part 16

1.1K 26 0
                                    

****

*Vallen POV

Di perjalanan aku dan justin pun hanya diem tanpa bersuara sedikitpun,karena bosan main ponsel dan aku yang merasa canggung pun akhirnya mencoba  bertanya padanya

"Sudah berapa lama kamu mengabdi kepada bryan" ucapku dengan penasaran

"Sudah hampir 7,5 tahun nona"jawabnya masih dengan fokus ke jalan raya,aku pun hanya mengangguk anggukan kepalaku dan hanya ber OH ria

"Tuan itu seperti adikku sendiri nona ia dahulu yang selalu menolongku,dan sekarang aku yang harus membalas semua budi nya dulu kepadaku"ujar nya kembali dengan tersenyum

Akupun kembali bertanya kepadanya
"Apakah bryan sendiri yang memintamu untuk mengabdi padanya"ucapku belum selesai sudah di potong olehnya

"Tidak nona,ini atas keinginan saya sendiri,karena tuan sungguh tulus dan patut untuk di abdikan dia menolong saya waktu saya terjerat kasus yang tidak saya lakukan,ia membantu membiayai semua rumah sakit ibu saya hingga sembuh,dia yang telah mengurus semua administrasi pemakaman ayah saya dia ssngat bijaksana nona"uajrnya memuji bryan,dan akupun kembali ber OH ria

"Lantas nona kapan menikah dengan tuan"tanya nya kepadaku

"lusa justin ku harap kau bisa hadir di acara itu"ujarku terkekeh di akhir kalimat

"itu sudah pasti nona saya akan hadir di acara penting tuan saya"ujarnya juga terkekeh di akhir kalimat

Kamipun terus berbincang hingga tidak ada lagi kecanggungan.pada saat aku dan justin sedang berbincang membicarakan bryan ,tiba tiba ponselku berbunyi bertanda bryan tengah menelponku,dan buru buru aku pun mengangkat telepon dari Nya

"Iyh hallo yan"ujarku
"Kamu dimana bee"ucap bryan
"Ini sedang di perjalanan sudah ingin sampai kok"jawab vallen celingak celinguk ke samping mobil
"baiklah aku tunggu"ucap bryan di seberang sana
"Iyh tunggu aku baby"ucapku terkekeh,dan dapat ku lihat bahwa justin yang yengah mendengar pun terssenyum saat mendengar aku mengucap baby pada bryan

"dadah bee i love you"ucap bryan dan teleponn pun terputus

"Tuan sama sekali tidak ingin jauh darimu ya nona"ucapnya

"Mungkin saja iyh dan mungkin saja tidak"ucapku

*vallen POV end*

*****

Hingga tak terass mobil pun sudah berhenti di depan mansion milik bryan
pada saat vallen ingin keluar tiba tiba  ssja pintu mobil sudah di bukan oleh justin

Bryan pun sudah menunggunya di depan teras ,vallen yang tengah melihat pun menghampiri bryan dan juga mencium pipi bryan Dan di sambut ciuman kening hangat dari bryan kepadanya

Di sela sela mereka sedang berpeluklah tiba tiba terdengar suara deheman yang di keluarkan oleh justin

"Permisi tuan apa ada tugas lagi"ujar justin bertanya

"tidak sekarang kamu bisa pulang,terimakasih justin"ujar bryan

"Baik tuan saya permisi tuan nona"ujarnya melenggang pergi dan menjalankan mobilnya

Vallen dan bryan pun masuk ke dalam rumah dan menguncinya
Vallen dan bryan pun duduk di ruang tengah

"Mau minum apa non"tanya bibi
"Bi saya mau susu stoberi ya bi"jawab vallen
"Kalo tuan mau minum apa"tanya bibi
"Kopi saja bi"jawab bryan
"Baiklah"ujar bibi melenggang ke dalam dapur

Vallen dan bryan pun tengah duduk berdua dengan sebungkus snack dan tv,saat mereka asik asiknya menonton tiba tiba mata vallen menangkap sosok luka di bagian Tangan bryan

"Yan itu tangan kamu kenapa"ucap vallen panik,sebelun bryan  menjawab vallen sudah lebih dulu berteriak

"Bi bibi"teriak vallen dengan panik,bibi yang merasa di panggil pun dengan cepat menghampiri asal suara tersebut

"Eh iyh non ada apa"ucap bibi dengan panik

"Bi tolong ambil kompresan air hangat dan bawa obat P3K ya bawa ke kamarku"ujar vallen memerintah

"baik non"ucap bibi segera lari kedapur menyiapkan yang di perintahkan majikannya

"Ayo kita kekamar"ujar vallen
Vallen dan bryan pun memasuki kamar vallen yang berada di lantai dua dengan cepat vallen menyuruh bryan untuk duduk

"Ini kenapa sih yan bisa seperti ini tadi perasaan aku pergi kamu gapapa kan"ujar vallen mengoceh dengan panjang lebar dan hanya di balas.senyuman

tidak lama bibi pun datang dengan mengetuk pintu kamar milik vallen dengan membawa semua keinginan vallen di atas nampan

"Masuk aja bi"ujar vallen berteriak

Bibi pun masuk dan menaruh nampan itu di atas meja yang di sediakan di dalam kamar vallen

"Bibi taruh disini ya non"ujar bibi
"Makasih ya bi"ujar bryan dan vallen berbarengan
"Dasar memang kalo berjodoh"ujar bibi dalam hati dengan tersenyum

Tiba tiba mata bibi pun menangkap luka yang berada di tangan Bryan
"Loh den itu tangannya kenapa bisa berdarah,mau bibi obati den"ujar bibi panik.

Bagaimana tidak panik karena majikan sekaligus sudah di anggap putra sendiri bagi bibi karena dari bryan mulai merintis usaha dari masih SMA bibi lah yang telah manjaganya karena kedua orang tuanya  sibuk mengurus perusahaannya di luar negeri.tapi bukan berarti bryan anak broken home namun bryan hanya di didik untuk mandiri dan terbukti sekarang bahwa dia sekarang menjadi seorang miliarder dengan hasil jerih payahnya sendiri

"Tidak perlu bi,biar vallen saja ya"ujar vallen menolak

"sudah non biar bibi saja non pasti cape kan"ucap bibi

"Tidak kok bi"tolak vallen lagi menatap bryan meminta dirinya untuk bilang kepads bibi bahwa dia saja yang mengobatinya

"sudah bi biar vallen yang mengobati saya itung itung dia belajar jadi istri kan kan sebentar lagi akan menikah"ujar bryan terkekeh dan di balas kekehan oleh bibi dan membuat vallen malu karena ucapan Bryan

"Cie non vallen pipinya merah"ucap bibi dengan menggoda dan di timpali dengan godaan bryan lagi membuat pipi vallen semakin merah seperti tomat

"Maklum lah bi dia kalo di dekat saya mendadak berubah menjadi badut"ucap bryan tertawa

"Apa sih yan"ucapnya mengumpat di belakang tubuh bryan

"Sudah den jangan di godain lagi kaisan non vallen nya"ucap bibi

"Tuh dengerin bibi"ucap vallen dengan menjulurkan lidahnya kepada bryan dan di balas cubitan di pipi milik vallen

"Yasudah den non bibi permisi dlu ya "ucap bibi dan di balas senyum dan anggukan dari mereka

"Terimakasih ya bi "ujar vallen tersenyum






BERSAMBUNG!
.
.
.
.
.
.
.
TUNGGU PART SELANJUTNYA

BYE SEE YIU NEXT TIME AND LOVE YOU❤

♞you Are Mine And I'm Yours♞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang