Ini adalah cerita CI Ih Oh ( CEO ) n ONS ala Inak Rami, cerita yg bikin niat Inak Rami buat tobat, tersendat-sendat. sudah tersedia di google play store ya? Blurb-nya bisa dibaca di lapak sendiri. Harganya 15 k 😊
Selamat malam minggu, Jomlo ☺
Kini Insyira sudah berada di kamar hotel tempatnya akan menghabiskan malam pertama dengan Sabihis. Setelah rangkaian acara akad nikah dan dilanjutkan resepsi yang baru berakhir beberapa puluh menit yang tadi, ia akhirnya bisa terbebas dan memiliki waktu sendiri untuk menyiapkan diri. Mengambil jeda untuk menenangkan sekaligus meyakinkan diri bahwa kini ia telah menjadi seorang wanita yang telah berstatus sebagai istri.
Bukan berati ia menyesal, hanya saja ia juga tidak bisa dengan lantang mengatakan bagwa dirinya teramat bahagia seperti pengantin wanita kebanyakan. Semua yang terjadi terlalu membingungkan bagi Insyira, jadi alih-alih berusaha memikirkan segalanya seperti yang biasa wanita muda itu lakukan, kini ia memilih mengistirahatkan pikirannya. Ia butuh ketenangan atau tepatnya sedikit rasa ketidak pedulian setelah berbagai tekanan yang dirinya terima selama ini.
Namun, tentu saya itu hanyalah sebatas wacana, karena nyatanya kini Insyira diserang gugup luar biasa, bahkan tubuhnya nyaris bergetar karena terserang panik. Bagaiamana ia akan menghadapi Sabihis malam ini? Apakah dirinya akan mampu melayani dan memuaskan lelaki itu? Dan apa Insyira akan berhasil untuk tidak berteriak sesuai perintah ibunya? Ingin rasanya ia merutuki mulut ibunya yang memberi 'wajengan' seputar malam pertama tadi pagi, karena hal itu justru membuat Insyira merasa terbebani.
Insyira menghembuskan napas cukup keras. Sebentar lagi Sabihis pasti akan datang, tadi wanita muda itu dituntun terlebih dahulu menuju kamar untuk membersihkan diri agar siap menyambut suaminya. Sementara Sabihis masih tertahan di tempat acara karena masih harus beramah tamah dengan beberapa keluarga dan kolega.
Dengan sedikit cepat Insyira berjalan ke arah sofa yang berada di ruangan itu tempat koper kecil mioiknya teronggok. Wanita muda itu lantas mengambil sebuah baju tidur berwarna putih tulang berbahan satin yang panjangnya menyentuh mata kaki. Baju tidur ini tanpa lengan hingga ia harus menggunakan salah satu cardigan rajut miliknya berwarna senada sebagai luaran. Tak lupa Insyira mengambil sebuah jilbab langsung pakai untuk menutupi rambutnya, bagaimana pun wanita muda itu tidak terbiasa menampilkan aurat di depan orang lain, meski itu lelaki yang telah berstatus sebagai suaminya.
Tidak butuh waktu lama bagi Insyira untuk mempersiapkan diri. Wanita muda itu lantas mendesah saat merasakan nyeri hebat di bagian bawah tubuhnya, bahkan ia dengan sedikit sempoyongan berjalan menuju ranjang dan duduk sambil meremas bagian bawah perut.
Nyeri itu datang dengan intensitas yang lebih besar, membuat Insyira meringis disela melafal istighfar berkali-kali. Keringat dingin mulai terbentuk di keningnya. Bahkan suara pintu yang terbuka dan langkah yang tergesa mendekat tak membuat Insyira mampu mengalihkan rasa sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR WEDDING
Romance(SUDAH TERBIT/SUDAH DIHAPUS TGL 11 NOVEMBER) "Kakak udah nggak ada pilihan ya sampe aku banget yang harus jadi istri Kakak ?" --INSYIRA- " Bukan nggak ada pilihan, tapi malas milih. Jadi kamu pasrah aja, nentang juga percuma kan?" --SABIHIS-- Sela...