"Eril, gue percaya sama Lo tapi plis jujur sama gue. Lo malingnya atau bukan?" Tanya Sina dengan menekan setiap katanya.
Eril menunduk dan mengangguk kecil, walaupun dia tidak jujur pasti temannya akan tau juga kalau dialah malingnya.
"Kan apa gue bilang" ucap Gunawan bangga.
"Lo kenapa si Ril? Jangan ngaku kalo Lo bukan maling. Jangan terpojok gini" ucap Fero memberi semangat pada Eril. "Banyak orang yang dituduh penjahat karena dia disiksa pas di introgasi dan Lo jangan langsung kaya gini. Gue, Yasser, Sina percaya sama Lo bukan laki-laki banci kaya Gunawan" ucap Fero kesal.
"Gue emang maling Fer" ucap Eril lemas dan Yasser menghampirinya untuk memeluknya namun Eril menghindar. "Gue minta maaf, semua barang yang ilang dikelas ini ada dirumah gue. Gue yang maling" ucap Eril tanpa bisa menghentikan aliran air mata di pipinya "jam Lo juga fer" kalimat terakhir yang Eril ucapkan sebelum dia pergi keluar untuk ke toilet.
Sangat putus asa yang Eril rasa karena semua temannya sudah tau kalau dia maling dan berita ini akan tersebar se Antero sekolah.
Mungkin semua temannya membenci dia termasuk Yasser, pasti Yasser aja malu kalau teman-temannya tau Eril itu maling.
Setelah cukup lama Eril di toilet dengan menahan malu dia kembali kekelas dan mendapat tatapan sinis dari temannya.
Ketika Eril akan duduk pula Lita melempar tas Eril dan mendapat tatapan bingung dari Eril. "Pindah, gue gamau duduk sama maling" hanya air mata yang keluar Eril mengangkat tasnya dan pindah di pojok belakang ruangan, benar-benar dikucilkan.
Isakan pelan terus terdengar teman didepannya. "Berisik nangis Mulu, galiat apa lagi belajar" ucap Sekar geram dan dengan cepat Yasser bangkit dan membawa peralatan tulisnya ke belakang, disebelah Eril.
Kebetulan guru hanya memberi tugas tanpa masuk kedalam kelas.
"Ngapain?" Tanya Eril bingung.
"Nemenin pacar" ucap Yasser yang langsung pura-pura fokus ke bukunya.
Eril lemas dan hanya menenggelamkan wajahnya di atas meja, Yasser yang melihat itu mengelus kepala Eril dengan lembut tak peduli dengan tatapan teman-temannya.
"Kayanya Yasser kena pelet deh, udah tau pacarnya maling masih aja dibela" ucap Gunawan yang terdengar Yasser
"Eh banci diem Lo" saut Yasser dengan nada tinggi. "Heran gue, udah pada gede masih kaya bocah" lanjutnya sebelum tangannya ditarik oleh Eril.
"Udah" kata Eril sambil menghapus air mata di pipinya. "Lanjutin nulis lagi" perintah Eril yang mulai mengambil alat tulisnya untuk menulis.
"Bun?" Panggi Fero dengan nada pelan.
"Kenapa?" Saut Sina yang langsung merubah fokusnya dari Eril langsung ke Fero.
"Bunda yakin kalo Eril malingnya?" Tanya Fero dengan penasaran, karena Sina tidak memberikan respon apapun selain iba melihat Eril.
"Iya, dan gue benci" Sina mengatakan itu atas perintah otaknya bukan hatinya, dalam hati Sina percaya kalau Eril bukan maling namun pengakuan Eril mampu membuat otak Sina membenci Eril padahal hati Sina ingin sekali membela Eril dan memaki-maki Gunawan.
"Tapi kok ayah ngerasa kalo Eril itu ngaku karena terpojok ya" ucap Fero dengan wajah bingungnya.
"Lo gadenger? Tadi kan dia sendiri yang ngaku ambil jam Lo yang MAHAL itu!" Ucap Sina dengan nada tinggi sehingga membuat Sina dan Fero menjadi pusat perhatian.
"Bunda, jangan teriak kan malu diliat tetangga" kata Fero sambil mengusap-usap pundak Sina. "Gapapa-gapapa jangan diliatin dong" pinta Fero pada teman-temannya sehingga beberapa dari mereka mengubah fokusnya ke buku dan menulis tugas yang diberikan oleh Bu Reta - guru sejarah.
❤️❤️❤️
Saya percaya pada yang tak terlihat hehe.
Ayo QQ tinggalkan jejak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I hate Klepto [Completed]
Teen FictionWelcome in my story'. Baca dengan perasaan semoga ga ngebosenin. "Eril, gue percaya sama Lo tapi plis jujur sama gue. Lo malingnya atau bukan?" Tanya Sina dengan menekan setiap katanya. Eril menunduk dan mengangguk kecil, walaupun dia tidak jujur pa...
![I hate Klepto [Completed]](https://img.wattpad.com/cover/189440587-64-k934663.jpg)