Malas sekali Sina melangkahkan kaki untuk masuk kerumah padahal waktu sudah menunjukan pukul 9 malam. Setiap pulang sekolah Sina tidak akan langsung pulang ia akan pergi ke rumah Vanesha atau Zoya atau mungkin keliling kota sendiri, baginya sendiri lebih baik daripada bersama keluarganya dirumah.
"Kok baru pulang?" Tanya Surya- papa Sina yang sedang duduk di sofa.
"Ya emang biasa nya pulang jam segini" saut Sina tanpa menoleh dan pergi ke kamarnya.
Lagi-lagi Sina kesal karena kamarnya di isi oleh Ratu- saudara tirinya. "Keluar!" Perintah Sina tanpa ekspresi.
"Gamau, Lo aja yang keluar" bantah Ratu, ini yang Sina benci kalaupun ia berusaha menenangkan haknya Papa nya akan membela Ratu dan Sina harus mengalah.
"Ini kamar gue" ucap Sina masih tanpa nada bicara.
"Lo pindah kamar aja, ini buat gue"
"LO KELUAR! INI KAMAR GUE!" Teriak Sina kehilangan kesabaran "kenapa si Lo selalu ambil hak gue? Kenapa Lo sama nyokap lo harus ada di sini?" Tanya Sina kesal.
"Sina apa si?" Tika - sang mama tiri datang dan dalam pikiran Sina pasti dia akan bela anak nya dan buat Papanya juga membela Ratu.
"Anak Lo tuh pindahin. Ini kamar gue, gue mau istirahat capek" ucap Sina tanpa sopan santun.
"Ga sopan kamu, itu mama kamu Sina" tiba-tiba suara berat papa menginterupsi pendengaran Sina.
"Mama aku cuma mama Vina pa" ucapnya sedikit melembut "Dia bukan mama aku" tunjuk Sina pada Tika.
"Dia itu mama kamu, mau bagaimana pun dia itu mama kamu dan yang ada dikamar itu Kaka kamu. Kamu harus ngalah sama Kaka kamu dan harus sopan sama mama kamu"
"Berisik pa, Sina cape. Suruh aja mereka pergi dari kamar Sina" Sina mulai kehilangan sopan santun atau mungkin sudah kehilangan sopan santun pada papanya juga "sina gasuruh mereka keluar dari rumah kok. Cukup kosongin kamar Sina aja udah galebih"
"Kamu tidur dikamar samping aja" ucap Surya tak memenuhi keinginan Sina.
"CK! Gue lagi yang pindah. Padahal kamar gue" keluhnya dengan nada kencang agar sang ayah bisa mendengar itu.
•••
Tatapan Eril tak beralih dari meja khusus dikamarnya, dimana isinya adalah barang-barang hasil curiannya selama 4 bulan terakhir.
"Kenapa gue nyuri ya?" Tanya nya sendiri. "Semua barang ga berguna gue ambil dan gue bawa pulang padahal gue mampu beli, tapi gue juga seneng kalo abis nyuri dan deg-degan takut ketahuan" monolog Eril, jangankan orang lain dia sendiri aja gatau kenapa jadi maling.
"Apa gue periksa aja ya ke dokter?" Eril beranjak dan mengambil handphone nya untuk menghubungi Yasser sang kekasih.
Jemarinya yang mengetik dengan cepat dan mengirim nya pada Yasser.
Me : besok anter gue ke dokter
Yasser : sakit?
Me : iya
Yasser : sakit apa?
Me : jiwa maling pengen gue obatin
Yasser : hm, ke psikolog aja jangan ke dokter
Me : emang gue gila?
Yasser : iya, gila karena gue wkwkTak bisa balas lagi, Eril mengbangkan senyumnya. Usia hubungan yang sudah lumayan lama tetap membuatnya malu kalau Yasser sudah mengeluarkan kata-kata manis.
❤️❤️❤️
Sebagian konflik terpecahkan. Nyicil yaa kaya panci wkwkTinggalkan jejak!

KAMU SEDANG MEMBACA
I hate Klepto [Completed]
Fiksi RemajaWelcome in my story'. Baca dengan perasaan semoga ga ngebosenin. "Eril, gue percaya sama Lo tapi plis jujur sama gue. Lo malingnya atau bukan?" Tanya Sina dengan menekan setiap katanya. Eril menunduk dan mengangguk kecil, walaupun dia tidak jujur pa...