"Perlakuanmu membuat hatiku berdetak tak karuan."
(Kim yerim)
.
.
.
.
.
.
.
Author povBenar dugaan yeri Kalau suaminya tak akan pulang malam ini setelah perdebatan tadi. Jungkook sudah biasa Selalu saja tak pulang jika ia memiliki masalah dengan yeri.
Yeri tidak tahu kemana suaminya itu pergi, Jungkook tak pernah punya kawan semenjak menikah dengannya.
Sebenarnya yeri takut jika jungkook bertindak yang tidak -tidak diluar sana, semacam mabuk.
Selama ini yeri selalu bersikap positif kepada suaminya itu, memang sulit menumbuhkan sikap itu jika orang yang yeri yakini tidak sesuai dengan fikiran positifnya.
"Aishh, Kemana suamiku itu pergi." Guman yeri, sembari meletakkan obat Pereda nyeri diatas Meja.
Yeri terdiam memandang obat yang ada didepannya, Ia sangat kesakitan tadi untunglah ia masih memiliki obat tersebut didapur, untuk jaga-jaga jika sewaktu waktu Dirinya terkena goresan di dapur, walaupun hanya Sayatan pisau tetapi obat itu lumayan bisa untuk meredakan sakitnya.
Yeri menghela nafasnya, payudaranya kembali perih, padahal obat yang tadi ia pakai baru saja diletakkan beberapa detik yang lalu.
Apa obat ini sudah habis masa lakunya? Tanya yeri dalam hatinya
Memang ia membeli obat ini sudah sangat lama, hampir 1 tahun. Tetapi yeri tak tahu jika obat itu memiliki masa laku, setau yeri jika obat semacam salep tak ada masa lakunya.
Artinya obat itu berguna sampai kapanpun. Yah, yeri tak tahu jika semua jenis obat itu semua memiliki tanggal kadalwarsa.
"Aku lapar sekali, Aku belum makan dari pagi. Aku hanya minum saja, tetapi itu tak membuatku kenyang." Kata yeri dengan polosnya, wanita itu meletakan kepalanya dimeja makan dapur, walaupun rumah yeri kecil tetapi didalamnya memiliki meja makan. Yah walaupun sangat kecil tetapi yeri bersyukur karena dapat membeli dengan uang yang selama ini ia tabung.
Yeri bangkit ia putuskan untuk tidur saja, ia tak mau merasa kelaparan terus menerus jika ia masih belum tidur. Itu membuat yeri risih sendiri pada perutnya, mengapa di situasi sekarang Perutnya itu tak mengerti dengan keadaan dirinya.
Akhirnya yeri langsung tidur, tak memikirkan apapun lagi. Tak perduli lagi dimana suaminya itu. Jika memang suaminya masih ingat padanya maka jungkook akan kembali lagi kerumahnya.
********
"Minggu depan aku menikah." Jungkook yang sedang menyesap kopi pun langsung meletakkan kopinya diatas meja.
Ucapan park jimin membuatnya kaget, Satau jungkook jimin itu orang yang tak mudah untuk memutuskan hal-hal yang sejauh ini. Jimin itu masih suka mempermainkan banyak wanita. Jika memang Ya, jimin ingin menikah dengan siapa wanita yang akan beruntung itu.
"Aku tak percaya." Jawab jungkook dengan santainya.
Seperti biasanya, jika jungkook bertengkar dengan yeri. Maka jungkook akan langsung pergi dari rumah dan mampir di apartment jimin. Untuk apalagi, selain untuk meminta makan jungkook juga merasa tenang disini, karena ia sedikit bisa mengurangi masalahnya dirumah.
"Yah aku akan menikahi seulgi. Huh, aku sebenarnya belum terlalu siap untuk menikah. Apalagi jadi ayah diusia yang masih muda seperti ini."
"Seulgi hamil?." Jungkook memicingkan matanya, ia tak bermaksud untuk ingin tau urusan orang lain. Tapi perkataan jimin membuatnya penasaran seketika.
"Yah, ia hamil. Aku kalut saat itu. Aku mabuk dan aku bermain dengan nya tak menggunakan pengaman apapun." Jimin menghela nafasnya.
"Usianya masih 2 minggu, rentan sekali jika keguguran. Ah, aku tak tega jika anak itu tak ada sebelum lahir ke dunia. Aku ayahnya dan aku memang harus menikahi seulgi walaupun aku belum siap menjadi suami. Mau bagaimana lagi anak itu membutuhkan sosok ayah." Lanjut jimin sembari memijat pelipisnya. Jakun jimin bergerak gerak, bertanda jimin menelan salivanya. Karena ia tak habis pikir bahwa akan berakhir seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Special To My Wife✔
Fanfiction"Dia adalah wanita terhebat yang pernah aku miliki." - jeon jungkook bagaimana kelanjutanya?.... -Jjk/kyr Area Coverby: titizkyla