025 //

2.3K 318 53
                                    

025

//

see saw












Rosé merasa dia benar-benar khawatir pada Lisa.

Memang di hari Senin dia tak bertemu Lisa, karena gadis itu tak memiliki jadwal kuliah. Namun di hari Selasa kemarin, saat Rosé mengajaknya untuk makan siang bersama, gadis itu terlihat sangat lelah kembali. Seperti tengah sibuk juga memiliki banyak pikiran. Entah karena tugas-tugasnya atau karena kegiatan lainnya.

Dan pada hari Rabu ini, Rosé keluar kelas secepat mungkin untuk menunggu Lisa di depan kelasnya—yang Rosé hapal sejak mereka mulai dekat.

Saat Lisa keluar dari kelas, Rosé bisa melihat ekspresi lelah terlukis jelas di wajahnya. Tetapi gadis itu tetap tersenyum saat ia mendapati kehadiran Rosé disana.

"Jangan bilang kau menungguku." canda Lisa.

Tetapi Rosé hanya tersenyum tipis, khawatir padanya.

Lisa menatapnya heran lalu menyerukan sesuatu. "Ah, bagaimana kalau aku traktir kau makan siang?"

Rosé belum sempat menjawab tetapi Lisa sudah lebih dahulu menarik tangannya dan mengajaknya ke sebuah café di daerah kampus mereka. Keduanya pun memesan makanan setelah menemukan kursi untuk duduk berdampingan menghadap jendela yang terarah keluar. Walau begitu, posisi duduk keduanya agak menyamping agar bisa bicara nyaman satu-sama-lain.

Lisa membawa percakapan perihal kuliahnya, tetapi Rosé tak bisa fokus karenanya. Gadis ini terus tersenyum padahal dia terlihat lelah. Jika itu Rosé, dia pasti sudah tak bisa menyembunyikannya sebaik itu.

Saat makanan mereka sampai, Lisa menawarinya avocado-toast—seperti yang Lisa pesan waktu itu. Tetapi Rosé menggeleng pelan.

"Aku tak suka alpukat."

"Eh? Benarkah?" tanya Lisa pelan.

Rosé terdiam sementara Lisa memerhatikan roti dengan alpukatnya. "Apa karena bentuknya?"

"Tekstur dan rasanya..." Rosé menjawab pelan, tak sadar bahwa ia tenggelam dalam percakapan Lisa.

Lisa mengambil sebuah potongan alpukatnya dan menatapnya di depan wajah. "Tapi, kau mau mencobanya?"

Rosé terkesiap tepat ketika Lisa menatapnya sambil tersenyum.

"Bagaimana?"

"A-apa?"

"Coba ini." Lisa tersenyum sambil mengangkat garpu dengan potongan alpukatnya. "Ayo?"

Rosé terdiam sebentar saat terpikir bahwa mungkin dengan ini mereka akan menjadi lebih dekat dan Rosé bisa bertanya akan apa masalahnya. Jujur saja, melihat seseorang seperti itu membuatnya teringat pada dirinya sendiri. Rasanya kesepian, rasanya tak memiliki siapapun untuk diajak bicara atau mengerti dirinya.

Perlahan, Rosé pun mengangguk dan membiarkan Lisa menyuapinya potongan alpukat itu. Saat alpukat itu berada dalam mulutnya, Rosé meringis pelan merasakan tekstur lembek dengan bau yang khas tersebut.

Lisa tersenyum dan mengangkat alisnya. "Bagaimana?"

"Tetap bukan kesukaanku." Rosé merengut sambil berusaha menelannya.

Lisa tertawa kecil dan hal itu membuat Rosé tersenyum sambil mengambil minuman miliknya dan menyesapnya. Lalu Rosé kembali menatap Lisa yang mengambil potongan lain untuk dirinya sendiri.

"Oh, ya, Lisa, setelah ini kau langsung pulang?"

"Uh, tidak, aku ada urusan."

"Aku bawa mobil." Rosé tersenyum simpul. "Boleh aku mengantarmu?"

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang