015 //

2.8K 387 100
                                    

015

//

needs












Di Sabtu siang itu, Lisa meratap di balkon apartemennya.

Langit kembali mendung, setelah beberapa hari terakhir tidak hujan. Tetapi kesedihan di hatinya tetap sama, justru semakin mengental.

Ya, Lisa mendapatkan perhatian Jungkook kemarin. Tapi semuanya sirna begitu saja ketika hari berganti.

Jungkook segera pergi dari apartemennya. Tanpa mengatakan sesuatu untuk membuat Lisa tenang. Bahkan tanpa bertanya perihal apa yang tengah mengganggu pikirannya, termasuk tangisan semalam.

Padahal hari ini, kuliah kosong. Bahkan Lisa tak memiliki jadwal latihan di dua hari terrakhir minggu ini.

Jungkook seharusnya bisa menghabiskan sedikit waktu dengannya, agar hubungan mereka tidak merenggang.

Tapi apa daya.

Seharusnya Lisa bersyukur saja masih bisa bersamanya sepanjang malam.

Entah mengapa, dua bulan terakhir ini kekasihnya benar-benar berubah. Seperti bukan dia yang Lisa kenal.

Lisa pun memilih untuk masuk ke dalam, lalu tak sengaja pandangannya terarah pada ponselnya di meja. Diraihnya ponsel tersebut dan teringat akan Jennie.

Mungkin, Jennie bisa menemaninya.

Lisa pun mencoba menghubungi nomor tersebut dan mendapatkan jawaban dalam dua kali deringan.

"Hei, Jen."

"Ada apa Lisa?"

"Uh, bisakah kita bertemu hari ini?"

Ada jeda sebentar.

Hal itu membuat Lisa tahu bahwa akan terjadi penolakan.

"Maaf, Lisa. Aku tak bisa."

"Baiklah." Lisa tersenyum tipis. "Jika bisa, besok menginap di tempatku, ya? Aku merindukan sahabatku."

"Akan kuusahakan. Sampai nanti."

Panggilan terputus begitu saja.

Lisa menatap layar ponselnya dengan sedikit perasaan kecewa. Tetapi, mungkin Jennie tengah memiliki kesibukkan, atau juga tengah mendapatkan masalah yang belum bisa ia ceritakan.

Tetapi Lisa yakin, gadis itu akan memberitahunya jika ia sudah siap.

Begitupula dengan yang Lisa rasakan.

Saat hampir mengunci ponselnya, Lisa teringat sesuatu. Dibukannya daftar kontak dan dicarinya sebuah nama.

Mungkin, dia bisa menemaninya.

Lisa berharap begitu, karena dia butuh untuk mengusir rasa bersalahnya sejenak.

Ditekannya nomor tersebut dan mendapatkan jawaban di deringan ke lima.

.

.

.

"Kebetulan, aku memang mau makan siang."

Lisa terkekeh kecil, menatap Taehyung yang duduk di hadapannya di sebuah restoran tengah kota. Beruntung, Taehyung menyetujui ajakannya walau Lisa sendiri mengatakan dia bisa menolaknya jika tak bisa. Tetapi, keduanya pun merasakan, bahwa mereka merindukan satu-sama-lain. Terlebih, masa-masa bermain dahulu.

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang