17 Ragu Ragu

62 5 0
                                    

"Hallo,, Ravael. Udh siap belum, nanti aku jemput di depan rumah kamu ya, bilang yang lainnya juga" ucap Araka pada Ravael menggunakan handphone

"Nih lagi siap siap,, ya udah nanti aku kabarin yang lainnya" jawab Ravael

"Oke,, assalammualaikum"

"Waalaikumsalam"

Tuut

**********

"Hah,, yang benar?" tanya Araika setelah mendengar cerita dari Elina,
'Cerita yang kata Elina di tembak sama Eros itu loh, klo lupa liat di Chapter 14 -author'

"Gak nyangka,, ternyata. Eros selama ini suka sama kamu, sampe dibeliin cincin berlian dong" ujar Delina sambil menggoda Elina yang kini tersipu malu

"Trus,, kamu terima?" tanya Reina

"Belum aku jawab" jawab Elina sambil menunduk memperhatikan cincin yang ada di jari manisnya

"Kok cincin nya bisa ada di jari kamu?" tanya Araika penasaran

"Ceritanya panjang deh pokoknya" jawab Elina, ia sedang malas untuk menjelaskannya pada teman temannya. Karna ia sendiri hanya diam mematung waktu itu

Araika dan yang lainnya hanya mendengus kesal karna Elina tidak mau menceritakan semuanya secara detail. Tapi untuk sementara biarlah Elina memikirkan jawaban yang akan ia katakan pada Eros

Sekarang waktu menunjukkan pukul 07:59. Satu menit lagi, Araka dan yang lainnya harus sudah sampai di rumah Araika

"Oke,, tinggal satu menit lagi. Kalau mereka lebih atau kurang, maka. Kita gak akan tolong mereka" ucap Araika

Ding dong

Ding dong

"Heh,, ada yang memencet bel. Sekarang pukul berapa?" tanya Reina kaget karna tiba tiba ada yang memencet bel, dan ia segera menanyakan pukul berapa sekarang

"08:00" jawab Delina

"Mereka benar benar tepat waktu" tambah Araika

"Biar aku yang buka pintu" ujar Elina, seraya berdiri dan menghampiri pintu depan

Klek
Knop pintu terbuka, dan terlihat Eros dan ke3 temannya di depan pintu.

"Kalian tepat waktu-
Ujar Elina menggantung kalimatnya "masuk aja, yang lain udah ada di dalam" lanjutnya. Perkataan Elina diangguki oleh Ravael dan yang lainnya, mereka mulai masuk ke rumah Araika

Ketika Araka, Ravael, dan Dion masuk. Eros masih setia tunggu di luar, ia memberi kode kepada teman temannya untuk masuk terlebih dahulu. Karna ia mau membicarakan sesuatu pada Elina

"Kamu gk masuk?" tanya Elina, karna melihat Eros yang masih setia ada di luar rumah

"Aku mau membicarakan sesuatu sama kamu" ujarnya, dan tidak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Elina

"Mau ngomong apa?" tanya Elina
"Sini,, kita ngobrol di ruang tamu aja. Yang lainnya lagi ada di taman belakang" lanjutnya seraya berjalan ke arah ruang tamu, dan di ikuti oleh Eros yang berjalan mengekorinya

"Nah,, sekarang mau ngomong apa?" tanya Elina ketika mereka sudah duduk di sofa yang berada di ruang tamu

"Apa jawabanmu?" tanya Eros sambil menatap lekat ke arah mata Elina, seketika Elina terbelalak kaget atas pertanyaan yang dilontarkan Eros

"Maksudnya? Kau kan belum menanyakan sesuatu?" jawab Elina, ia sebenernya tau apa yang dimaksud Eros. Tapi ia ingin mendengarnya lagi

"Herlina Putri Nurohmah, apakah kau mau menjadi kekasih ku?" tanyanya lagi, Eros menatap Elina dengan tatapan serius. Ia ingin mendengar jawaban dari gadis yang sangat dicintainya

"Aku mencintai mu Elina" lanjut Eros, perkataan Eros sukses membuat pipi putih Elina semakin merona. Dirinya kini hanya bisa diam seribu bahasa

"Aku sudah siap mendengar jawaban dari mu,, mau kau nolak atau terima. Aku sudah siap menerima resikonya" ujar Eros dengan tatapan mata yang menyendu

"Aku hanya ingin kau tau,, kalau aku mencintai mu" lanjutnya dengan tatapan mata yang sulit diartikan. Kini mereka hanya diam seribu bahasa dan manik mereka saling bertemu

"Aku,, aku--
Jawab Elina dengan terbata bata

***bersambung***

Best Friends [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang