskipun nanti umur si kecil akan berbeda jauh dari sang kakak.

Kenan menyiapkan makanan yang dibeli Dhan, bahkan nasi pun ada. Ia tak habis pikir, ternyata harus mengulang kejadian mengurus anak sendirian. Mungkin nanti, jika semua tak bisa dikontrol lagi, ia akan menghubungi sang ibu untuk dimintai pertolongan.

Suara langkah kaki terdengar mendekat, Kenan mengangkat pandangan dari piring menuju sumber bunyi. Putranya sedang memerhatikan meja makan, ia segera menarik kursi mempersilakan untuk duduk.

"Makan, Ayah mau ke kamar dulu jagain bunda," ucapnya.

"Dhan makan sendiri?" Lelaki itu nampaknya tak terima.

"Makan sendiri." Kenan mengangkat piring yang berisi bubur. "Bunda lagi tidur, buburnya disimpan dulu. Nanti dipanasi."

"Ayah nggak makan?" Dhan seperti tak terima harus menghabiskan makanan di atas meja sendirian.

"Dhan makan duluan, nanti gantian," sahut Kenan.

Setelah menyimpan bubur tadi di lemari, Kenan segera meninggalkan Dhan di dapur. Putranya tak lagi protes, malahan ketika ia melirik lelaki itu sedang serius menyantap makanan.

--

Yuhuuuu
Bonus bab Dhan di cerita ini udah aku posting di Karyakarsa

Lengkap, ya, isinya semua tentang kehidupan Dhan setelah berbaikan dengan ayahnya.

Udah pasti Dhan punya adik. Ye kaaan 🙃

Jangan lupa mampir di Karyakarsa, follow juga akunku.

Cari menggunakan judul 'Different : After Story' atau nama pena 'KanaldaOk'

Dan bagi siapa yg mau baca cerita Dhan yang udah dewasa menuju nikah, silakan ke cerita 'Dear Kamu'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan bagi siapa yg mau baca cerita Dhan yang udah dewasa menuju nikah, silakan ke cerita 'Dear Kamu'.

Udah aku update 1 Bab.

Different #2 (END) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang