Our Wedding 23

23.9K 3.9K 226
                                    

Selamat hari Raya Idul Adha😁😁

Sudah hampir dua minggu mereka disibukkan dengan aktvitas masing-masing. Sabihis sibuk dengan pekerjaanya yang menumpuk, melakukan berbagai rapat koordinasi dan persiapan Pilkads yang tinggal sebentar lagi. Sementara Insyria, direpotkan dengan berbagai macam persiapan pernikahan ibunya yang akan berlangsung dua hari lagi.

Sebenarnya ini agak lucu, sebagai anak harusnya Insyria tak dilibatkan terlalu jauh di acara yang jelas tak pernah menjadi impian anak manapun di dunia ini, pernikahan ibunya dengan laki-laki lain yang jelas bukan ayahnya. Namun, seperti biasa, keadaan selalu berhasil memaksa Insyira menekan perasaan dan mentoleransi segalanya, karena meski ini acara akbar yang dinanti-nantikan sang ibu, nyatanya bu Rahmi tak pernah mampu berkoordinasi dan bekerja sama dengan para keluarga yang membantu menyiapkan Gawe-nya.

Para saudara dan saudari ibunya, memilih berkomunikasi tentang detail dan persiapan acara pada Insyira, ketimbang pada bu Rahmi yang berubah sangat sensitif menjelang hari pernikahannya. Alhasil, tak ada satu hari pun selama kurun waktu hampir dua minggu ini, Insyira tak mengunjungu rumah ibunya, memastikan semua persiapan acara berjalam lancar.

Setiap hari, Insyira akan berangkat menuju kediaman bu Rahmi diantar oleh Sabihis yang kebetulan juga akan ke kantor, dan baru akan pulang saat suaminya datang menjemput. Tak jarang mereka sampai rumah  cukup larut malam karena Sabihis yang harus menyelesaikan pekerjaanya terlebih dahulu baru bisa menjemputnya. Bisa dikatakan dalam sehari mereka hanya terlibat komunikasi langsung saat pagi hari sebelum lelaki itu berangkat ke kantor, dan di malam hari setelah lelaki itu menjemputnya.

Seperti hari ini, Sabihis baru bisa menjemputnya saat jam sudah menunjukkan pukul sepuluj malam. Bahkan orang-orang yang membantu mempersiapkan acara pernikahan ibunya telah pulang ke rumah masing-masing.

"Maaf ya, aku telat jemput," ucap Sabihis penuh sesal begitu mereka telah memasuki mobil lelaki itu,

"Nggak papa, Kak. Syira tau Kakak lagi sibuk banget makanya sampe telat jemput."

"Sebenernya tadi cuma ada rapat kecil menjelang diadakannya  LADK senin besok. Tapi emang nggak bisa cepet, karena kalo udah diskusi, kadang ada saja pembicaraan yang memperpanjang materi rapat."

"Iya, Kak, nggak papa," jawab Insyira dengan senyumnya yang terukir tipis. Gadis itu merasa sangat lelah, beruntung tadi ia sholat Isya di awal  waktu hingga bisa langsung terlelap setelah membersikan diri sesampai di rumah nanti.

"Tapi besok, aku ada waktu lowong sedikit, sekitar  satu jam lah abis jam kantor selesai. Kamu mau ke mana?"

"Eh? Maksudnya, Kak?"

"Dari menikah, kita hampir nggak pernah punya waktu berdua buat jalan-jalan. Aku sibuk, kamu juga  kayak gitu. Dan aku tau ke depannya juga bakal lebih sibuk lagi. Jadi, mumpung ada waktu, gimana kalo besok kita jalan-jalan?"

"Syira mau sih, Kak, tapi mau jalan-jalan ke mana kalo cuma sejam? Jangan-jangan belum sampe tujuan kita harus pulang, itu kan buang-buang waktu."

"Makanya kamu kasi ide, mau ke mana gitu, yang deket aja."

"Syira nggak bisa deh kayaknya, Kak. Besok Syira harus ketemu Tante Widi buat neyerahin uang pembelian bahan kue. Terus rencananya Syira mau nyari perlengkapan Ibu yang bakal dibawa ke rumah barunya."

"Perlengkapan?"

"Iya, kayak alat masak, karpet,  sprei, pokoknya kebeutuhan rumah tangga gitu, Kak. Di adat kita kan gitu, wanita yang baru menikah membawa barang bawaan dari rumah orang tuanya ke rumah suami, tapi gara-gara Ibu udah nggak punya orang tua, dan Syira malu kalo harus ngerepotin tante-tante, biar Syira aja yang siepin."

OUR WEDDINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang