023 //

2.7K 381 131
                                    

023

//

the day












Hari yang dinantikan akhirnya tiba juga, sampai semalaman ia kesulitan tidur setelah mengecat rambutnya menjadi pirang untuk pendalaman peran walau tak ada yang memintanya.

Jungkook mengantarnya ke tempat pertunjukkan lalu pulang dan akan datang pada waktunya. Tentu karena Lisa harus datang lebih awal; mempersiapkan diri, berlatih kecil sebelum tampil. Berjam-jam, Lisa berada di ruang riasnya sendiri—terlebih ruang rias untuk pemeran utama ditempatkan khusus sendiri, tak bercampur dengan yang lainnya. Lisa mencoba melatih diri, memantapkan ekspresinya dan penjiwaannya sebagai Odette—sang angsa putih—sekaligus Odile—sang angsa hitam.

Yang masuk ke dalam ruangannya sejauh ini adalah penata riasnya, untuk merias wajah dan membantunya mengenakan kostum. Jimin untuk memberikan pengarahan terakhir sebelum dia tak bisa melakukannya karena harus sibuk mengurus pemain lainnya yang berkelompok. Dan Yoon-gi, dengan pakaian formal nan rapi, hanya memastikan keadaan Lisa disana.

Lisa rasa dia bisa baik-baik saja.

Tidak sampai pintunya diketuk kembali dan saat Lisa membukanya, yang berdiri disana adalah Shuhua.

Lisa terkesiap tetapi Shuhua lebih cepat untuk melangkah masuk dan menutup pintunya.

Lisa mencoba menarik napasnya dalam diam, dimana Shuhua, yang bahkan belum mengutarakan maksud kedatangannya sudah terlebih dahulu berkaca-kaca.

"Eonni..." panggilnya dengan suara rapuh.

Lisa menatap gadis berparas polos yang sudah dipoles dengan make-up tersebut. "Shuhua, sebaiknya kita bersiap."

Namun, Lisa tahu kalimat yang ia coba ucapkan secara lembut itu takkan membuatnya mengurungkan niat.

"Aku minta penjelasanmu, eonni."

"Aku..." Lisa menjawab cepat namun tak tahu harus berkata apa. Dia pun menelan ludahnya dan mencoba untuk sedikit tenang. "Yoon-gi memberikanku pengarahan, seperti biasa. Dia tahu bahwa aku kesulitan untuk satu peran lainnya, jadi dia mencoba untuk memberikanku sugesti."

Sebenarnya, yang Lisa katakan tidak sepenuhnya bohong. Hanya tidak spesifik.

"Eonni..." tetapi Shuhua sepertinya tidak percaya.

Dan Lisa tak bisa menebak, sejauh mana yang ia tahu. Selama apa gadis itu berada di balik pintu.

"Shuhua, aku—"

"Aku disiksa untuk peran ini, eonni!" gadis itu meninggikan suaranya secara tiba-tiba.

Jika Lisa lihat dari wajah putih pucatnya yang kini memerah, gadis itu akan runtuh sebenar lagi. airmatanya akan merusak riasan yang terdapat di wajahnya.

Lisa mencoba untuk tetap tenang.

Walau jujur saja, jantungnya berdegup kencang dengan ritme berantakan. Ketakutan karena hampir disudutkan oleh kenyataan busuk yang ia coba sembunyikan.

"Eonni tak tahu tekanan sebesar apa yang aku terima selama ini!" dan Lisa benar, gadis itu tak bisa mempertahankan dirinya, membiarkan airmatanya lolos begitu saja. "Aku tak pernah suka balet! Tapi aku dipaksa untuk meneruskan karir ibuku! Hanya karena dia lumpuh dan sudah tak bisa melakukan balet lagi sejak umurku lima tahun!"

Lisa mengeraskan rahangnya keras.

Semua orang akan merasa latar belakang mereka yang paling menyakitkan. Tetapi Lisa berdiri disini pun bukan untuk bermain-main. Benar, Lisa merasakan sengatan perih mendengar tangis dari gadis lembut yang periang ini, tetapi mau bagaimanapun juga, untuk mencapai karir diperlukan kompetisi. Dan Lisa mendapatkannya bukan untuk menyerahkannya begitu saja pada siapapun yang memiliki hidup lebih pahit dari dirinya.

✔️ the edge of the cliffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang