Cerita ini menarik nggak?😔
Oya bantu koreksi typo doonk😊
Namanya Sabihis Ardinata, dan Insyira hampir menganggapnya sebagai tokoh fiksi andai saja lelaki itu tidak berkunjung beberapa kali ke rumahnya untuk bersilaturahmi atau karena ibunya terlalu sering menceritakan tentang kehebatan lelaki itu.
Ingatan Insyira samar jika dikaitakan dengan Sabihis dan interaksi mereka di masa lampau. Karena lelaki itu mulai memasuki kehidupan Insyira saat wanita muda itu berumur lima tahun. Sabihis adalah anak dari sahabat bapak dan ibu Insyira. Seorang putra tunggal yang harus kehilangan kedua orang tuanya akibat kebakaran hebat yang melalap habis rumahnya.
Masih dari cerita ibunya, kejadian nahas itu terjadi saat Sabihis baru menginjak bangku SMU, kala itu ia mengikuti kegiatan pramuka di sekolahnya yang mengharuskan menginap, membuatnya terselamatkan dari amukan api yang timbul karena korsleting arus listrik.
Kedua orang tuanya mati terpanggang. Tidak ada yang mampu menyelamatkan karena kejadian berlangsung sekitar pukul dua dini hari dimana sebagian besar orang sudah terlelap. Para tetangga yang langsung berusaha membantu dan menelepon pemadam kebakaran tidak bisa berbuat banyak karena api yang membumbung tinggi dan telah menghanguskan seluruh bangunan rumah. Dan setelah api dipadamkan, mereka menemukan dua sosok tubuh yang saling memeluk, seolah ingin saling melindungi dari jilatan lidah api dan keganasan maut yang tak mungkin mereka hindari. Sabihis kehilangan kedua orang tuanya dalam insiden mengerikan yang amat pahit untuk dikenang.
Hal yang membuat Insyira selalu ingin menitikan air mata jika mengingat kisah hidup lelaki itu. Sungguh Insyira iba, karena tidak hanya kehilangan orang tua, Sabihis juga kehilangan rumah tempat ia dibesarkan dan seluruh peninggalan orang tuanya dalam sekejap. Dan yang lebih mengenaskan, baik saudara dari sisi Ibu maupun ayahnya, tak ada yang sanggup merawat Sabihis selanjutnya.
Disanalah Bapak dan Ibu Insyira datang, menjadi orang yang pertama kali mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja pada Sabihis. Mengangkat Sabihis sebagai anak dan menyediakan tempat tinggal untuk pemuda tanggung yang melewati getir nasib terlalu dini. Bapak Insyira bahkan bersikeras agar Sabihis tetap bersekolah di SMU unggulan tempatnya mengenyam ilmu sebelum kedua orang tuanya meninggal, meminta lelaki itu hanya fokus untuk belajar dan tak perlu memusingkan akan biaya di masa depan.
Hanya saja, Sabihis ternyata adalah sosok yang sangat tau diri, lelaki itu tidak menyerah pada takdirnya. Ia belajar dengan giat dan mencari pekerjaan sampingan di sebuah bengkel milik orang tua salah satu sahabatnya. Sabihis pun membuat orang tua Insyira tidak pernah diberatkan dengan biaya sekolah karena kecerdasan Sabihis membuatnya meraih beasiswa prestasi, selain itu bahkan ia menolak uang jajan dari bapak Insyira, karena dengan bekerja di bengkel telah membuatnya menghasilkan uang saku sendiri.
Sabihis adalah sosok yang mempelajari situasi dengan begitu cakap, tak pernah mengizinkan dirinya menjadi lembek dan berpangku tangan. Lelaki itu dengan segala potensinya berusaha mengubah jalinan pahit masa lalu yang membuatnya terpuruk. Dia adalah siswa gemilang saat di sekolah, menjadi lulusan terbaik dan juara umum membuatnya memperoleh undangan langsung untuk berkuliah di salah satu universitas paling bergengsi di negeri ini. Ia telah menyelesaikan jenjang S2 jurusan hukum dengan nilai summa cum laude. Otak brilian, jaringan yang luas semasa kuliah karena kecakapan komunikasi dan aktif mengikuti beberapa organisasi kemahasiwaan membuatnya tak sulit merintis jenjang karir.
Sabihis memilih pulang ke kampung halaman mereka, memulai karir menjadi advokat junior tak lebih dari setahun dan langsung melesat hingga kini sudah dua periode menjadi salah satu Komisioner KPU Kabupaten di daerah mereka. Di Kabupaten ujung timur dari salah satu pulau yang merupakan bagian dari dua pulau yang tercakup dalam Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lelaki itu menjabat sebagai Koordinator Divisi Hukum. Umur yang masih muda dengan karir yang luar biasa tentu saja membuat sosoknya menjadi begitu hebat, terutama di mata ibu Insyira.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR WEDDING
Romance(SUDAH TERBIT/SUDAH DIHAPUS TGL 11 NOVEMBER) "Kakak udah nggak ada pilihan ya sampe aku banget yang harus jadi istri Kakak ?" --INSYIRA- " Bukan nggak ada pilihan, tapi malas milih. Jadi kamu pasrah aja, nentang juga percuma kan?" --SABIHIS-- Sela...