IHK - 10

26 6 0
                                        

Setelah menunggu waktu yang dijanjikan 3 sahabat ini akhirnya bisa menikmati polusi di kota Jakarta ini.

"Lo deket ya sama Fero?" Tanya Nesha sambil menyetir mobilnya.

"Nggalah Nesha orang sekarang gada Fero" saut Oya yang duduk di kursi belakang.

"Lo diem Ya, gue nanya Sina. Bocah kaya lo mana paham"

"Iihh Lo kok ngeselin si, nanti gue bayar 80 juta diem lo" saut Oya kesal karena selalu dibilang anak kecil oleh teman-temannya.

"Kok 80 juta?" Tanya Sina bingung.

"Iya kan Vanesha"

"Serah lo Oya koya. Gue ngomong sama Sina." Kesal Nesha pada temannya yang selalu ga nyambung ini. "Gimana sin, Lo deket sama Fero?" Ulang Nesha.

"Kayanya si Fero suka sama gue Nes" ucap Sina dengan tatapan fokus ke layar handphone

"Kok Lo gr si" ucap Oya sekenanya.

"Ih bener, dia tuh udah 2 hari ini kaya ngedeketin gue dan telpon gue malem-malem abis itu selalu modusin gue gitu. Dan kayanya gue juga baper deh" ucap Sina panjang lebar.

Getaran pada handphone Sina membuatnya kembali terfokus ke layar handphone. "Tuh kan, dia nembak gue" pekik Sina refleks ketika melihat pesan dari Fero.

"Siapa yang bawa tembakan sin?" Tanya Oya spontan dengan tatapan bingung.

"Oya masih kecil diem aja ya" ucap Sina dan disusul cengiran Nesha.

"Bilang sin, kalo berani langsung gue gaterima ungkapan perasaan di layar hp" saran dari Nesha membuat Sina tersenyum dan mulai mengetikan jemarinya diatas handphone.

Fero : gue sebenernya udah lama suka sama Lo, tapi gue malu jadi gue caper caper aja biar Lo perhatiin gue. Lo mau ga jadi pacar gue? Mau aja dong gue udah gatahan ni mau pacaran sama Lo.

Me : ngaco Lo! Gue gamau pacaran kalo Lo ngungkapin perasaan lewat chat gini emang gue apaan? Kalo berani langsung!

Fero : nanti malem, dandan yang cantik ya jam 7, ditaman komplek rumah gue mwehehe

Setelah itu hanya senyuman yang Sina berikan pada siapapun yang ada didepannya.

•••

Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore dan Eril masih merasa sedih atas dirinya sendiri, masih dengan posisi tiduran sambil menatap langit-langit kamar sesekali menitih kan air mata. Susah sekali agar tidak menangis pikirnya, kenapa hidupnya semenderita ini gara-gara kelainan yang dicderita.

Handphone Eril bergetar lagi-lagi pesan masuk dari kekasihnya ia hanya membacanya saja tanpa ada niat untuk membalas, karena ia merasa sudah sangat membuat Yasser menderita dan repot.

Yasser : nanti malem gue jemput ya, jam 6 udah rapih. Solat Maghrib dulu jangan lupa.
Yasser : kita bantuin Fero buat ngungkapin perasaan ke Sina.
Yasser : gimana? Mau ga?

Me : gausah. Gabakal diizinin sama Mama.

Yasser : gapapa, nanti gue bilang sama Tante Rina biar Lo pergi sama gue.

Eril beranjak dari tempatnya dan masuk kedalam kamar mandi, kalo Yasser bilang sama Rina pasti Eril boleh keluar tanpa alasan apapun Eril pasti pergi.

Selesai melakukan semua kewajibannya Eril mulai memoleskan make up ke wajahnya, natural.

"Gue emang cantik, jadi ga kaget kalo gue kaya gini hehe" ucap Eril sambil tersenyum didepan cermin.

Tampilan yang natural dengan celana jeans abu-abu muda dan kaos oblong yang ditutup sweater berwarna Dongker polos serta rambutnya yang di kuncir ala buntut kuda tetap tetap membuatnya terlihat cantik dan menawan.

❤️❤️❤️

Tinggalkan jejak!
Kasih saran yaa, buat yg amatir ini wkwk

I hate Klepto [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang