18 Penasaran

51 5 0
                                    

"Hai" sapa Ravael ketika memasuki area taman belakang rumah Araika

"Hai,, tepat waktu sekali kalian" jawab Reina sambil terkekeh

"Tugas ini sangat penting,, aku gak mau sampai tidak mengerjakannya" ujar Dion

"Emm Elina mana? Bukannya tadi dia yang jemput kalian di depan" tanya Araika

"Dia lagi ngobrol ama Eros, mereka lagi pinjam ruang tamu sebentar boleh kan?" jawab Araka dan memlontarkan suatu pertanyaan pada pemilik rumah, yang gak lain adalah Araika sendiri

"Owh,, boleh kok. Lagian mereka ngobrol apa sih?" tanya Araika bingung

"Suatu yang hanya di ketahui mereka ber2 dan Allah Swt" jawab Dion dan hanya diangguki oleh Araika

"Kalian pasti tau kan kalau Eros nembak Elina" tanya Ravael pada ke3 gadis di depannya

"Tau lah, Elina sudah cerita" jawab Reina "Hebat banget Eros, dia berani buat ngungkapin perasaanya. Dan sampai memberikan cincin berlian" lanjut Reina

"Bener tuh,, dia hebat banget gak kayak--
Jawab Ravael menjeda kalimatnya dan melirik Araka dan Dion yang kini balas menatap matanya dengan tatapan seekor singa yang melihat mangsanya

"Ada apa?" tanya Delina, karna melihat ke3 cwok di depannya yang saling bertatapan dengan tatapan dingin

"Emm gk ada apa apa,, aku hanya berfikir. Pasti Eros sedang menanyakan jawaban Elina" ujar Dion mengalihkan pembicaraan

"Eh iya,, kira kira jawaban Elina apa ya?" tanya Araika sambil mengira ngira

"Mudah mudahan Eros di terima sih" jawab Araka dan diangguki oleh teman temannya

"Btw, Araka juga sedang jatuh cinta pada seseorang loh" ujar Ravael secara tiba tiba. Dan membuat Araka langsung menengok ke arahnya dan memberikan tatapan mengancam

"Eh yang bener? Siapa gadis itu?" tanya Araika dengan mata yang berbinar binar. Ia sangat ingin tau siapa gadis yang dicintai temannya

"Kau" jawab Araka singkat padat jelas. Dan membuat seluruh mata temannya tertuju padanya

"Araka kau berani sekali" batin Ravael. Karna ia sendiri tidak berani mengatakan itu di depan banyak orang

"Ehem,, kita kembali ke tujuan kita datang ke sini" ujar Dion mencairkan suasana yang hening dan canggung

"Emm owh iya,, ya udah ayok kita kerjain tugasnya" ujar Araika sambil menampakkan senyum yang indah di wajahnya, sebenernya ia masih penasaran tentang yang dikatakan oleh Araka. Tapi untuk kali ini ia urungkan niatnya untuk bertanya pada Araka

--------------------------------------------

"Aku,, aku--
Jawab Elina terbata bata

"Apa kau belum siap untuk menjawab?" tanya Eros dan tidak di respon oleh Elina

"Baiklah,, aku akan memberikan mu waktu untuk memfikirkannya lagi" lanjut Eros dan langsung melangkahkan kakinya ke taman belakang

"Tunggu" cegah Elina ketika Eros ingin melangkahkan kakinya untuk meninggalkannya di ruang tamu

"Apa?" tanya Eros sambil membalik badannya dan melihat Elina yang terduduk di sofa sambil menundukkan kepalanya

"Aku,, aku--
Ucapan Elina terjeda karena Eros yang langsung angkat bicara

"Kalau kau belum siap untuk menjawab, tidak masalah. Jangan dipaksakan, aku akan setia menunggumu" ujar Eros dan kembali melangkah menuju ke taman belakang

"Berhenti!" cegah Elina lagi
"Bisakah engkau mendengarkan seseorang berbicara terlebih dahulu" lanjutnya, ia kesal karna kalimatnya yang terjeda terus menerus

Mendengar penuturan Elina, Eros segera membalikkan badannya dan melangkah ke arah Elina dan ikut duduk di depannya

"Ada apa my lady?" tanya Eros pada Elina, Elina yang mendengar Eros menyebutnya my lady hanya bisa menunduk untuk menyembunyikan wajah nya yang merona karna malu

"Aku--

***bersambung***

Best Friends [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang