033 //

2.4K 368 43
                                    

033

//

indecisive












Melihat Namjoon mengusir Taehyung yang datang di hari Sabtu itu membuat Jisoo terdiam di tempatnya berdiri—dekat meja kasir. Memang, sejak kejadian itu, Taehyung tak mengambil pesanan bunga rutinnya. Dan ini adalah kali pertamanya melihat Taehyung lagi.

Jisoo dapat melihat Taehyung tak ingin pergi. Memohon waktunya sebentar untuk bicara.

Rasanya berat dan sulit, terlebih ketika semua terbayang dalam benaknya. Tentang penghianatan itu. Tentang bagaimana Taehyung mengelabuinya, untuk mencintainya sementar dia tak memikirkan apapun tentang diri Jisoo.

Jisoo merasaka tubuhnya bergetar karena rasa sakit dari hatinya menjalar ke seluruh tubuhnya. Saat tak sengaja tatapannya dan Taehyung—yang masih ditahan Namjoon di muka pintu—bertemu, Jisoo segera memalingkan wajahnya.

Jujur saja, rasanya Jisoo ingin menangis.

Jisoo memejamkan matanya untuk menenangkan diri. Perlahan menarik napasnya lalu mencoba untuk membuat dirinya tak selemah ini.

Setelah itu, Jisoo membuka matanya dan meminta Namjoon untuk membiarkannya masuk. Namjoon menatapnya ragu, tetapi Jisoo hanya berbalik terlebih dahulu menuju ruang belakang—tempat yang terdapat rak dan meja panjang tersebut—dan meminta Taehyung menyusulnya.

Jisoo pun segera duduk di salah satu kursi dan menunduk. Namun dari ekor matanya, terlihat seseorang masuk ke dalam, sempat berhenti sebentar, lalu melanjutkan langkahnya perlahan mendekat pada Jisoo. Pemuda yang Jisoo tak ingin lihat itu pun duduk dengan hati-hati, menghadapnya.

"Jisoo..."

Panggilan lembut namun terkesan rapuh itu justru menyakiti hati Jisoo. Jisoo merindukannya, namun bukan seperti ini.

"Jisoo... aku—"

"Ada apa?" Jisoo memotongnya, berusaha untuk mempercepat pembicaraan ini.

Jisoo menahan diri dengan sangat untuk tak mengangkat wajahnya, barang sedetik untuk melihat wajahnya. Karena bagaimanapun juga, pemuda yang duduk menghadapnya itu adalah seseorang yang dicintainya.

"Aku tahu... rasanya aku tak pantas memperlihatkan diriku padamu. Tapi Jisoo... ada yang perlu kujelaskan..."

"Apa itu...?" tanya Jisoo perlahan sembari tersenyum dalam perih. "Dia sudah mengatakan sendiri padaku... aku tak tahu jika dia tak pernah datang, apa kau akan jujur?"

"Aku bersumpah, aku akan menyudahinya saat itu!"

Jisoo merasakan sakit di hatinya mendengar jawaban itu. "Tapi tak berniat jujur... 'kan?"

"Bukan begitu, Jisoo..."

Dengan gerakan perlahan yang memaksakan diri, Jisoo mengangkat wajahnya. Dan saat itu juga, dia bisa melihat wajahnya. Melihat wajah Taehyung yang tampak kacau, wajahnya terlihat pucat, juga dia tidak seperti Taehyung yang Jisoo kenal.

Tapi bagaimana dengan Jisoo sendiri?

Jisoo saja sudah tak mengenal dirinya sendiri semenjak Taehyung merenggut segala yang dia miliki dan harapkan.

"Aku benar—"

"Aku bahkan tak tahu, apakah kau menyesal atau tidak." Jisoo kembali memotong kalimat Taehyung. Rasanya dia kesulitan saat mengatakannya. Lehernya menjadi sangat sakit, karena mencoba menahan tangisnya. "Kau tak akan jujur padaku."

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang