029
//
numb
Lisa rasa dia mati rasa.
Sejak kejadian kemarin, hidup Lisa serasa berada dalam kehampaan. Seolah setiap detiknya dia menyalahkan diri sendiri atas semua hal yang terjadi dalam hidupnya. Lisa sudah menerima bahwa semua murni kesalahannya, tak ada orang selain dirinya untuk disalahkan.
Dan hal itu menyesakkan.
Lisa melirik Yoon-gi, yang berdiri di sampingnya, dimana mereka berada di belakang panggung di hari Jumat, hari pertunjukkan itu. Sudah berpakaian rapi—juga Lisa mengenakan pakaian balet untuk pertunjukkan ini. Mereka hanya perlu menunggu waktunya untuk tampil dan memberikan semua yang sudah mereka latih dalam beberapa waktu terakhir ini.
Jika biasanya, Lisa akan gugup untuk pertunjukkan. Tetapi sekarang, Lisa tak merasakan apapun.
Tubuhnya seolah melayang begitu saja. Semakin Lisa membayangkannya, semakin tak terasa kehidupannya.
Sampai akhirnya, pertunjukkan sebelumnya telah selesai. Giliran Lisa dan Yoon-gi pun datang. Segera keduanya naik ke atas panggung, sesaat setelah yang sebelumnya turun dan tirai tertutup.
Lisa segera mengambil posisi di tengah, sementara Yoon-gi berada di ujung—namun masih terlihat dengan jelas—tepat di depan sebuah piano. Posisi keduanya diterangi oleh lampu sorot masing-masing, menunjukkan posisi keduanya dengan jelas, tepat ketika tirai kembali dibuka.
Sesaat hening menguasai. Sampai ketika Yoon-gi menekan satu tuts-nya dan Lisa pun mulai bergerak.
Sesuai dengan apa yang mereka latih untuk pertunjukkan dadakan di Paris ini, mereka melakukannya dengan baik. Tidak, malah menuju sempurna. Walau hati dan pikirannya kacau, tetapi Lisa tak pernah menaruh setengah hati untuk pertunjukkannya.
Lisa menari dalam lantunan melodi piano yang Yoon-gi mainkan.
Bergerak dengan anggun, memesona, juga menakjubkan. Penampilannya menyihir semua orang, seolah tak ada hal bisa mengusik mereka dari Lisa di atas panggung sana.
Dalam gerakan itu, Lisa memejamkan matanya.
Membayangkan akan semua yang sudah ia capai dengan cara menyakiti orang lain. Lisa sudah memilih untuk terus melanjutkan, kini Lisa harus menghadapi seluruh resikonya. Sesakit apapun itu.
Maka, jika nanti ia harus kehilangan Jungkook, mau-tak-mau, Lisa harus siap.
Penampilan Lisa berjalan dengan mulus.
Sampai kakinya menapak dengan sempurna dan melodi berakhir, tepuk tangan mulai terdengar riuh sampai menggema di seluruh tempat pertunjukkan. Lisa terengah dan membuka matanya untuk menatap ke depan, pada sorotan lampu yang lebih banyak, pada bayang-bayang penonton yang berdiri untuknya.
Tanpa disangka, Yoon-gi mendekat dan memeluk pinggangnya dengan satu lengan dari belakang. Pemuda tersebut berdiri tepat di sampingnya tanpa melihatnya. Lisa hanya meliriknya sebentar, kemudian ikut menatap ke depan kembali untuk melakukan perpisahan sebelum mereka turun dari panggung.
Saat tirai tertutup, Yoon-gi dan Lisa segera turun dari panggung. Dan tanpa Lisa sangka, Yoon-gi menarik wajahnya dan menciumnya tepat di bibirnya.
Itu adalah kali pertama Yoon-gi menautkan bibirnya padanya. Karena selama ini, selama hubungan karir ini terjalin, Yoon-gi tak pernah menciumnya. Sesering apapun mereka melakukan seks dalam beberapa hari terakhir ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ the edge of the cliff
Fanfiction[M] bangtan x blackpink warn! too much shits going on