Terimakasih bagi yang sudah vote...
Selamat membaca...💃🏼😊
"Pak... Bangun, minum obatnya dulu" Ganesh berusaha membangunkan Richie dan memberikan obat paracetamol yang dibelinya tadi."Gak mau" Richie menepis obat yang diberikan Ganesh.
"Pak, Bapak lagi sakit. Panas gini tuh!" Ganesh memegang kening pria itu.
"Saya gak bisa nelen obat. Saya gak suka obat" Richie menyembunyikan wajahnya dibalik bantal.
Ganesh terbawa kesal dengan sikap Richie yang sangat manja melebihi anak TK. Ganesh mencoba tetap bersabar menghadapi sisi lain Richie yang ternyata sangat manja ketika sedang sakit. Dia baru mengetahui jika dibalik sosok Richie yang hot guy, tampan berkharismas, tegas-wibawa, badan atletis dan tinggi bak model serta digilai gadis-gadis millenial itu ternyata tidak bisa menelan obat. Ganesh yang tadinya kesal pun akhirnya malah menertawai Richie habis-habisan.
'Badan aja gede, tapi nyalinya ciut begitu. Hah! Andai Fika, Andine dan elo-elo semua tahu idola kalian itu tidak bisa minum obat. Hah! Apakah kalian akan masih tetap menyukainya? Hahaha' oceh Ganesh dalam hatinya.
"Uhuk....Uhukkk" Richie terbatuk-batuk...
Tak ada cara lain bagi Ganesh selain menuruti saran dari Karin. Ganesh mengambil minyak kayu putih di atas nakas. Kemudian dia dengan pelan dan ragu-ragu mulai membuka kancing kemeja Richie satu-per satu. Untunglah Richie sedang tertidur lemas, sehingga memudahkan dia untuk membalurkan kayu putih ke badan laki-laki itu. Setelah berhasil membuka kemeja Richie hingga dada bidangnya tercetak jelas dan sukses membuat Ganesh menelan ludah susah payah. Otak Ganesh sepintas memperlihatkan fantasi kotor tentang Richie. Namun Ganesh berhasil menepisnya. Dia berusaha berpikir rasional meskipun jantung dan hatinya sedang berpacu melawan prinsipnya. Dia mulai membalurkan minyak kayu putih tersebut dari mulai leher hingga atas perut Richie yang tegas dan rata. Beberapa kali Ganesh menelan ludahnya. Entah mengapa saat dia menyentuh dada bidang Richie serasa tersengat listrik membuat hatinya berdesir. Sungguh seksi dan menggairahkan dan membuat Ganesh sedikit mupeng.
"Nesh.... Kamu ngapain saya" Richie terusik saat tangan kecil Ganesh yang meraba dan mengusap dada bidangnya.
"Biar anget badan Bapaknya. Biar gak kedinginan. Bapak kan gak mau minum obat. Dah, selese. Balik badan sekarang" Ganesh menahan kegugupannya. Dengan santainya dia membantu Richie membalikkan badannya hingga posisinya tidur tengkurap.
"Dingin...." Rengek Richie layaknya anak kecil merengek manja pada ibunya.
"Iya Pak bentar. Sekarang anget kan...?" ujar Ganesh saat selesai membalurkan minyak kayu putih ke punggung Richie dan menyelimutinya kembali.
"Uhuk... Uhuk..." Richie terbut terbatuk-batuk sampai tidak menjawab penuturan Ganesh.
Jika sudah begini maka tak ada pilihan lain selain membiarkan pria itu menginap di kamar hotelnya. Biarlah dia yang mengalah dan tiduran di bawah lantai yang berkarpet. Yup, untunghlah kamar hotel itu berlantai karpet, jadinya dia masih bisa tidur terpisah dengan Richie. Tidak apalah dia mengalah dan tidur beralaskan karpet yang keras tapi masah layak ditiduri. Dia sudah terbiasa tidur begitu di markas BEM kampusnya ketika sedang ada kegiatan, ospek, seminar, pekan olahraga dan lainnya. Dia mencoba tidur sembari menatap langit-langit kamar hotel. Dia sedang berpikir dan merenungin berbagai kejadian dari mulai siang tadi di pernikahan hingga sekarang tidur sekamar dengan Richie, pria yang dia benci. Benci dalam artian anti-fan alias hater. Mengapa pria itu malah ngotot ingin mengantarkannya pulang jika kondisinya saja sedang tidak enak badan? Kalau saja pria itu langusng pulang kembali ke hotelnya dan istirahat mungkin dia tidak akan kelelahan dan demam seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girl is My Haters (END)
RomanceSUDAH TERBIT EBOOK dan CETAK!! sebagian sudah dihapus ceritanya PER TANGGAL 1 FEBRUARI 2020 Beberapa cerita mengandung unsur dewasa. Hanya bagi mereka yang sudah punya KTP dan SIM atau NPWP!! 😄 Ganesha Putri Merdeka, terlahir dengan nama unik karen...