019 //

2.4K 344 110
                                    

019

//

rotten












Jisoo terlalu fokus untuk membuat sarapan, sampai tak sadar bahwa Taehyung mengendap di belakangnya, dan tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang.

Sontak saja, suhu tubuh Jisoo memanas secara tiba-tiba.

Dan hal itu membuat Taehyung mengecup pipinya dengan lembut. "Pagi." Bisiknya.

Jisoo terdiam dalam posisinya dan Taehyung memutar tubuh gadis tersebut. Dilihatnya, Jisoo berusaha menjauhkan kontak mata dengan cara melihat ke bawah. Karena pipinya bersemu merah.

Lalu Jisoo tersadar akan kaus dan celana yang Taehyung kenakan. "Hei, itu cukup."

Taehyung ikut melirik pakaian yang ia kenakan dan mengangguk. "Tapi, harus kulepas karet celananya. Maafkan aku."

"Tak apa." Jisoo meliriknya, lalu dengan cepat mengembalikan pandangannya ke bawah saat tak sengaja menatap mata Taehyung.

Taehyung menyeringai, gemas melihat tingkah malu-malunya.

"Kau tak membangunkanku."

"Apa itu harus..." bisik Jisoo perlahan. Lalu gadis itu mengulum bibirnya, sebelum tiba-tiba mengubur wajahnya pada permukaan dada Taehyung. "Aku ingin lebih jelas... Maaf, aku masih perl—"

Taehyung menghentikannya dengan sentuhan lembut di dagunya. Pemuda itu mengangkatnya perlahan, lalu mencoba menatap sepasang mata indah itu.

"Aku berencana menyatakan perasaanku akhir April nanti. Karena aku takut, kau tak memiliki rasa sejauh yang aku miliki padamu."

Jisoo mencoba membalas tatapannya walau jantungnya berdegup dengan kencang.

"Tapi, kurasa, semalam kita sudah saling jujur satu-sama-lain, bukan?"

Wajah Jisoo kembali bersemu merah, namun kali ini, Taehyung memperparahnya dengan kecupan lembut di pipi.

"Jadi, aku tak perlu takut Namjoon mendahuluiku, 'kan?"

Jisoo membulatkan matanya seketika. Lalu dengan terkejut—namun bercanda—dia mencoba memukul Taehyung.

"Yah! Aku dan Namjoon hanyalah rekan kerja!"

"Siapa yang tahu?" Taehyung mengulurkan lidah padanya.

Dan hal itu membuat Jisoo tertawa dengan menggemaskan. "Dia sudah menjadi milik seseorang. Jatuh cinta tak karuan, membuatku harus menyemprotnya dengan air jika dia sudah melamun akan pujaan hatinya."

"Uhmm..." Taehyung hanya mengiyakan dengan nada bercanda. "Siapa tahu, setiap kau menanam benih bunga, tumbuh benih cint—"

"Taehyung!" Jisoo memukulnya gemas di dada.

Sayangnya, hal itu membuat Taehyung tiba-tiba memeluknya, untuk menggelitikinya.

"Taehyung!!"

Jisoo meronta, sembari tertawa. Bersama Taehyung yang tak berhenti sampai Jisoo memohon ampun berulang kali. Namun, gelitikan itu terhenti, ketika tak sengaja tatapan mereka dipertemukan kembali, bersama dengan tautan bibir dengan lembut.

"Hei..." bisik Taehyung saat menarik lepas ciumannya.

Jisoo menatapnya dengan tenang, dimana ia rasa hanya pada Taehyung-lah ia menemukannya.

"Nanti sore, ikut ke makam lagi?"

Jisoo mengangguk. "Tapi mengapa?"

"Aku ingin mengatakan pada Ibuku, bahwa aku berhasil menyatakan perasaanku pada seseorang yang kuceritakan setiap aku mengunjungi makamnya."

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang