Jika kalian suka cerita ini, plisss rekomendasiin cerita ini di akun wp atau medsos kalian yakh. Dan jangan luoa, mention akikah😊😊😊😊
Jika kalian belum membaca Simpul Mati, itu berarti kalian belum betul-betul mengenal tulisan saya.
Simpul Mati adalah kisah tentang Sairaa, seorang gadis jelita ya kehormatannya direnggut sahabat sang kakak. Lelaki yang tidak pernah tau, bahwa telah menitipkan sesuatu 'di rahim' gadis yang ia anggap sebatas anak kecil.
☺☺☺☺☺☺
Tidak ada yang berbicara dalam perjalanan pulang, Insyira mempertahankan kediamannya semenjak acara makan siang yang berakhir dengan ketegangan antara dirinya dan sang ibu. Bahkan saat berpamitan pada bu Rahmi tadi, Sabihis lah yang bertugas sebagai 'juru bicara' wanita itu.
Bu Rahmi tentu saja memahami jika anaknya masih kesal dan itu membuatnya memutuskan memberi waktu pada Insyira menelaah keputusan sang ibu. Bagaimana pun putrinya adalah sosok manis yang sangat penurut. Hampir sepanjang ingatan bu Rahmi tak sekali pun Insyira pernah membangkang dari perintahnya. Jadi kini, saat dia memutuskan untuk memilih tinggal bersama calon suaminya setelah pernikahan kelak, juga akan menyewakan rumah mereka, bu Rahmi yakin pada akhirnya sang putri tetap akan menerima keputusannya. Sejak dulu, Insyira yang patuh tak pernah menolak keinginan ibunya, seberat apapun itu untuknya.
Namun, sekarang Sabihis lah yang kebingungan menghadapi Insyira. Semenjak tadi ia berusaha membuka percakapan tapi hanya dibalasi gelengan atau anggukan lemah. Yang paling membuat lelaki itu khawatir adalah, telaga bening milik Insyira yang terlihat berkaca-kaca. Sabihis menyadari tak bisa menyelami seberapa dalam luka yang timbul di dada Insyira atas perkataan bu Rahmi, tapi melihat bagaimana sang istri memilih membuang pandangan ke luar jendela mobil, menunjukkan bahwa Insyira sedang berusaha menutupi kerapuhannya.
"Lemari yang kupesen buat kamu itu udah dateng kata Bi Atin. Udah dimasukin ke kamar juga, aku minta diletakkin di samping lemariku. Nanti kalo kamu kecapean, biar Bi Atin yang bantu nyusun pakaian yang di koper itu ya." Sabihis tahu bahwa membicarakan lemari yang dia pesan untuk Insyira dua minggu lalu dalam suasana sesuram ini bukanlah tindakan bagus. Hanya saja lelaki itu gemas melihat ketidak berdayaan dirinya menyaksikan kesedihan Insyira. Sabihis memang tumbuh menjadi sosok yang bisa dikatakan sangat peduli pada orang lain, karena itu ketika menemukan wanita yang kini menjadi manusia yang paling dekat dengan dirinya sedang dirundung duka, entah mengapa ia ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat Insyira kembali ceria.
"Aku belum ngasi liat warna lemarinya ya? Aku buat kembar sama lemariku, ukurannya pun sama. Lemarinya dari kayu jati, dibuat toko mebel langgananku, tapi kemarin agak telat jadi karena bahan bakunya belum tersedia. Nanti kamu liat, deh, mudahan suka." Sabihis baru menyadari bahwa menjadi cerewet itu melelahkan, apalagi menghadapi wanita yang sedang ingin menutup mulutnya rapat-rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR WEDDING
Romance(SUDAH TERBIT/SUDAH DIHAPUS TGL 11 NOVEMBER) "Kakak udah nggak ada pilihan ya sampe aku banget yang harus jadi istri Kakak ?" --INSYIRA- " Bukan nggak ada pilihan, tapi malas milih. Jadi kamu pasrah aja, nentang juga percuma kan?" --SABIHIS-- Sela...