Bangun tidur Eril merasa lebih lega karena semalam ia tertidur pulas dipelukan Rina, benar ya yang ternyaman adalah pelukan ibu.
Eril bangun dan menatap kosong meja khusus lalu terlintas sesuatu yang membuatnya tersenyum.
"Gue ga maling semalem hahaha padahal banyak barang menarik Wowwww" pekiknya senang dan heboh.
Segera dia mengambil handphone nya dan menekan panggilan untuk Yasser.
"Morning" sapa Eril sangat ramah dan senang.
"Eh udah ceria lagi ni" saut Yasser yang senang karena mendengar suara Eril yang ceria kembali seperti biasanya.
"Lo tau ga? Semalem gue ga nyolong apapun padahal banyak yang menarik di sana" ucap Eril antusias dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.
"Bagus dong, berarti udah bisa ngendaliin emosi?" Yasser cepat-cepat mengambil jaket dan kunci mobilnya untuk segera pergi kerumah Eril.
"Iyaa, gue mau ke mall sekarang" Eril bangkit dari tempatnya dan mengambil handuk untuk mandi "tapi mandi dulu, lo kesini kan?" Tanya Eril sebelum memutuskan sambungan telponnya.
"Ini dijalan"
"Cepet banget, yaudah bye" ucapan terakhir Eril sebelum akhirnya memutuskan sambungan telponya dengan Yasser.
•••
Luntang Lantung berjalan entah ingin kemana. Dengan suasana hati yang kacau Sina berjalan menarik tas kopernya diatas trotoar jalan. Ia bernaung sejenak dibawah lampu kuning jalan sambil menelpon Fero.
"Fero?"
"Iya bunda hehehe" jawab Fero dari sebrang sana.
"Lagi dimana? Bisa bantu gue gak?"
"Dirumah sih, bantuin apa Bun? Aku siap kok bantu kamu lahir batin"
"Iya" jawab Sina singkat tidak seperti biasanya Sina. Jika fero berbuat lelucon ia akan menjawab dengan nada nyolot. Namun kali ini perasaan ia tidak mendukung. Fero yang saat itu sangat merasa janggal dengan jawaban Sina.
"Yaudah, bunda dimana sekarang biar ayah jemput?"
"Di jalan angkasa, pas di halte nya"
"Oke, tunggu"
Sambungan cepat di putus Fero sebelum Sina menjawab. Sambil menunggu fero. Sina menatap ramainya kendaraan berlalu lalang. Hingga tiba bisingnya deru motor Fero yang membuyarkan lamunannya.
"Kenapa?" Tanya Fero turun dari motornya dan membuka helm full facenya menampilkan wajah penuh tanya.
"Apanya kenapa?"
"Bawa koper? Mau ke bandara? Mau mudik lebaran? Mau ninggalin ayah sendiri?" Tanya Fero asal seperti biasa di selingi lelucon.
"Apasih gausah lebay, entar gue ceritain, ayo jalan" Sina secepat kilat mendaratkan bokongnya di jok belakang motor ninja hitam.
"Terus gimana bawa kopernya Bun?" Fero yang bingung karena koper milik Sina cukup besar dan tak mungkin membawa koper serta membonceng Sina dibelakangnya.
Di ujung jalan dekat perkampungan Fero melihat beberapa tukang ojek. Fero berlari dan mendapat tatapan bingung dari Sina karena ketika Fero kembali ia sudah dibonceng oleh tukang ojek yang Fero panggil.
Setelah turun dari motor Fero mengangkat koper milik Sina dan memberikan nya pada tukang ojek itu.
"Deal ya bang" ucap Fero sambil berjabat tangan.
"Lo jual koper gue?" Tanya Sina aneh karena kejadian yang dia liat seperti orang yang telah melakukan transaksi.
"Alamatnya yang tadi" ucap Fero pada tukang ojek tanpa menjawab pertanyaan Sina.
"Siap bos" jawab tukang ojek sebelum meninggalkan Fero dan Sina yang kebingungan.
"Koper gue?" Tanya Sina sangat bingung karena kopernya dibawa pergi tukang ojek tersebut.
"Sekarang ikut ayah" kata Fero sambil tersenyum dan menyalahkan mesin motor. "Gamau naik? Mau ayah gendong?" Sina yang sedikit terkejut dengan ucapan Fero langsung naik di kursi penumpang motor Fero.
❤️❤️❤️
Lanjut dehhh tanggung dikit lagi:v
Tinggalkan jejak.

KAMU SEDANG MEMBACA
I hate Klepto [Completed]
Novela JuvenilWelcome in my story'. Baca dengan perasaan semoga ga ngebosenin. "Eril, gue percaya sama Lo tapi plis jujur sama gue. Lo malingnya atau bukan?" Tanya Sina dengan menekan setiap katanya. Eril menunduk dan mengangguk kecil, walaupun dia tidak jujur pa...