"Aku-- aku menerimanya" jawab Elina dengan wajah menunduk. Dia tidak berani menatap mata Eros, karna pasti pipinya sudah memerah saat ini
Eros yang mendengar jawaban Elina hanya diam mematung. Ia sangat senang dengan jawaban Elina dan karna saking senangnya, ia bingung harus berkata apa lagi.
Elina yang mengetahui reaksi Eros hanya diam, ia tidak tau
apa tanggapan pria yang di depannya"Apa Eros tidak senang dengan keputusanku? Apakah ini hanya sebuah kejahilan dia" gumam Elina, ia bingung kenapa Eros hanya diam mematung seperti ini
------------------------------------------------
"Elina sama Eros kemana? Kenapa mereka gak dateng? Apa mereka gak mau mengerjakan tugas ini?" ujar Reina. Semua pertanyaan yang ia lontarkan sangat banyak
"Hei,, gimana kita mau jawab kalau kau bertanya tanpa ada jeda" jawab Ravael sambil tersenyum jahil
Reina yang mendengar jawaban Ravael hanya diam sambil mengembungkan pipinya dan memanyunkan bibirnya yang menandakan kalau ia sedang marah sekarang
"Haduh,, tuan putri ku ngambek, tambah cakep aja klo lagi ngambek" ujar Ravael sambil terkekeh. Reina yang mendengar ledekan Ravael hanya mendengus kesal
"Sudah sudah, Ravael,, kau malah membuatnya marah. Minta maaf gih" ujar Dion sambil melirik ke arah Reina yang kini sedang manyun
"Iya iya,, Reina sayang. Maafin aku yaaa" ujar Ravael sambil memperlihatkan puppy eyes seraya menekankan kata sayang
"Iya" jawab Reina singkat, sebenernya pipinya sedang memerah saat ini. Karna kata kata sayang yang diucapkan Ravael. Tapi ia lebih memilih stay cool
"Tugas Eros ama Elina gimana?" tanya Dion
"Biar aku salinkan tugas Eros di bukunya, dengan catatan yang ada di buku aku nanti" jawab Araka dan langsung fokus ke tugas matematika yang diberikan gurunya
"Trus tugas Elina siapa yang mau salinkan?" tanya Delina
"Biar aku aja" jawab Araika dan langsung fokus pada pekerjaannya lagi
-------------------------------------------------
"Eros,, kamu gak suka sama keputusan aku?" tanya Elina sambil menunduk dan memecah kebisuan diantara mereka ber2.
"Elinaa, aku sangat senang. Sampai aku bingung harus berkata apa lagi" jawab Eros sampil menangkup dagu Elina agar wanita itu menatap ke arah matanya
Elina yang mendengar perkataan Eros tidak sengaja menjatuhkan air matanya. Air mata yang ia jatuhkan adalah air mata bahagia. Dan ketika air mata itu jatuh, air itu tidak langsung ke tanah. Melainkan jatuh di atas tangan Eros
"Apa ini? Kenapa gadisku meneteskan air mata? Apakah kau menangis karna ku?" tanya Eros sambil menatap sekilas ke arah air mata Elina dan langsung menatap ke arah mata Elina lagi
"Itu air mata bahagia" cicit Elina. Tapi masih bisa terdengar oleh Eros, Eros yang mendengar itu hanya tersenyum simpul
"Ayo kita ke taman belakang, yang lain pasti sudah menunggu kita dari tadi" ajak Eros, sambil mengulurkan tangannya. Dan tangan itu disambut dengan baik oleh tangan Elina
"Ayo" jawab Elina singkat, dengan senyum yang senantiasa berada di wajahnya
------------------------------------------------
"Hai semuanya" sapa Eros ketika memasuki taman belakang rumah Araika
"Dari mana aja kalian?" tanya Araka sambil menatap ke arah dua sejoli itu
"Kita cuman ngobrolin yang waktu itu doang" jawab Eros sambil menatap ke arah cincin yang di kenakan Elina
"Owh" jawab teman teman mereka serentak
"Tugas udh selesai?" tanya Elina mengalihkan pembicaraan, dan seketika mata teman temannya menatapnya dengan tatapan yang tajam
"Udh dari tadi cantik" jawab Reina sambil menyeringai
"Terus,, tugas aku gimana?" tanya Elina yang diangguki oleh Eros
"Tugas kamu udah aku salinkan, klo tugasnya Eros. Juga udh di salin ama Araka" jawab Araika santai
"Owh, makasih" jawab Elina sambil tersenyum ke arah Araika dan di balas senyum olehnya
"Terus sekarang kita ngapain? Masih jam 10 pagi nih" tanya Ravael
"Main main dulu?" lanjut Dion dengan sebuah pertanyaan
"Aku sih bisa aja, yang cwek nya gimana? Mau ikut main?" tanya Araka
"Emang mau main kemana?" tanya Araika sambil menatap Araka dengan penuh tanda tanya
"Kita bisa main di sini kalo mau" jawab Eros sambil melirik ke arah Elina
"Kayaknya hari ini kita enggk usah main dulu deh, kita mau istirahat dulu" jawab Delina
"Owh, ya udah" ujar Eros dengan raut wajah kecewa dan sedih
"Ya udah kita pulang ya" ujar Ravael, ia tau kalau teman wanita nya sedang tidak ingin di ganggu untuk saat ini
"Ya udah, hati hati ya" jawab Reina sambil menatap ke arah Ravael
Ketika Ravael dan yang lainnya pulang. Delina, Elina, dan Reina juga pamit pulang dari rumah Araika, untuk saat ini mereka memang lagi capek dan sedang ingin sendiri
***bersambung***
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friends [TAMAT]
Ficção Adolescente[vote dan komennya jangan lupa Kaka] Kisah persahabatan empat wanita cuek, dingin, dan judes. Tapi siapa sangka dibalik sifat mereka itu, mereka adalah teman yang baik jika sudah mengenalnya lebih dekat Warning! Cerita ini murni dari imajinasi auth...