014 //

2.5K 386 45
                                    

014

//

false hope












Benar seperti dugaan Jennie, Jungkook membawanya ke rumahnya.

Saat mobilnya sudah berhenti, terparkir di depan garasi halaman rumahnya, Jennie masih juga diam. Enggan untuk beranjak. Sementara Jungkook meliriknya dan mengangkat satu alisnya.

"Kenapa?"

Jennie menggeleng tanpa mau melihatnya. "Kau gila."

"Benarkah?" Jungkook terkekeh pelan. Lalu menatapnya dengan posisi tubuh menyamping setelah melepas seatbelt-nya. "Aku rasa, kita berdua sama-sama gila."

Tak setuju dengannya, Jennie menggeleng lagi. Tetapi bercampur dengan perasaan tak percaya bahwa pemuda yang ia kenal dengan sosok yang baik ini, ternyata begitu berengsek di belakang.

"Apa yang membuatmy menjadi seperti ini, huh?"

"Kau." Jawab Jungkook singkat dan bergerak untuk menyentuhnya.

Tetapi Jennie segera menepis tangannya, membuat dia menatapnya.

Jungkook tersenyum, lalu memiringkan wajahya. "Baiklah. Kau yang tentukan sekarang."

"Mengapa kau memaksaku untuk melakukan semua ini?" Jennie tampak geram, berusaha menahan rasa kesalnya.

Tetapi di balik itu semua, dia tengah tak percaya. Bagaimana satu kalimat itu bisa meyakinkan Jungkook untuk menghianati Lisa sejauh ini?

"Kita teman. Aku sahabat Lisa. Aku menyayanginya."

"Sudah kukatakan, takkan ada yang berubah." Jungkook mengedikkan bahunya. "Lisa tidak memasang penyadap di tubuhku."

"Penghianatan tetap penghianatan. Semuanya berasal dari dalam hati, bukan hanya karena terlihat."

Jungkook terkekeh mendengarnya. "Semua orang yang berhianat tidak main di depan, Jennie."

"Kalau begitu, beri aku alasannya!" Jennie tiba-tiba membentaknya. "Kau ingin apa dariku? Seberapa besar sampai kau berani menghianati Lisa?"

Jungkook tiba-tiba mendekat. Meraih dagu jennie tanpa bisa dicegahnya. Lalu menatapnya tepat di mata sembari menyeringai.

"Tak sadarkah kau, mengatakan sesuatu yang terdengar seperti menginginkanku?"

Jennie terkesiap, membeku disana.

Terlebih ketika Jungkook mengusap dagunya dengan ibu jarinya.

"Tidakkah kau lelah?"

Sebelum Jennie menjawabnya, Jungkook tiba-tiba meraup bibirnya. Menciumnya dengan cukup dalam, membuat Jennie membulatkan matanya.

Saat itu juga, Jennie segera mendorongnya.

Ciuman tersebut terlepas, tapi kini Jungkook mendapatkan lengannya.

"You're just playing hard to get, Jennie."

Jennie mencoba menarik lenganya lagi, seperti kejadian sebelumnya. Tetapi cengkraman Jungkook kuat, seolah tak peduli akan Jennie yang meringis kesakitan.

Jungkook menariknya, membuatnya terkejut lalu menciumnya lagi.

Jennie merasakan napasnya menggebu. Rasanya menyengat namun juga salah.

Pikirannya seolah saling berputar tak menentu.

Semua ucapan Jungkook meracuninya, tetapi Jennie mencoba bertahan selama ini. Namun, dia sendiri adalah pemicunya. Berani menyalakan api kecil, membuatnya membara sekarang, dan tak ada jalan lain untuk memadamkannya selain mengikuti keinginannya.

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang