018
//
ultimately
Lisa menyetujui ajakan Rosé untuk menghabiskan waktu bersama di hari Minggu ini.
Setidaknya dia bisa beristirahat sejenak, dengan seseorang yang tak tahu bebannya namun Lisa tak merasa terbebani. Karena ketika ia harus dihadapkan dengan Jennie, walau gadis itu tak tahu apapun, tetapi Lisa merasa semua menjadi sangat berat. Karena Lisa ingin menceritakannya, namun belum sanggup.
Sehingga, Rosé adalah orang terbaik untuk saat ini.
Teman yang masih dalam batas melakukan hal menyenangkan bersama atau bicara bersama, bukan untuk mengeluh, menceritakan sakitnya, atau menangis.
Beruntung mereka sudah bertukar nomor ponsel setelah pertemuan kedua mereka di kampus. Jadi, pertemuan mendadak seperti ini takkan sulit untuk tercapai.
Rosé melirik Lisa sembari menggenggam satu cone ice cream rasa vanilla, lalu tersadar untuk menawarinya.
Namun Lisa menggeleng dan tersenyum tipis.
"Kau tak suka ice cream?" tanya Rosé bingung.
Lisa mendesah pelan.
Bukan karena itu.
Dia hanya perlu menjaga tubuhnya tetap fit, terlebih dengan seringnya turun hujan mendadak di musim semi ini. Maka dari itu, Lisa tak sembarang makan. Bahkan, Lisa sampai tak makan—tetapi untuk alasan itu, karena Lisa terlalu lelah untuk melakukannya sesudah latihan. Sedangkan sebelum latihan, biasanya Lisa menjaga diri untuk tak terlalu banyak mengisi perutnya.
"Ya sudah." Rosé menatap ke depan lagi sambil menjilat ice creamnya. "Ah, mau mengantarku membeli gaun?"
Lisa mengangguk padanya.
"Aku harus mendapatkan gaun bagus untuk Sabtu depan nanti."
"Ada acara?" tanya Lisa, berjalan bersama Rosé menyusuri trotoar yang dipenuhi toko-toko beragam di sekitar. "Maksudku, aku tak bisa menyarankan sesuatu yang aku tak tahu."
Rosé tersenyum, mengerti maksudnya. "Gaun saja. Yang indah. Untuk acara dipenuhi dengan orang-orang berdasi."
Lisa terkekeh mendengarnya. "Baiklah. Mungkin aku bisa membantumu memilihnya."
Kemudian keduanya berjalan untuk mencari toko yang tepat. Melewati berbagai toko, termasuk toko bunga bernama Shprintze. Lisa sempat meliriknya sedikit, teringat akan label kecil pada buket bunga yang Jennie berikan padanya setelah audisi. Ternyata, teman baiknya itu membelinya disini.
Rosé memanggil namanya, membuat Lisa tersentak saat tersadar bahwa langkahnya sempat terhenti. Lalu Lisa pun mendekat padanya dan melanjutkan langkah mereka untuk mencari toko gaun yang tepat.
//
Ketukan di pintu apartemennya tak pernah membuat Jennie begitu panik.
Saat Jennie membukanya, dia dapat menemukan Jungkook berdiri disana. Seperti apa yang ia khawatirkan. Matanya membulat, seiringan dia tersadar bahwa Namjoon tengah mandi di kamar mandi yang berada di dalam kamarnya. Karena mereka baru saja melakukan sesuatu. Membuat Jennie belum terlalu siap untuk membuka pintu—hanya mengenakan dalamannya di balik kaus oversized miliknya.
"Jangan pikir yang kau lakukan kemarin membuatku menyerah."
Jennie masih membulatkan matanya, menjadi sangat panik daripada seharusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ the edge of the cliff
Fanfic[M] bangtan x blackpink warn! too much shits going on