036
//
the end of the chaos
Seolah tak ada hari yang lebih baik daripada kemarin, namun Lisa masih mencobanya.
Tidak ada yang tahu, apa yang akan terjadi di detik selanjutnya. Kita hanya mengetahui apa yang kita tahu. Kita hanya bisa mengendalikan apa yang ada pada diri kita. Dan semua hal yang terlepas darinya, sama sekali tak bisa kita cegah juga kendalikan.
Hari Jumat ini Lisa datang lagi.
Melanjutkan apa tujuannya datang kemari setelah kejadian kemarin.
Lisa bolos latihan-walau tak sepenuhnya bolos karena Yoon-gi hanya menagihnya satu hal. Perihal kontak milik Sanders tersebut. Jadi, ketidakdatangan Lisa bukanlah hal buruk untuk sekarang.
Ketika Lisa masuk ke dalam toko, bisa ia lihat, Jisoo tampak terkejut. Dan sepertinya Namjoon tak ada lagi. Setidaknya Lisa merasa cukup bebas disana.
Jisoo terlihat seperti tak ingin melihatnya tetapi tentu saja Lisa takkan membiarkan kedatangannya sekarang menjadi sia-sia.
Lagipula, ada hal yang ingin Lisa ketahui.
"Jisoo..." panggilnya, agak tak enak juga karena merasa tak terlalu akrab dengan gadis itu.
Jisoo menatapnya dengan mata berkaca-kaca yang tipis, juga dnegan mulut terkatup.
"Mengapa kau takut melihat Jungkook kemarin?"
Jisoo sontak memalingkan wajahnya, namun hanya terlihat seperti menarik napas dalam diam, kemudian kembali pada Lisa. "Jungkook... kekasihmu...?"
"Tidak untuk sekarang." Lisa mengedikkan bahunya. "Semenjak ia berselingkuh dengan Jennie."
Lisa tak mengerti, tetapi Jisoo tiba-tiba menangis. Gadis berambut hitam pekat itu menangkup kedua tangannya di depan wajah dan tubuhnya bergetar.
Sepertinya Lisa menyinggung sesuatu disana, tetapi jujur saja, justru Lisa membutuhkan jawaban.
Perlahan, Lisa menyentuh bahunya, membuat Jisoo agak tersentak tetapi pada akhirnya membiarkannya.
"Let me know your pain, Jisoo..."
"Untuk apa...?" gadis itu tercicit.
"Untuk membantu menyembuhkannya..." Lisa tak yakin akan apa yang diucapkannya.
"C-caranya...?"
Pertanyaan rapuh itu membuat Lisa menarik napas perlahan, masih menatap sosok yang tak melihatnya itu. "Taehyung orang baik."
"Siapa yang tahu..." Jisoo membalasnya dengan bisikan.
Lisa tahu rasanya dikhianati-kini. Tetapi membandingkan sakitnya dengan Jisoo adalah hal tak pantas. Ini bukan tentang siapa yang paling sakit. Tetapi tentang seberapa kuat kita menahan sakit.
Rasanya Lisa mulai terbiasa sejak semua dosan dan tekanan merambah sampai jiwanya. Sedangkan Jisoo, dia hanya terlihat seperti gadis baik yang terluka dengan paksa.
"Berantakan... semuanya berantakan..."
Lisa mengusapi bahunya perlahan, mencoba membuatnya tenang. Lalu dia melirik satu kursi di dekat meja kasir dan mendorong gadis itu untuk duduk disana secara hati-hati.
"Aku tak ingin ikut campur masalahmu. Aku hanya ingin memperjelas bahwa Taehyung memiliki alasan. Dan untuk Jungkook, aku-"
"Jungkook..." Jisoo memotongnya dengan cepat dalam isakan lembut tersebut, membuat Lisa memilih untuk berhenti. Lalu untuk beberapa saat membiarkan Jisoo menenangkan diri sebelum melanjutkannya. "Jungkook... dulu... satu kelas denganku saat SMA..."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ the edge of the cliff
Fanfic[M] bangtan x blackpink warn! too much shits going on