35 Pahlawan pelindung

48 5 0
                                    

"Dimana kesombonganmu sekarang hah?" tanya Jifanka dengan nada meledek

"Sok tidak berdaya sekarang kamu ya" ucap Rahma dan menendang tubuh mungil Araika

"Cu cukup!" jawab Araika terbata bata, sungguh ia merasakan sakit yang begitu dalam. Kini ia hanya bisa memejamkan matanya tanpa niat ingin melihat ke sekitar

"Apa kata mu? Aku tidak dengar" ujar Felincia dengan tawa jahatnya

"DASAR CEWEK MURAHAN!" ucap Cantika dan menampar pipi Araika, tapi sebelum tangan Cantika mendarat ke pipi Araika. Sebuah suara menahan pergerakannya

"Ooyyy" terdengar suara seorang pria dari kejauhan, dan tanpa aba aba. Pria itu langsung melesat berlari ke arah Araika dan langsung memeluk tubuh mungil Araika yang kini sedang gemetar karna ketakutan dan dingin

"Kumohon jangan nangis, aku tidak akan memaafkan diriku jika sampai air matamu jatuh lebih banyak lagi. Kumohon maafkan aku yang tidak begitu bisa menjagamu" bisik pria itu di telinga Araika dengan tatapan mata yang sendu

"Ra Raka, ini kau?" cicit Araika terbata bata dengan isakan yang terdengar sangat menyedihkan dan menyakitkan

"Iya ini aku, sudah ya" ucap Raka menenangkan Araika, dan membantu gadis itu untuk berdiri

"Hei, kau siapa? Mau sok jadi pahlawan ceritanya hah?" tanya Jifanka mengejek pria yang berusaha mindungi Araika

"Kalian apakan gadisku?" tanya Raka penuh penekanan, dan menyuruh Araika agar berada di belakangnya

"Kami?" ucap Cantika menunjuk dirinya dan teman temannya

"Justrus, wanita itu dan teman temannya yang sudah berani beraninya mengambil hati kekasih kami" lanjut Cantika dengan dendam yang terlihat dimata nya

"Aku tidak yakin kalau kalian kekasih pria yang kalian sebut" ucap Raka santai

"Siapa kau? Berani beraninya menerka nerka suatu kejadian?" ujar Felincia lantang

"Kau hanya pria sinting yang sok menjadi pahlawan" lanjut Felincia dengan air mata yang mati matian ia tahan agar tidak jatuh, sungguh ia jadi mengingat kejadian yang di mall waktu itu
'Chapter 21'

"Aku adalah kekasih gadis yang kalian aniyaya beberapa waktu yang lalu" jawab Raka dengan nada bicara yang serius

"Cih, kau masih mempertahankan wanita bodoh seperti dia" ujar Rahma sambil membuang ludah

"Araika hanya wanita perebut kekasih orang lain" lanjut Jifanka

Araika yang mendengar gunjingan dari Rahma dan Jifanka hanya bisa menutup mata dan telinganya, sungguh ia tidak kuat dengan kata kata yang diucapkan ke2 wanita itu

"Jangan ucap Araika seperti itu!" ujar Raka penuh penekanan

"Siapa kau berani mengatur ngatur kami?" tanya Felincia tidak suka

"Perkataanmu menyakiti hatinya bodoh" jawab Raka menatap nyalang ke4 wanita yang ada di depannya dengan tatapan kebencian. Jika saja di depannya sekarang bukanlah wanita, pasti tulang tulang mereka sudah patah sekarang

"Masa bodo dengan wanita itu, aku tidak peduli" ujar Jifanka seraya membuang mukanya

"Kau siapa sih? Wajahmu jelek ya sampai sampai di tutupi" lanjut Cantika

"Sepertinya ini waktu yang tepat" batin Raka namun sebelum ia membuka penutup wajahnya, tangannya sudah tertahan oleh cicitan seorang gadis

"Raka, antar aku pulang saja sekarang" cicit Araika sambil memegang lengan Raka dan membuat Raka menoleh ke arahnya

"Ya ampun, aku lupa kalau Araika sedang mati matian menahan lukanya" batin Raka menyalahkan dirinya

"Ayoo!" ajak Raka dan menarik tangan Araika agar mengekorinya, dan mereka melewati ke4 gadis gila di depannya

Bruuuk

"Aaakkkhhh" ringis Araika ketika dirinya di dorong oleh Cantika

"Ups, sorry. Gak sengaja dorong" ucap Cantika dengan nada yang sok manja dan menutup mulutnya dengan tangan kanannya

Raka yang melihat Araika yang sudah jatuh tersungkur karna dorongan Cantika langsung menghampiri gadis itu. Katakanlah kalau Araika lebay, tapi sungguh. Araika benar benar kesakitan sekarang

"Araika" ujar Raka pelan dan menghampiri gadis itu. Serta membantunya untuk berdiri, dan tak lupa pula. Ia memberikan jaketnya agar menutupi tubuh mungil Araika

"Tunggu, siapa suruh kau boleh pergi hah?" tanya Rahma dengan senyum liciknya

"Aku tidak butuh perintah" jawab Raka lantang, dan segera melesat ingin meninggalkan ke4 gadis itu. Tapi ketika sudah 10 langkah menjauh dari gadis itu, langkahnya di hentikan oleh perkataan seorang gadis

"Siapa kau?" tanya Rahma mengulang pertanyaan yang dilontarkan Cantika tadi

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Rahma, Raka pun menoleh ke arahnya

"Aku yakin, kalian akan menyesal setalah ku perlihatkan wajahku" batin Raka

Akhirnya perlahan lahan, Raka membuka penutup wajah yang sering di pakainya. Ketika masker yang dipakai Raka sudah benar benar terlepas, ia membuang masker itu dengan gaya cool nya

Araika yang seperti mengenali wajah Raka langsung terbelalak melihatnya, apakah ini benar wajah asli Raka

***bersambung***

Jeng jeng jeng jeng
Hayo pada penasaran ya, santuy nanti tinggal tunggu Chapter selanjutnya ya

See you next time
Have fun:)

Best Friends [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang