008 //

2.9K 494 32
                                    

008

//

wrong step












Sekarang atau tidak sama sekali.

Audisi akan dimulai dua jam lagi, tetapi mereka semua sudah datang dan bersiap, berlatih masing-masing bahkan mengganti pakaian mereka. Sejauh ini Jimin memang belum terlihat, jadi tak ada yang mengawasi.

Dan inilah waktu yang Lisa perlukan.

Mengendap dari yang lainnya, Lisa keluar dari studio tempat mereka menunggu untuk mencapai lantai dua di atas sana. Dia menaiki tangga sembari berbekal keputusannya. Lisa berjanji takkan menyesali hal ini, sehingga dia bisa menanamkan keteguhan untuk semua ini.

Diketuknya pintu itu perlahan, seperti yang Lisa lakukan Jumat dan Sabtu lalu.

Ini satu-satunya kesempatan yang Lisa punya. Dan Lisa tidak boleh melewatkan maupun mengacaukannya.

Saat seruan untuk masuk terdengar, Lisa menekan kenop tersebut dan mendorong pintunya. Kali ini, dia mendapati sang pemilik tempat latihan balet ini menyandarkan pantatnya pada pinggiran meja, menghadap lurus ke pintu, menatapnya dengan tajam.

"Kau tak menyerah?"

Lisa menutup pintunya perlahan tanpa menoleh ke belakang. "Aku bahkan belum memperlihatkan kemampuanku."

Yoon-gi, sang pemilik tempat itu, masih tak melunakkan wajahnya. "Apa yang kau miliki?"

"Kesungguhanku." Lisa menelan ludahnya.

Pemuda yang lebih tua darinya itu memperhatikannya dari atas sampai bawah. "Aku tahu, kau memiliki potensi, Lalisa."

Lisa mengeraskan rahangnya, menunggu lanjutkan kalimatnya ketika melihat tubuhnya menegak.

"Peran ini... mungkin kau memang bisa menampilkan bagian kegelapan dari karakter ini, karena kau begitu tangguh dan penuh percaya diri." lanjutnya sembari mendekat.

Dan setiap langkahnya, membuat jantung Lisa berdebar bukan main.

Lisa tahu dia harus memberanikan diri, tetapi dihadapkan dengan Yoon-gi secara langsung membuatnya tak bisa berkutik. Yoon-gi seperti memiliki aura yang dapat menaklukannya, menaklukan siapapun. Yang secara tak langsung membuat siapapun ingin menuruti keinginannya.

"Tapi kau tak memiliki kepolosan itu." Yoon-gi menggelengkan kepalanya sesaat ia sampai tepat dihadapan Lisa. Mempertemukan ujung sepatunya dengan kaki telanjang Lisa disana. "Dengan kau datang kemari, kau tak memilikinya."

"T-tapi..." Lisa berusaha membantahnya, hanya saja lidahnya tiba-tiba terasa kelu. Bahkan, Lisa tak bisa melanjutkannya ketika Yoon-gi menatapnya seolah memintanya untuk bicara lagi.

Yoon-gi mengangkat salah satu alisnya. "Benar? Apa tujuanmu datang kemari?"

Lisa tak bisa menjawab, bahkan untuk membela dirinya.

Terlebih, ketika tiba-tiba jemari dingin pemuda itu menyentuh pipi Lisa perlahan.

Lisa seolah terperangkap, akan ketakutan dan juga ambisinya.

"Menyogokku?" tanya Yoon-gi lagi, dan pertanyaan itu sontak membuat Lisa membulatkan matanya. "Membuatku menidurimu?"

Dia... tahu maksud kedatanganku.

Rasanya, tubuhnya menegang sekaligus bergetar hebat. Tak bisa ia kendalikan sama sekali. Lisa tak berkutik saat jemari Yoon-gi turun menuruni leher menuju tulang selangkanya, lalu pada belahan rendah dari dress santai yang ia kenakan karena belum mengganti pakaiannya dengan pakaian latihan.

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang