BAB 23

5K 260 11
                                    

Holla...

Author update lebih cepet nih, mumpung lagi free, besok-besok ada kerjaan lain.

Terima kasih sudah vote dan komen.

Happy reading....

❤️❤️❤️❤️❤️

"Iya bentar, kamu duluan aja Kak," sahut Richie terdengar teriak.

💕💕💕💕💕💕


"Itu tadi keponakan saya Nesh. Saya tuh mau cerita soal keluarga saya tapi selalu lupa karena sibuk kesana-sini walaupun lagi barengan kamu. Nanti malam saya ke kostan ya. Kamu istirahat aja," tutur Richie panjang lebar.

"Oh? Ii..iya Mas. Gakpapa. Makasih," Ganesh sempat bergeming. Seorang Richie mulai terbukanya kepadanya? Wow! Sebuah kemajuan, mengingat selama ini hanya dia saja yang berceloteh menceritakan keluarganya. Bisa dikatakan ini suatu kemajuan bagi hubungan mereka. Hater? Mungkin Ganesh sudah melupakan prinsipnya yang dulu dia pegang kuat-kuat. Lover? Mungkin itulah status di hatinya sekarang kepada Richie. Walaupun dia belum mau mengakui dan berdamai dengan hatinya itu.

"Nanti mau dibeliin makanan apa?" tanya Richie penuh perhatian.

"Gak usah deh, saya bisa delivery," tepis Ganesh dengan lemah lembut. Jika saja Richie berada di sana mungkin dia bisa menyaksikan rona wajah Ganesh yang merah akibat menahan malu, gugup, senang bercampur aduk dalam satu waktu. Ya, Ganesh merasa senang mendapat perhatian dari Richie.

"Tapi delivery-nya yang sehat-sehat ya?" tegas Richie menasehati sedikit protektif. Sikapnya yang seperti itu malah membuat Ganesh senang berbunga-bunga. Jika ketiga sahabatnya itu memergokinya sekarang, mungkin Ganesh akan di-bully dan diejek habi-habisan oleh mereka.

"Siap Pak Kepala Eksekutif Produser," nada suara Ganesh terdengar ceria. Dia tertawa renyah saat memanggil Richie dengan jabatan lengkapnya.

"Hahaha ... kamu istirahat aja. Udahan dulu ya, saya ditunggu ponakan," Richie ikut terkekeh lalu menutup pannggilan teleponnya.

Ganesh merasa terbang diatas awan, hatinya sungguh sedang berbunga-bunga. Apakah cinta kembali hadir kepadanya setelah sekian lama menghilang? Apakah dia benar-benar jatuh cinta? Lalu masalah hater? Apakah dia harus melepas dan membuangnya? Ya, sepertinya dia harus melupakan prinsipnya dulu. Hati manusia memang bisa berubah dari cinta menjadi benci, dari benci menjadi cinta. Seperti rasa cinta kepada sang mantan yang kemudian menjadi benci dan rasa benci kepada Richie yang kemudain menjadi cinta. Ganesh tidak peduli dengan ucapan dan prinsipnya dulu itu. Dia merasa bodoh dan menyesali mengapa sampai berbuat jahat seperti itu. Tanpa pikir panjang, dia mencari buku diary-nya dan segera merobek dan mengguntingnya hingga menjadi serpihan-serpihan. Lalu dia masukan ke dalam kantong plastik dan dia buang ke tong sampah. Ya, dia sudah memutuskan untuk tidak lagi menjadi seorang hater-nya Richie Ganindra. Dia ingin membuang perasaan buruk terhadap Richie. Dia sudah bedamai dengan hati dan pikirannya. Dan dia Lebih memilih untuk mengikuti apa kata hatinya, mencoba membuka lembaran baru bersama Richie. Walau sampai detik ini dia masih belum menjawab pernyataan cinta dari laki-laki yang membuatnya hatinya berbunga-bunga itu.

💕

💕

💕

💕

💕

💕

Ganesh terbangun dari mimpi indahnya bersama Richie karena suara dering smartphone mengusik dan mengganggu tidur siangnya. Ganesh beranjak dari ranjang sempitnya dan merangkak menuju meja belajar. Dia mengangkat tangannya ke atas, meraih benda yang dicarinya, meraba-raba dimana letak ponselnya. Terlalu malas baginya untuk berdiri hanya sekedar mengambil benda pipih itu. Setelah dapat, dia merangkak kembali ke ranjang dan ke posisi semula. Ganesh mengangkat telepon dari Andine dengan malas. Dia paling sebal jika tidur siangnya diganggu apalagi jika topiknya membahas hal-hal yang tidak penting.

My Girl is My Haters (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang