016 //

2.5K 369 70
                                    

016

//

evolve












ENAM HARI KEMUDIAN

"Hebat sekali kau bisa menghilang dalam enam hari tanpa bisa kutemukan."

Jennie terkesiap, membeku dalam posisinya yang baru saja keluar dari perpustakaan kampusnya. Begitu terkejut, mengapa suara dari seseorang yang berusaha dihindarinya, terdengar di belakang tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jennie, dingin sekaligus terkejut, tanpa menoleh sama sekali.

Jungkook, seseorang itu, berjalan melewatinya, kemudian berdiri menghadapnya. "Beritahu aku, bagaimana caranya? Bahkan di kampus ini sekalipun."

"Kau tak seharusnya mencariku." Jennie mencoba melewatinya, tetapi Jungkook tak membiarkannya lewat. "Kau tak bisa melakukan ini, Jungkook."

"Buktinya aku melakukannya." Jungkook menatapnya menantang. "Tak peduli, dimana kau tidur sampai tak pulang. Tak peduli bagaimana caramu lolos setiap aku datang ke kampusmu. Pada akhirnya, aku disini, menemukanmu."

Jennie menggelengkan kepalanya tak percaya. "Kau gila." ucapnya sembari mencoba melewatinya lagi.

Namun, Jungkook tiba-tiba mendorongnya terhadap dinding di lorong tersebut, lalu berdiri di hadapannya dengan sedikit jarak tersisa.

Jennie menoleh ke kanan dan kiri secara panik, tapi lorong di sekitar perpustakaan terlalu sepi untuk dilewati.

"Kau gila." Jennie mengulang kalimatnya sembari melotot padanya. "Aku tak mengerti mengapa kau terus berusaha, padahal itu hal yang mustahil!"

"Mustahil, katamu?" Jungkook terkekeh disana. "Kau terlalu pendek dalam berpikir."

"Justru aku berpikir jauh!" Jennie mengeraskan rahangnya, menatap sosok yang lebih tinggi darinya itu. "Kau tak berpikir akibatnya jika kau melakukan ini terus?"

"Kau tak tahu betapa menyenangkannya bersamaku?"

Jennie mendorong dadanya cukup keras, tetapi itu tak menggoyahkan pertahanan Jungkook.

"Pergi!"

"Lisa takkan pernah tahu. Kau dan aku mengikuti alurnya, kita akan baik-baik saja."

"Lisa sahabatku!" Jennie membentaknya.

"Dan dia kekasihku." Jungkook mengedikan bahunya. "Takkan ada hal yang berubah. Kita sudah membicarakan ini, bukan?"

Jennie menelan ludahnya, rahangnya semakin mengeras, dan matanya memerah.

"Bayangkan, walau Lisa tak tahu, tapi beban apa yang aku miliki? Kau menciumku kemarin saja sudah membuatku tak ingin melihat wajah Lisa! Tak bisa bertemu dengannya! Apalagi dengan kebusukkan berlanjut yang kau berusaha capai dariku ini!!"

Jennie mengeluarkan seluruh emosinya, bebannya dan kebimbangannya.

Tetapi Jungkook, seolah tak menanggapinya dengan serius. "Kau terlalu memakai hati."

Jennie membulatkan mata mendengarnya.

"Tak bisakah kita capai kepuasan, bukan mencapai cintai?"

"Jadi, secara tak langsung," wajah Jennie memerah karena amarah tertahannya. "kau mengatakan bahwa kau inginkan aku hanya untuk pemuas nafsumu?"

"Jangan katakan kau tak bernafsu padaku, Jennie." Jungkook mendekatkan wajahnya, lalu menatap matanya dengan lekat. "Malam itu, kau mengatakan sesuatu berdasarkan nafsumu, bukan hatimu."

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang